Pages

Friday, February 10, 2017

(Menuju) Cina (22 January 2017'

Weekend, maka adminpun weekend. Dia berpesan," Selamat pagi. Surat pemanggilan belum bisa diberi nomor dan ditandatangani oleh Pak Direktur sebelum beliau berkonsultasi dengan Bapak Dirjen. Insya Allah hari Senin, jika Pak Dirjen ada waktu... kami menghadap beliau dengan membawa TOR yang sudah jadi. Jadi mohon doa restunya ya, Bapak/Ibu! Semoga lancar jaya... Maaf kalau weekend saya ga buka HP ini. Jadi nanti saya aktif lagi hari Senin. Terima kasih dan selamat berakhir pekan."

Pemberitahuan di atas sangat bagus, artinya pada weekend gawai dimatikan dan menghabiskan semua waktu untuk keluarga.
Aku baru bisa menghubungkan, inilah maksud dari full day school. Weekend, hanya untuk keluarga.

Pada saat weekend, lbu-lbu kantoran memulai harinya dengan pergi ke pasar. Beli bahan- bahan makanan sehat untuk keluarga, kemudian memasak makanan favorite keluarga. Kemudian makan bersama. Surga kecil.

Aku mungkin memiliki weekend akibat pelaksanaan kebijakan. Namun aku sendiri, belum mampu weekend. Berperan sebagai kepala keluarga yang menghidupi tiga orang, weekend untuk sementara ditunda dulu.

Aku harus bekerja keras, melebihi kekuatanku jika mungkin. Misalnya, sesekali aku bekerja diluar tugas utama untuk menggenapi kebutuhan. Bekerja dari pagi (pukul 8), istirahat duhur dan magrib, bekerja lagi sampai pukul 10 malam, plus mengerjakan yang tidak selesai. Jadilah tidur pukul 12. Bangun pukul 4, bekerja sampai jam 6.
24 jam bekerja sepertu itu dihargai 150 ribu. Weekend menjadi terhapus dalam kamusku, karena kerja luar dengan dedikasi sehari 14 jam pun tidak mampu mencukupinya.

Perolehan kerja keras mampu menjaga keluargaku dari lapar. Dalam arti tidak kelaparan.
Sesekali anakku hanya bisa melihat orang lain sekeluarga makan di DeBaksoku, dan itu jadi sudah biasa. Setiap upah kerjaku, benar-benar hanya bisa menghidupi keluargaku.
Dengan sedikit bonus, tahun ini si sulung bisa terbayar kuliahnya. Bonus tambahan, minggu imo si ade bisa beli sepatu di toko Bata seharga 199.900. Si ade walaupun anak SD, sangat hati-hati jika meminta sesuatu; dia lebih dulu berkata bahwa ingin punya sepatu yang kuat (tahun lalu beli sepatu diskonan hanya bertahan 6 bulan, kalah sama hujan, sisanya tiap pulang sekolah kedinginan karena sepatunya patah bagian bawahnya dan air masuk kedalamnya).

Tentu aku akan tidak dipercaya jika tidak dapat menikmati weekend dengan gelar dan prestasi kerjaku. Apalagi aku bisa berblog dan menulis menuju Cina. Dagelan apa yang aku mainkan?


No comments:

Post a Comment