Pages

Thursday, July 20, 2017

Hari Ke-2

Kabar di Group WA bahwa hari ke-2 para guru dan siswa kelas 11 dan 12 diperkenankan menikmati kemerdekaan di sekolah. Saya merasa senang diberi kemerdekaan. Sama halnya dengan manusia lainnya, guru adalah manusia yang bahagia jika diberi keleluasaan untuk menikmati harinya tanpa jadwal. Dia dapat membuat jadwal sendiri yang menurutnya harus dilakukan. Saya pun demikian.
Hari ke-2 diisi dengan mengurusi anak saya sendiri yang mendapatkan kesempatan menjadi peserta International Youth Camp di Rosatom School, Rusia. Saya memulai hari dari pukul 6.15 dengan berangkat ke Rumah Sakit untuk mendapatkan antrian sebagai seorang Ibu yang membutuhkan bantuan dibuatkan Surat Keterangan Sehat dari Dokter untuk anaknya. Pegawai RS mengatakan bahwa Dokter mungkin akan hadir pukul 8. Saya membayangkan menunggu 2 jam.

Keberuntungan sedang berpihak pada saya, pukul 7 Dokter telah tiba. Beliau bersedia mengisi format yang disediakan dari pusat kebudayaan Rusia. Pertemuan dengan Dokter berakhir setelah beliau membubuhkan tanda tangan dan cap.

Saya segera menuju SMP dimana anak saya sedang mengikuti masa orientasi. Pihak sekolah menyambut kehadiran saya sebagai orang tua dengan ramah. Kepala Sekolah berterimakasih atas keikutsertaan anak saya pada kegiatan internasional dengan membawa nama SMP yang dipimpinnya.
Petualangan hari ke-2 belum selesai, saya mencari tempat dimana saya bisa mencetak foto untuk persyaratan membuat visa anak saya. Pukul 9, beberapa toko belum mulai aktivitasnya. Lagi-lagi, keberuntungan bersama saya, di studio dekat Pegadaian, telah buka. Maka selesailah persyaratan untuk anak saya dibuat. pada pukul 10 semua dokumen tersebut diantar ke Pusat Kebudayaan Rusia, Jakarta oleh anak saya yang pertama.

Setelah semua persyaratan berada pada posisi sedang diantarkan, saya ke sekolah. Dalam benak saya, belum ada kegiatan yang terjadwal, jadi saya harus kembali membuat jadwal sendiri.
Jadwal yang saya buat adalah melanjutkan analisis silabus, membaca buku, menulis untuk blog, melanjutkan cerita dengan tokoh Sunda ‘Bi Janah’, dan mengingatkan anggota komunitas PKB untuk mulai melakukan analisis silabus.


Sekolah bagi saya merupakan tempat belajar. Kapan pun saya berada di sekolah,  saya harus mendapatkan pelajaran. Seorang guru, sama dengan orang-orang lainnya di luar sana, memiliki tanggung jawab untuk belajar sepanjang hayat. Jika saya ditemukan selalu seperti sibuk membaca, menulis, dan mengajar, maka saya sedang belajar. 

No comments:

Post a Comment