Pages

Sunday, August 20, 2017

Hari ke-35 Memaksa literat

Bangun pagi buta (kepagian, waktu menunjukkan pukul 2.02) kepala telah penuh rangkaian aktivitas. Saya harus menyiapkan banyak hal untuk Gebyar Infak Buku pada Senin esok, 21 Agustus, di sekolah tempat saya mengajar. Saya 'memaksa' warga sekolah bersedia melaksanakan gerakan literasi dengan cara membaca 15 menit pada pukul 7.00 sampai 7.15 setiap hari Selasa, Rabu, dan Kamis.

Saya menggunakan kata 'memaksa' karena memang saya seolah mendesak warga sekolah agar bersetuju dengan kegiatan literasi. Mungkin bagi beberapa orang, saya dianggap ambisius karena menginginkan kegiatan yang setahun lalu telah ditolak pihak sekolah. Bagi saya, sesungguhnya,  literasi berjalan, saya tidak mendapatkan untung; sebaliknya, literasi tidak berjalan,  saya pun tidak rugi.

Tahun ini, entah bagaimana mulanya, jam kesatu mulai pukul 7.15, artinya ada waktu 15 menit  tidak bertuan (mulai pukul 7.00 sampai 7.15). Saya kembali mengajak agar waktu tak bertuan tersebut dimanfaatkan untuk kegiatan pembiasaan membaca. Kali ini, diterima, dengan catatan saya jadi penanggung jawab kegiatan. Saya bersedia mencontohkan berliterasi. Saya diminta membuat panduan,  program, dan hal lainnya yang terkait pelaksanaan literasi di sekolah.

Saya menyanggupi semuanya. Semoga dengan cara ini, saya membuka kesempatan kepada guru dan siswa untuk menjadi warga negara literat yang mampu berbahasa secara reseptif dan selanjutnya produktif mengomunikasikan bacaan dalam tulisan.  Semoga saya tidak lagi mendengar keluhan siswa yang berkata mereka malas ujian karena soalnya berupa bacaan panjang-panjang. Malas mengerjakan tugas guru karena harus membaca buku dulu. Malas kerja kelompok karena harus menulis laporan. Semoga juga tidak mendengar guru yang kebingungan harus menulis tulisan populer apa di koran yang telah melakukan MoU dengan sekolah sejak 3 tahun lalu karena tidak punya bahan untuk dijadikan konten tulisan.

Saya kembali membuka file proposal kegiatan literasi yang tahun lalu telah diajukan kepada pihak sekolah. Beberapa bagian saya sesuaikan dan dipertajam sehingga sangat bersifat teknis, tanpa disadari saya telah membuat panduan.  Saya pun membuat program perbulan agar memudahkan pihak berkepentingan melihat kemajuan dan menilai efektifitas program. Saya berpikir, penting sekali warga sekolah membaca panduan pelaksanaan literasi, juga mengetahui program selama satu tahun ajaran. Saya meminta izin pimpinan untuk mengunggah panduan dan program ke laman WA grup sekolah. Selain itu saya juga mengunggah petunjuk teknis yang harus dilakukan pada hari Senin ketika Gebyar Infak Buku dilaksanakan. Segera setelah diizinkan, saya unggah.

Hanya dua orang guru yang menunjukkan respon atas unggahan panduan,  program dan petunjuk teknis. Saya berbicara pada diri sendiri bahwa tentu saja tidak akan viral. Berbeda dengan unggahan  video, tulisan  berbau agama atau anjuran khasiat obat, hoax artis, sudah pasti disediakan waktu untuk mengetahuinya. Panduan dan program tentu saja tidak semenggoda tulisan hoax.

Diluar dugaan, beberapa siswa menghubungi melalui LINE. Mereka menanyakan literasi. Saya jawab seperlunya, karena sepertinya yang bertanyapun tidak jelas apa yang hendak ditanyakan. Saya merasa sedikit tenang. Ternyata literasi disambut baik warga sekolah. Jumlah yang merespon bukan jadi ukuran bahwa literasi yang sedang saya paksakan tidak diterima. Siapa tahu, yang tidak merespon sesungguhnya telah literat dan tidak perlu  mengkonfirmasi.

Rencana aktivitas yang berjejer sejak pukul 2 pagi, satu persatu selesai. Walapun, tersisa beberapa aktivitas yang belum tuntas, saya anggap saya telah melalui hari Minggu yang gemilang. Ajakan berliterasi diterima, itu sama maknanya dengan akan lahirnya perubahan besar dalam cara pikir. Membaca mengubah orang. You are what you read, anda adalah wujud dari yang anda  baca. Jika anda membaca AlQuran, maka wujud ayat-ayatnya adalah sikap, prilaku dan aktivitas anda. Jika anda membaca Bumi Manusia, Pramoedya, maka sikap lembut anda pada nasib kaum perempuan adalah pengaruh internalisasi bacaan dengan kepribadian anda.
Membuat orang lain bersedia membaca merupakan keberhasilan dan jalan bagi terbukanya  perubahan.

No comments:

Post a Comment