Pages

Thursday, August 24, 2017

Hari ke-38 Medan bikin geger dunia

Tetiba saya ingin menonton TV. Selama empat hari di Cosmo Amaroossa hotel,  tidak terpikirkan memilih channel TV Cable saking ketatnya jadwal. Secara tertulis kegiatan mulai pukul 7.30, selesai  21.30, pada kenyataannya breakfast pukul 7 (artinya perlu paling tidak 2 jam untuk mandi dan mengecek materi yang hendak disajikan), dan tidur paling cepat pukul 22.30 seusai briefing malam.

Waktu 2 jam sebelum cek out bisa digunakan untuk menonton tivi yang sudah lebih dari 3 bulan tidak dilakukan. Bukan karena puasa dari mass media tapi memang tidak punya tivi.
Ketika klik televisi berbunyi, entah channel apa. Dalam bahasa Inggris disajikan berita tentang Indonesia (tidak ada kata Indonesia yang sempat didengar, namun kata "Medan" diartikan sebagai Indonesia).

Diceritakan ada seorang dukun bernama AS. Katanya dia bermimpi bertemu ayahnya. Dalam mimpinya dia disarankan meminum air liur 70 orang wanita agar ilmunya sebagai penyembuh (healer)  sempurna. Diceritakan pula bahwa AS disebut Datuk karena dia menikahi tiga kakak beradik dan beranak pinak dalam satu rumah.

Tayangan dukun AS dipotong oleh adegan seorang lbu yang menangis tersedu-sedu penuh kecewa, dan duka yang tak terperikan.  Dia ternyata salah satu lbu, yang anaknya menjadi korban kekejian Dukun AS. Si Anak bernama Dewi, seorang lbu muda, yang baru beranak 2 bulan. Dewi meminta bantuan dukun AS dan untuk terkabulnya keinginan Dewi, syaratnya dia harus berani dikubur setengah pinggang. Maka ritual penguburan dilakukan dibantu istri pertama dukun AS. Setelah dikubur di perkebunan tebu, Dewi dicekik sampai mati dan air liurnya diminum.

Dewi bukan korban satu-satunya. Mayatna ditinggalkan begitu saja. Akhirnya,  mayat Dewi ditemukan. Setelah pemeriksaan lebih lanjut,  polisi menemukan 42 korban lainnya. Pencarian dihentikan karena mayat lainnya telah rusak dan sulit untuk dikenali.

Dukun AS melakukan pembunuhan selama hampir 7 tahun. Kemudian dukun AS dan istri pertamanya  dihukum mati. 
Menurut penggali berita, dukun AS sangat tenang ketika dipersidangan sehingga diragukan kondisi kejiwaannya. Kondisi kestabilan jiwanya dijelaskan ahli kejiwaan bahwa dukun AS sadar benar akan semua perbuatannya.

Fenomena mencari kekuatan supranatural dan magis banyak ditemukan dalam kamus budaya Indonesia. Pencarian kekuatan biasanya dengan harus  memenuhi sarat tertentu yang terdengar tidak rasional.  Berikut ditulis beberapa contoh  cara yang beredar dari mulut ke mulut tentang  cara mendapatkan kekuatan, yaitu dengan sarat menggagahi 40 gadis, harus mandi di 7 sumur berbeda,  harus  puasa makan tanpa garam selama 40 hari, harus puasa bicara selama 7 hari, harus tidur di makam keramat, harus memotong ayam hitam camani, harus memotong kepala kerbau, dan banyak yang lainnya yang beredar di setiap wilayah Indonesia.

Kembali pada kasus Medan yang direkam secara detil oleh tivi asing. Dukun AS menerima hukuman mati dengan cara ditembak. Mayatnya  dikembalikan kepada keluarganya yang kebetulan satu kampung dengan Dewi. Masyarakat menolak mayat AS, mereka menganggap terlalu menyakitkan harus menguburkan mayat pembunuh dengan korban dalam satu hamparan tanah dalam satu kampung. Penolakan ini mengakibatkan mayat AS dibawa ke desa tetangga. Namun, desa tetangganya pun menolak menerima titipan 'mayat'.  Akhirnya polisi membawa mayat AS sejauh 150km dari tempat yang direncanakan sebagai peristirahatan terakhirnya.

Orang yang dianggap kontroversial dan menghebohkan dunia semasa hidup, ternyata masih  kontroversial dan menghebohkan pula ketika telah mati. 

No comments:

Post a Comment