Pages

Saturday, October 31, 2020

Macam-macam Nenas

Nenas itu ternyata banyak macamnya.
Macam 1
Daunnya berwarna merah tua, tidak begitu berduri.

Macam 2
Daunnya hijau, pendek, duringa banyak. Bunganya berwarna merah,  hanya hiasan. 

Macam 3
Buah utama dikelilingi buah kecil-kecil.

Macam 4
Yang biasa ditemui di Jawa Barat. 
Bagian atas buah Nenas bisa ditanam jadi bibit untuk anakan. 
Pohon suji. Daunnya digunakan untuk pewarna. Caranya: daun suji ditumbuk,  beri air, peras, warna yang dihasilkan hijau.  Bisa untuk makanan sebagai pewarna alami. 

Temu Kangen Cawas

Rida, Yunina, Lilis, and (l don't know the rest)

Pertemuan selalu menarik untuk diikuti.  Oleh karenanya, pertemuan atau silaturahmi dianjurkan. Pertemuan dengan sesama teman seperjuangan,  bisa saling menguatkan, bisa saling mendorong untuk lebih tabah.

Pada saat bersua orang seperjuangan,  terbayang masa-masa yang kami lalui bersama. Suka, duka, juga kekonyolan yang muncul akibat ketidaktahuan masa perjuangan, kembali terlihat dengan jelas. 

Para 'cantik' (acan dilantik) penting untuk bisa bersua. Sambil makan bisa berbagi beban psikologis menanggung label cantik.
Cantik, label,  mungkin tidak terlalu terasa berat.  Yang berat adalah menampakkan wajah di tempat kerja, dengan sambutan tatapan seolah mengundang tanya "kok belum dilantik?' 


Berubah sesuai kodrat alam

Pertemuan dengan teman SMA, sebelumnya,  selalu saya hindari.  Banyak hal yang membuat saya melakukan hal itu. Salah satunya adalah enggan. 
Enggan mengingat masa SMA yang tidak begitu berkesan. 
Saya akan melihat masa lalu di mana saya merasa tidak memilki identitas dan tidak penting. Yang lebih buruk, saya tidak menyukai diri saya sendiri. 
Masih dapat saya ingat dengan baik bagaimana saya memandang diri saya sebagai siswa yang biasa saja, siswa yang mencoba mendapat respek karena sedikit mau  belajar. 
Kondisi saat ini. 
Hotimah,  masih Hotimah,  yang menjadi dirinya dengan segala keunikannya. Lina, Rudi, Mahmud (TU, SMK), Roni (Bintaro), Fatimah, Lilis, Yuyu (penyumbatan pembuluh darah, jantung,  Tanggeung), Aris (dagang, anak satu masih SMP), Burhan. 
Kopi, cafe, Roni. 




llda jadi PNS

Aya béja anu matak bungah, llda lulus jadi PNS.
Ieu omonganna dina WA
Ya Allah alhamdulillah
Ibu, bapa guru2 ilda sadayana, rerencangan ilda sadayana. Hatur nuhun pisan kanggo sadaya doa sareng dukunganna.
Ti mulai ilda sakola di smanda, janten guru di smanda, pengalaman & kenangannya luar biasa.
Hapunten bilih seueur kalepatan sareng kakirangan.
Insya Allah smanda adalah hal terbaik pertama yg ilda ceritakan di tempat baru.
❤️❤️❤️

Omonganna teu aya méncog, manéhna bener murid kuring baheula. Murid, anakna guru, anu tangtuna gé jadi babaturan keur kuring mah. Bapana guru seni rupa, ibuna guru SD. Darah seni ngocor, llda gé guru seni. Bédana llda mah seni tari. Adina llda ogé, sarua kaajar ku kuring, Anggés.  Éta gé boga pagawéan anu aya patalina jeung seni. Asana, béja méméh korona, adina jadi penari di salah sahiji stasiun tipi, anu kawilang caang sacara buruh jeung kasempetan ka hareupna.

Murid geus jadi guru, kuring geus arék miang ninggalkeun ngajar murid, mimiti ngajar guru. Mudah-mudahan llda bisa ngajurung laku kana nanjeurna dinya atikan di Indonesia. Guru seni mah atuda istimewa. Bisa ngolah rasa. Murid bakal jadi leuwih anteb diajarna lamun bisa ngolah rasa. Utamana rasa seunggah diajar. Apanan panyakit budak (kolot oge) jaman ayeuna mah ngan hiji "kelud'. Kedul. 
Baheula mah nyebut kedul téh wirang kacida. Jaman kiwari mah, kacapangan sapopoé baé taya harti nanaon. Ngucapkeun "horéam diajar téh males (malas, bahasa Indonesia).
Sugan ku guru seni mah, urusan nu kieu bisa dibébérés. 

CGP reflection in.videos

One of the tasks to fulfil by CGP is making a reflection towards the teaching mind set proposed by Ki Hajar Dewantara.

My team,  Mad Rohim shared his ideas in a video

Tuti also made a video

She introduced her school in the opening part of her video.



Lomba guru

Saat membaca lomba guru dan kepala sekolah, pikiran langsung mengiyakan perkataan lbu Maria. Beliau mengatakan, jangan jadi pengawas. Kegiatan,  lomba, perhatian,  dan segala hal,  lebih banyak diperuntukkan bagi guru ketimbang pengawas. 
Pengawas, kurang diperhatikan karena terbukti kehadirannya tidak sepenting guru dalam memajukan pendidikan.  Sebaliknya,  ngerepotin, ngerecokin, sok tahu, bikin ribet karena lambat update informasi, tapi ngeukeuh dengan kebenaran ala dirinya sendiri. 

Reuni

Ini reuni pertama yang akan saya ikuti setelah berpisah sejak SMA berpuluh tahun silam.

Seperti apa pertemuan dengan teman se-SMA. Saya,  dulu, inferior, merasa secluded, feel low, nobody, villager. 
Apakah kini masih merasakan hal yang sama? 

Harus datang dulu ke pertemuannya, baru bisa mengatakan apa. 

Tuesday, October 27, 2020

Reuni

"Waktosna  robih Bu, majeng.  Sanés énjing tapi dinten ieu urang tepang téh." WA ti Santi katarima pas kuring keur niténan tulisan barudak SMAN 1 Cianjur.  

Guru giru laptop ditinggalkeun.  Bisi baé Santi ngan sakeudeung di SMAN 2 Cianjurna. Kuring indit ngeteyep maké mobil. Indit ngeteyep lain rerencepan,  éstuning ngeteyep pédah tacan tapis mawa mobilna.  Dina jandéla tukang mobil ngajeblag tulisan Belajar, mohon  jaga jarak. Tulisan anu cukup keur ngabuktikeun yén kuring pantes ngeteyep mawa mobilna.

Santi téh pamajikanna Ervan.  Ervan téh babaturan kuliah S2 UPI Bandung. Kuring kenal deukeutna mah ka Ervan, babaturan sakelas waktu kuliah.  Ari ka Santi mah katalian ku Ervan.

Béja ti Santi, Ervan ayeuna geus jadi PNS, dosén, di UIN. Asana Ervan mah lulusan ti UIN. Jadi ngajarna balik deui ka almamaterna sorangan. 
Keur Ervan mah,  lamun jadi dosen téh cocok jeung mantes pisan. Ervan, pinter bisa ngawasa ngajar jeung elmu nu imbang lamun jadi dosén. 

Panggih jeung Santi di SMAN 2 Cianjur kabeneran bae. Santi aya acara kunjungan ekskul. Santi mah ngajarna di SMKN 1 Majalengka, nyepeng ekskul Basa Inggris.  Hanjakal bae di SMAN 2  Cianjur mah teu aya wakil basa Inggris. 

Sunday, October 25, 2020

Karakter Pelajar Pancasila harus dilatihkan

 

Mengizinkan keluhan ditulis dan dijadikan sebuah buku merupakan latihan pembentukan sikap bertangung jawab terhadap setiap kata yang diucapkan.

Inikah karakter murid kita?

Berita buruknya bahasa dan perilaku murid kepada guru  berkali-kali ditayangkan di layar kaca. Diudarakan secara audiovisual dari salah satu televisi swasta, seorang murid mencengkeram kerah baju gurunya ketika ditegur merokok di dalam kelas. Selain mengakibatkan gurunya terintimidasi secara fisik, murid tersebut mengeluarkan kata-kata yang tidak sopan kepada gurunya. Pemandangan perilaku negatif yang memprihantinkan yang seharusnya tidak terjadi di kalangan pelajar Indonesia. 

Negara Indoenesia yang berideologikan Pancasila, sejatinya anak-anak bangsa ini menghayati dan mengamalkan karakter Pancasila. Karakter-karakter positif  pelajar Pancasila seperti beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, gotong royong, dan kreatif seharusnya menjadi profil unik personal para murid. Namun nilai-nilai tersebut tidak tercermin pada perilaku siswa yang sedang mencengkeram kerah baju gurunya. Nilai-nilai Pancasila seolah pudar dan tidak menjadi karakter khas anak Indonesia dalam kesehariannya. 


Reflkesi pengajaran

Perlu refleksi yang mendalam terhadap praktik mengajar yang selama ini telah dilaksanakan. Munculnya siswa yang berani menentang guru ketika diingatkan untuk berkelakuan baik, bisa saja karena ada bagian dari pembelajaran yang mengakibatkan siswa tersebut berperilaku berlawanan dengan profil pelajar Pancasila. 

Pembiaran dan permisif diasumsikan merupakan dua aspek yang menjerumuskan murid pada kesimpulan bertindak yang salah. Sebagai contoh, seorang siswa memiliki keperluan kepada temannya. Saat itu, temannya sedang berada di dalam kelas dan dia dengan tanpa izin langsung melongok dari jendela dan berbicara dengan temannya yang sedang belajar bersama gurunya di dalam kelas. Guru yang sedang mengajar membiarkan siswa dari luar jendela mengobrol dengan siswa yang sedang belajar bersamanya. Alasan yang membuat guru tersebut membiarka dan mengizinkan tindakan non etis tersebut adalah bahwa kedua murid tersebut tidak mengganggu jalannya proses belajar. Alasan ini tidaklah tepat. 

Tindakan apapun yang dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran adalah pengajaran. Pada saat guru membiarkan muridnya mengobrol dengan murid yang melongok dari jendela dipandang dan disimpulkan para murid bahwa tindakan itu baik, tindakan itu sopan, tindakan itu tidak melanggar etika, dan dianggap itulah pengajaran karena guru tidak menegur apalagi mengoreksi tindakan tersebut. Terdapat beberapa tindakan lebih ekstrim yang dilakukan oleh para murid namun dibiarkan terjadi oleh guru tanpa diberitahu, ditegur apalagi diangkat sebagai bahan diskusi di dalam kelas.


Guru wajib melatihkan dan membiasakan sikap positif

Membekali siswa dengan karakter Pancasila melalui pembelajaran dan pengajaran perlu dilatihkan, dicontohkan sehingga kelak menjadi kebiasaan baik. Guru sebagai orang dewasa, berkewajiban untuk membimbing murid menjadi individu yang berkarakter positif.. Di bawah ini, disarikan contoh membentuk perilaku positif yakni kolaborasi atau gotong royong yang diharapkan ditunjukkan murid. Sumber contoh ini diambil dari video untuk para guru penggerak yang disediakan pada LMS elearning guru penggerak. 

Ilutsrasi 1
Guru A berkata kepada murid-muridnya bahwa para murid besok harus membawa alat-alat kebersihan. Tujuannya agar para murid membersihkan kelas, dan guru meminta para murid untuk menjadi juara kebersihan kelas. Memenuhi rencananya, guru A menyeru murid-muridnya dengan berujar, "Sekolah kita mengadakan lomba kebersihan. Besok, kamu semua membawa alat-alat kebersihan ya. Bersihkan kelasnya ya, agar kelas kita menjadi juara kebersihan." Esok harinya, para murid membersihkan kelas. Murid yang tidak membawa alat kebersihan dari rumah berebut alat kebersihaan. Diam-diam dia ingin memberikan kesan turut serta membersihkan kelas dan dia menunggu pujian dari guru A atas usahanya itu.  

Ilustrasi 2
Guru B memiliki rencana yang sama yakni ingin agar kelasnya bersih. Berlawaman dengan Guru A, alih-alih meminta para murid membawa alat kebersihan dari rumah, dia mengajak para muridnya untuk mengamati kelas. Setelah mengamati kelas, guru B bertanya, "Setelah mengamati kondisi kelas, bagaimana kondisi kelas kita? Apa yang dapat kita lakukan agar kelas kita nyaman?" Seorang murid mengacungkan tangan dan mengajukan gagasan untuk secara bersama-sama membersihkan kelas. Gagasan murid ini disetujui oleh seluruh anggota kelas, maka kemudian pada esok harinya para murid bergotong royong membersihkan kelas dengan sukarela, riang, dan gembira. Mereka peduli dengan kebersihan kelas dan bersepakat untuk menjaga kebersihan kelasnya dengan cara tidak membuang sampah sembarangan baik di dalam ataupun di luar kelas. 

Dari kedua ilustrasi di atas terlihat bahwa guru B melatihkan sikap kolaborasi atau gotong royong yang mendorong para murid untuk bekerja sama, peduli, suka rela, berbagi tanggung jawab dengan seluruh anggota kelas. Sikap gotong royong murid muncul sebagai respon merdeka dari para murid atas permintaan guru yang jawabannya bisa apa saja. Lain halnya dengan para murid yang belajar besama guru A. Para murid mendahulukan sikap kompetitif, ingin mendapatkan reward, ingin dipuji. Sikap ini sebagai akibat tidak adanya pilihan yang bisa diajukan para murid selain menurut (obey) terhadap masalah yang diajukan guru. 

Kedua ilustrasi di atas mengimplikasikan bahwa ketika mengajukan sebuah masalah harus memberikan banyak pilihan kepada murid. Murid yang dilatih mengiyakan dilanjutkan dengan melakukan suatu tindakan tanpa pikir panjang, menghadirkan murid yang kelak mengerjakan sesuatu bukan berdasarkan kepedulian dan tanggung jawab. Gagasan murid harus diberi ruang untuk hidup dan muncul di dalam kelas. Guru tidak harus selalu menjadi penentu dan pengatur segalanya. Para murid adalah individu yang kaya pengalaman sehingga mereka mampu menawarkan solusi untuk permasalahan yang muncul di dalam kelas. 

Sudah saatnya guru kembali merefleksikan praktik mengajarnya. Sudahkah pengajaran yang diberikannya memberikan ruang untuk para murid memperoleh pengalaman mempraktikan sikap dan nilai pelajar Pancasila. Apa yang menurut guru merupakan yang terbaik untuk murid, sebaiknya ditelisik ulang. Ajaklah murid berbicara dan dengarkan. Ketika guru lebih banyak mengajak murid untuk mengamati, kemudian mengambil tindakan berdasarkan hasil pengamatan, profil pelajar Pancasila, perlahan namun pasti akan muncul dan terekam  secara visual. 

Saturday, October 24, 2020

Hujan

Beriringan berderai-derai melingkupi malam
Menghentikan semua gejolak pada diam
Mematung depan pintu 
Menerobos gelap dengan kilatan bisik
Kamu pasti menungguku di bawah terang neon berhias kaca-kaca Gentur
Dengan atau tanpa hujan.

Materi Bimtek Penilaian sekolah masa pandemi

Assalamualaikum. Ysh. Teman2, terlampir di atas adalah Bahan Bimtek Pembelajaran & Penilaian pada Masa Pandemi COVID-19. Semoga bermanfaat.
https://drive.google.com/file/d/1N4J1c8hsm941SoIfc-kzCmWY3pItXGqF/view?usp=sharing

Yth. Peserta Bimtek. Disampaikan materi Bimbingan Teknis Pembelajaran dan Penilaian di Masa Pandemi Covid-19

http://bit.ly/materibimtekpenilaian

Pencarian NPSN sekolah 
https://referensi.data.kemdikbud.go.id/index11.php


Jual buku di Guepedia

https://www.guepedia.com/Store/lihat_buku/MTgzMjA=

LITERASI MEMBACA dan HOTS

 Literasi membaca adalah kemampuan untuk memahami, menggunakan, mengevaluasi, merefleksikan bentuk-bentuk teks tertulis. Kemampuan literasi membaca diharapkan mampu membentuk karakter, menggali kemampuan berpikir kritis dan kreatif, dan mampu menumbuhkan partisipasi secara positif dalam komunikasi dan kerjasama. Pada era informasi saat ini, pada masa era informasi palsu (hoaks) aktivitas literasu membaca membutuhkan tingkat berpikir yang lebih tinggi.

Konten literasi membaca ada:

1.  teks sastra (fiksi), stimulus: cerita rakyat, legenda, mitos, fiksi ilmiah, satir, puisi, drama, novel, pantun, cerita bergambar dan 

2. teks informasi (non fiksi). situmulus: iklab, dokumen perusahaan/pemerintah (nota dinas, undangan, kontrak, pemberitahuan, pengumuman, dsb), berita, artikel, laporan, pidato, buku palajran, pamplet, brisur, buletin, infografis, label (makanan, obat), resep (masakan/minuman), ulasan (resensi buku/film/drama), jurnal ilmiah, laporan penelitian, buku panduan, dan editorial.

Konteks teks

1. konteks personal: hobi, cita-cita, peristiea atau pengalaman pribadi, memilih gaya hidup, perkejaan/profesi, dll yang bersifat personal (individu)

2. konteks budaya sosial: perekonomian, kebijakan politik, transportasi publik, makana khas, tarian, ataupun kebiasaan masyarakat, dll yang  meliputi sosial dan budaya.

3. konteks saintifik: ilmu ruang angkasa, ilmu media/obat-obatan, kandungan gizi, ilmu fisika, cuaca/iklim, gejala alam, ilmu biologi, dll yang terkait dengan ilmuah dan teknologi. 

Bagaimana dengan semua mata pelajaran?
Gunakan konteks mata pelajaran.

Level Kognisi literasi membaca:

1. menemukan informasi


a. Apa itu bertelekomunikasi? Siapa penemu istilah bertelekomunikasi? Apa tujuan Hillian merilis kata bertelekomunikasi? Siapa yang berpendapat bertelekomunikasi adalah komunikasi masa depan?

2. interpretasi

Apa hubungan antara yang disampaikan MOlly dengan yang disampaikan RIchard?

3. Evaluasi 

Bagaimana mengembangkan konten bacaan, konteks bacaan, level kognisi untuk AKM Kelas.


AKM Kelas berfungsi formatif untuk memahami hasil belajar individu peserta didik. 


Friday, October 23, 2020

AKM Kelas

AKM kelas untuk mengukur tingkat literasi memaca dan matematika (numerasi)

Daftar di Majalah online Gareulis dan BPSDM

Gareulis  http://www.glngareulis-jabar.id/index.php#
Tapi tidak tahu bagaimana cara menulis di blog ini.

BPSDM lebih feasible. Kita dapat dengan mudah bergabung,  cukup dengan sign up dan join, nulis sepuasnya.
http://www.prajaberdaya.id/me

Daftar Pearson
Cek email

Daftar  EDS angkatan 1 tanggal 26 Oktober

Excel diperiksa dr. Tuti. Selanjutnya,  dr. Nita di daerah Gadung. 



Menyontek meningkat pada pembelajaran daring

Tidak adanya pengawasan langsung mengakibatkan murid mengerjakan tugas sekolah dengan menyontek. 
Pemberian soal ala tatap muka kemudian didaringkan sudah dipastikan dijawab dengan tidak jujur. Murid dapat dengan mudah mencari jawaban dari Google, atau lebih dramatis lagi dikerjakan bukan oleh dirinya. 

Kalau menyontek dipandang biasa, artinya ada pergeseran cara pandang terhadap tindakan berbohong.

Wisuda Daring

Jumat mulai pukul 7.30 sampai dengan pukul 11 adalah wisuda 2020 Sampoerna University. 


Thursday, October 22, 2020

Budaya dan Disiplin Positif

Memiliki kompetensi global namun berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila merupakan profil pelajar Pancasila. Profil yang ketiga adalah kemampuan gotong royong. 

Kemampuan gotong royong adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan sukarela agar kegaitan yang dilakukan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Kolaborasi, kepedulian dan berbagi adalah kunci keterlaksanaan gotong royong.

Bagaimana implementasi budaya dan disiplin positif gotong royong diajarkan di sekolah?

Mari kita lihat video singkat ini

Guru berperan sangat penting dalam membangun budaya dan disiplin positif. Dari video tadi terlihat bahwa guru pada sekolah A dan pada sekolah B memiliki tujuan yang sama yaitu menggerakkan seluruh murid untuk menjaga kebersihan yang diharapkan mengakar pada praktik di kelas dan menjadi budaya positif kelas sehingga membentuk karakter murid yang peduli kebersihan. 

Untuk memenuhi itu, guru harus: 

  1. Menginisiasi kolaborasi dalam melakukan refleksi berkala dengan melibatkan warga sekolah sebagai dasar untuk melakukan dan mengembangkan budaya positif dalam lingkungan sekolah.
  2. Memahami bagaimana langkah mewujudkan lingkungan budaya sekolah yang positif bagi aktivitas murid dan guru untuk senantiasa belajar dan mengembangkan karakter.
  3. Menumbuhkembangkan kemampuan dalam memetakan dan mewujudkan budaya positif di sekolah. 
  1. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep “Sekolah sebagai institusi pembentuk karakter” dengan konsep budaya positif seperti, cara melakukan kesepakatan kelas yang efektif, posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhan murid, dan penerapan proses disiplin yang efektif dalam membentuk sikap murid.
  2. Bersikap reflektif dan kritis terhadap konsep budaya positif di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.
  3. Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata dalam mewujudkan  budaya positif di sekolah secara efektif dan mengembangkan karakter.

We define a low-stakes exam as any exam that has no meaningful consequence to the test taker. Conversely, a high-stakes test has at least some academic or other meaningful consequence to the student

Wednesday, October 21, 2020

Keselarasan Kurikulum dengan Assesmen Nasional

 Secara kurikulum tetap berbasis kompetensi yang diartikan sebagai penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak yang merupakan kemampuan yang benar-benar terlihat. 

Secara filosofis mastery learning disebutkan bahwa semua orang dapat mempelajari semua hal dengan baik apabila mendapatkan pengajaran yang berkualitas sera waktu yang mencukupi. 

AN ditujukan untuk mengevaluasi sistem pendidikan Indonesia. 

AN Numerasi: 1) konten: bilangan, pengukuran dan geometri, data dan ketidakpastian, aljaar, 2) Proses Kognitif: pemahamahan, aplikasi, penalaran, 3) Konteks: personal, sosial kultural, saintifik. 

AN Literasi: 1) konten tekss informasi, teks sastra, 2) proses kognitif: menemukan informasi, interpretasi dan inferensial, evaluasi dan refleksi, 3) konteks: personal, sosial budaya, saintifik.


AKM Literasi

 Terdapat dua jenis teks literasi (membaca) yakni teks fiksi dan teks informasi.  Teks fiksi diases dalam

 

 

Kebijakan UN dan AN

 Donni Kesuma

Pemerintah menugaskan BSNP untuk menyelenggarakan ujian nasional yang diikuti peserta didik pada setiap satuan pendidikan jalur formal pendidikan dasar dan menengah dan jalur nonformal kesetaraan Pasal 67 ayat 1/ PP 19/2005 tengant SNP.

Manfaat hasil UN: pemetaan mutu program dan satuan pendidikan 

Posisi UN saat ini dihapus oleh Mendikbud dalam arti menghentikan kegitannya berdasarkan hasil rapat terbatas pembahasan UN 24 Maret 2020.

AKM memetakan kualitas satuan pendidikan yang hasilnya digunakan sebagai umpan balik guru dan sekolah untuk perbaikan.


AKM untuk literasi terdiri dari dua bagian yaitu literasi teks fiksi dan literasi teks informasi. Literasi teks fiksi kelas 11 dan 12 kompetensi yang diujikan diantaranya mencakup: