Pages

Thursday, October 22, 2020

Budaya dan Disiplin Positif

Memiliki kompetensi global namun berprilaku sesuai nilai-nilai Pancasila merupakan profil pelajar Pancasila. Profil yang ketiga adalah kemampuan gotong royong. 

Kemampuan gotong royong adalah kemampuan untuk melakukan kegiatan bersama-sama dengan sukarela agar kegaitan yang dilakukan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Kolaborasi, kepedulian dan berbagi adalah kunci keterlaksanaan gotong royong.

Bagaimana implementasi budaya dan disiplin positif gotong royong diajarkan di sekolah?

Mari kita lihat video singkat ini

Guru berperan sangat penting dalam membangun budaya dan disiplin positif. Dari video tadi terlihat bahwa guru pada sekolah A dan pada sekolah B memiliki tujuan yang sama yaitu menggerakkan seluruh murid untuk menjaga kebersihan yang diharapkan mengakar pada praktik di kelas dan menjadi budaya positif kelas sehingga membentuk karakter murid yang peduli kebersihan. 

Untuk memenuhi itu, guru harus: 

  1. Menginisiasi kolaborasi dalam melakukan refleksi berkala dengan melibatkan warga sekolah sebagai dasar untuk melakukan dan mengembangkan budaya positif dalam lingkungan sekolah.
  2. Memahami bagaimana langkah mewujudkan lingkungan budaya sekolah yang positif bagi aktivitas murid dan guru untuk senantiasa belajar dan mengembangkan karakter.
  3. Menumbuhkembangkan kemampuan dalam memetakan dan mewujudkan budaya positif di sekolah. 
  1. Mendemonstrasikan pemahaman terhadap konsep “Sekolah sebagai institusi pembentuk karakter” dengan konsep budaya positif seperti, cara melakukan kesepakatan kelas yang efektif, posisi kontrol guru yang sesuai dengan kebutuhan murid, dan penerapan proses disiplin yang efektif dalam membentuk sikap murid.
  2. Bersikap reflektif dan kritis terhadap konsep budaya positif di sekolah dan senantiasa mengembangkannya sesuai kebutuhan sosial dan murid.
  3. Menyusun langkah-langkah dan strategi aksi nyata dalam mewujudkan  budaya positif di sekolah secara efektif dan mengembangkan karakter.

We define a low-stakes exam as any exam that has no meaningful consequence to the test taker. Conversely, a high-stakes test has at least some academic or other meaningful consequence to the student

No comments:

Post a Comment