Pages

Wednesday, October 14, 2020

Lelah Daring

Pada saat pertama ada webinar, saya sangat antusias sekali untuk mengikuti webinar. Saya beranggapan bahwa ini merupakan cara solutif untuk meningkatkan kompetensi dengan tidak meninggalkan tempat kerja. Pemikiran seperti itu mendorong saya untuk mengikuti kegiatan webinar secara terjadwal. 

Seiring datangnya pandemic, tawaran webinar ada dimana-mana titik dalam satu hari bisa sampai ada dua atau tiga webinar yang dapat diikuti. Saya tinggal memilih mana yang sekiranya sesuai dengan kebutuhan saya.

Bermacam-macam webinar yang ditawarkan. Namun Kebanyakan yang ditawarkan terkait dengan pendidikan dan pengajaran. Saya mengikutinya dengan serius. Tawaran webinar ini pun bermacam-macam dari aspek keikutsertaan, ada yang meminta berbayar ada juga yang gratisan. Di awal-awal Saya memilih yang gratisan , dan sesekali memilih yang berbayar titik tujuannya untuk membedakan apakah wah yang berbayar dengan yang tidak berbayar itu ada perbedaan titik namun setelah diikuti sama, baik berbayar ataupun tidak berbayar hasilnya seperti itu. Dalam arti panitia sama-sama bertanggungjawab dalam menyajikan materi sesuai dengan yang dijanjikan kemudian dilanjutkan dengan pemberian sertifikat. Khusus untuk urusan sertifikat, terdapat fenomena yang menarik. Beberapa peserta mengejar-ngejar sertifikat dari pelatihan ini. Seolah-olah yang menjadi perhatian adalah sertifikatnya bukan pengetahuan yang bertambah. Apapun yang yang dilakukan oleh seseorang, menjadi informasi dan pengalaman baru bagi saya.

Semula webinar yang ditawarkan itu rata-rata berasal dari luar negeri titik Sehingga dalam beberapa kali webinar di awal-awal saya mengikuti webinar yang diselenggarakan dari beberapa negara asing. Sehingga ada webinar nya yang dilakukan di jam-jam yang membuat saya terganggu tidur misalnya kegiatannya dimulai pukul 9 malam dan selesai pukul 12 malam. Tetapi kemudian ke sini-sini nya saya memilih yang dari dalam negeri, atau kalaupun memilih yang luar negeri saya mencari yang jamnya tidak mengganggu jam tidur.

Webinar webinar yang ditawarkan sangat menarik. Yang sering saya ikuti adalah webinar terkait dengan teknologi dan pengajaran titik untuk teknologi saya memandang perlu mengikuti agar secara keterampilan teknologi saya bisa meningkat. Sedangkan untuk pengajaran saya perlu mengikutinya karena saya perlu meningkatkan pengetahuan pengajaran tentang pelayanan di masa pandemi.

 Akhir-akhir ini saya mengikuti webinar yang sangat panjang titik setiap hari webinar nya dimulai pukul 9 dan berakhir pada pukul jam 5.30 sore hampir 9 jam selama 10 hari. Webinar itu diselenggarakan oleh Kemendikbud untuk pendamping guru penggerak titik Selain webinar selama 9 jam, saya juga harus memenuhi kegiatan belajar Mandiri selama kurang lebih 3 jam. Artinya saya belajar selama kurang lebih 12 jam perhari selama 10 hari. Terasa sekali luar biasa beratnya, terutama untuk tubuh titik karena duduk selama 9 jam tanpa ada olahraga sedikitpun terasa sangat sakit sakit pada tubuh titik Selain itu webinar yang begitu panjang dan waktu yang begitu lama mengakibatkan kan ada rasa bosan dan lelah pada mata juga lelah pada pikiran. Kegiatan selama 10 hari terasa sangat panjang. Dan terasa sangat merepotkan. Mengambil seluruh kegiatan seolah-olah hanya untuk webinar saja. Itu webinar terburuk yang saya alami.

Setelah selesai webinar selama 10 hari dengan jumlah jam webinar yang begitu panjang, saya merasakan bisa bernafas setelah kegiatan itu selesai titik Saya merasakan menjadi tidak menyenangkan lagi mengikuti webinar. Karena waktunya yang begitu panjang dan kegiatannya yang melelahkan.

Sekarang ketika ada tawaran webinar saya menjadi mikir-mikir. Mikir-mikir apakah materinya berguna untuk saya, apakah materinya menarik, dan apakah penyaji materinya itu betul-betul dapat membantu saya mendapatkan informasi yang betul-betul saya cari sesuai dengan judul yang mereka berikan.

Harus saya akui tiba-tiba menjadi webinar belum tentu sebaik yang saya bayangkan dari aspek manfaat. Harus pandai-pandai memilih kegiatan yang akan diikuti. lelah mengikuti webinar sama saja dengan lelah mengikuti kegiatan seperti seminar yang dilaksanakan secara tatap muka. Pada saat apa yang kita inginkan tidak diperoleh, efeknya sama melelahkannya kepada diri kita.

No comments:

Post a Comment