Pages

Sunday, November 20, 2022

Memvalidasi kerja, Cecendet, Lapang Joglo, Tauco Kering

 Lagi-lagi susah tidur. Ditambah sering merasa ingin pipis. Untuk bisa 'mendiamkan' pikiran, saya menyetel dongeng Sunda "Embung Ngawin Sesa Jurig". Pikiran tertambat pada dongeng, sesekali tidur, kemudian terbangun karena ingin pipis. Benar-benar tidur yang sangat buruk untuk kondisi badan yang saat ini memerlukan istirahat total. Bersyukur tidak diserang migrain yang gila itu. Serangan baru malah pada potesa mata. Rasanya protesa seperti keset, kurang cairan. Akibatnya perih saat mengedip. Terpikirkan mungkin karena protesa ini sudah berumur lebih dari 2 tahun, perlu diganti, atau mungkin diapakan-yang saya tidak tahu, agar tetap bisa fit dengan kelopak mata. Sekadar menyamankan kelopak mata, setiap pagi protesa direndam dengan air hangat. 

5.32

Teringat balum menvalidasi kerja Kepala Sekolah. Beberapa hari lalu, waktu HP rusak, validasi terlambat, salah satu kepala sekolah sedikit agak mengeluh "nilai turun karena validasi atasan belum muncul". Di satu sisi, saya merasa 'aduh, ternyata saya lalai, mengakibatkan orang lain dalam masalah'. Di sisi lain, saya tidak merasa ada perjanjian dengan pihak DInas pendidikan untuk menjadi validator kinerja kepala sekolah. Validasi secara tiba-tiba ditautkan pada TRK Jabar saya. Di mana, si TRK Jabar saya sendiri pun, membuat saya sangat kewalahan. Mengisi 6-7 jam kerja dengan mengunggah pekerjaan dengan  durasi antar 30-180 menit, memerlukan minimal 10 kali unggahan. Belum unggahan untuk kerja tambahan. Sesuatu yang benar-benar menyita waktu.  Semahal ini ternyata untuk menerima tunjangan 4 jt/bulan.

Satu rahasia: saat saya memvalidasi kerja KS, saya OK-kan semua -_- 😃 


Selanjutnya, mari kita ikuti pengisian untuk TRK saya sendiri, yang sejak tanggal 14 NOvember belum sempat diisi. Ngisinya ribet, perlu dokumen, perlu foto, perlu a, i, e, o, tidak semua bisa diambil dari HP. Kadang mengerjakannya, ada yang harus melibatkan fasilitas yang ada di laptop. Merepotkan memang, tapi bisa apa ya?

Kalau sudah diisi nanti ada jendol warna biru. Nah yang warna biru itu nanti divalidasi kepala Cabang DInas, berubah warnanya jadi hijau. Mari menjadi pemburu warna hijau, sodara-sodara!

7.00 
Siap-siap ke Lapang Joglo. Jangan menduga akan berolahraga. Ke Lapang Joglo itu belanja. Memang sesungguhnya lapang Joglo itu lapangan olahraga. Pada hari minggu, ibarat CFD, semua orang berduyun-duyun datang ke sana, Dengan bermacam-macam tujuan. Mau olahraga, bisa, ada track, ada senam geboy ibu-ibu, ada sewaan sepeda. Mau cuci mata, bisa, ada gadis berbaju ketat, ada jejaka beroblong, ada pria menyanyi pakai band kecil. Mau belanja? Nah ini yang paling bisa untuk saya. Sepanjang jalan, dagangan apapun ada. Mau BH, kacamata, kangkung, mangga, sendal, parang, badik, goreng tahu, empal, lontong ayam, cilor, you name it, semua ada di sana. 

Sebelum memulai sesuatu yang sesuai rencana dari rumah, perut dimulai diisi dengan rebusan-rebusan dan makanan tradisional. 
Bobongko, rebus kacang tanah

Kue Cubit

 Ada kue cubit yang masih hangat dan panas sehingga sangat cocok untuk perut kosong.
Anak-anak sedang mengobrol 

 Seperti ini pemandangan anak-anak di Cianjur ketika mereka keluar rumah. Anak-anak perempuan di Cianjur itu sangat diwajibkan untuk menggunakan kerudung. Dengan alasan bahwa Cianjur merupakan daerah implementasi gerbang Marhamah. Dengan kata lain, tidak akan ditemukan ibu-ibu yang berkeliaran di jalan tanpa menggunakan kerudung. Jika menemukan satu atau dua yang tidak mengenakan kerudung maka otomatis Kesimpulannya adalah dia non muslim. jadi Cianjur ini sudah menjadi kota muslim, sementara orang-orang non muslim terlihat berbeda dari segi pakaiannya dan terlihat menjadi minoritas.
Makan makanan tradisional di bawah pohon di Lapang Joglo

Untuk anak-anak makan di rumah pas datang dibelikan kupat tahu singaparna.
Kupat Tahu Singaparna


Anak-anak yang menjadi badut lucu

 Fenomena yang terjadi di jalan juga di tempat-tempat Umum di kabupaten Cianjur ini adalah munculnya badut-badut yang berwajah lucu titik mereka meminta-minta dengan menyetelkan lagu kemudian menyodorkan kaleng untuk kita memberikan sekedar sedikit sedekah kepadanya. Kalau sempat melihat topinya dibuka kamu akan terkejut karena yang ada di dalam topi itu anak-anak umur belasan tahun. Mereka memakai topi itu sepanjang hari untuk mendapatkan sedekah. Kalau berbicara sedekah mungkin kegigihan mereka kalah oleh nenek-nenek bungkuk yang hanya berselempang kain, satu kali nyodorin tangan dia mendapatkan Rp2.000.

Lapang Joglo Cianjur 

 Minggu ini lapangan Joglo tidak terlalu ramai, mungkin karena sekarang hujan jadi orang-orang enggan untuk bepergian dengan resiko kehujanan.
Tiba di rumah, terlihat Cecendet ada yang matang. So, ini waktunya makan Cecendet hadiah dari alam. 

 Setiap hari selalu saja ada yang matang. Untungnya ayam Pelung peliharaan kami, tidak pernah tertarik untuk memakan cecendet. Mungkin kalau ayam pelung tidak suka makan biji-bijian seperti cecendet ya? Saya tidak tahu. Tapi, sebelumnya ketika kami memelihara ayam pedaging, mereka itu merusak habis seluruh tanaman termasuk Cecendet.


So, today our simple family menu will be:
1. Pesta Campoleh. Campoleh Rp14.000 per kg.
Campoleh 

2. Kangkung tauco. Tauco kering per bungkus Rp6.000.
Tauco kering Cianjur

3. Mint Tea

Daun Mint
4. Sore nanti makan pisang
Pisang Emas 
6. Makanan tidak sehatnya: kerupuk aci sampeu
Kerupuk Aci Singkong
For now, yu makan Mangga Gedong
9.34
Baru bisa selesai mengerjakan laporan TRK. Butuh lebih dari 1 jam untuk mengisi kegiatan 1 minggu kerja. 
Pengisian TRK 

9.59
Membuka WA, kembali menyimak perkembangan tugas kuliah DR Asep. Sebelumnya fokus ke Petani BUnga, mau ngajarin Canva. 

10.19
Ada kabar untuk Pengabdian Masyarakat tidak bisa petani bunga karena mereka telah jauh lebih adaptif pada teknologi. Ganti haluan: KWT menanam sayuran. 

Rekaman WA

2.20 
Alhamdulillah urusan tugas DR Asep sudah selesai. Paling tidak ada barang yang dikirimkan. Nanti tinggal menunggu koreksinya.

No comments:

Post a Comment