Pages

Saturday, September 9, 2023

Lokakarya 2 di SMPN 13 Kota Bandung

Pembukaan dimulai pukul 8.10 oleh Ibu Riska, Kepala SD UI kota Bandung. 
Dihadiri Kepala Dinas,  Kepala BBGP,  Fasilitator,  KS, PS, dan guru.
Acara:
A. Ucapan terima kasih pada diri
B. Tepuk teman kanan dan kiri 
C. Doa
D. Sambutan
Seperti biasa, acara dimulai dengan pantun. Isinya mendokan semoga para peserta senang. 
Selanjutnya, disampaikan bahwa tujuan Merdeka belajar adalah untuk mencapai pembelajaran berkualitas. Dari 26 program Merdeka Belajar,  BBGP memandang bahwa Guru Penggerak,  Sekolah Penggerak,  dan IKM adalah dalam rangka mempercepat terwujudnya Profil Pelajar Pancasila. 

Adapun Sekolah Penggerak bukan merupakan sekolah yang fisiknya bagus,  tetapi karena KSnya lolos seleksi. Diharapkan dari KS inilah proses transformasi sekolah dimulai. Selama 3 tahun KS didampingi, diintervensi, artinya dalam 3 tahun diharapkan ada peningkatan melalui implementasi kurikulum merdeka. 

Kombel diharapkan sudah berjalan dengan kegiatan berupa diskusi. 
Sekolah Penggerak dituntut untuk menunjukkan transformasi pada 5 aspek:
1. Berpusat pada murid, 
2. Refleksi menjadi budaya,  
3. 
4. Lingkungan Belajar yanag aman, nyaman, dan menyenangkan,  
5. Ada peningkatan pada literasi  numerasi dan karakter.

My own comment: for me the speech went too long, monotonous,  and bored. Sorry this might discomfort. Everybody began talking after his speech went for 20 minutes. In total, he spoke for 40 minutes.  The speech ended at 8.53. What a L00oooong speech. 

Selanjutnya,  MC mengumumkan, "Hadirin,  acara selanjutnya SAMBUTAN dari Kepala Dinas sekaligus membuka acara."
Hikmat

(Gosh, another speech, AGAIN. I am speechless.)
8.55.
Sama, pantun sebagai pembuka.

Ucapan syukur atas dukungan BBGP, BBPMP yang memudahkan komunikasi dalam mengelola pendidikan yang lebih maksimal.  

Guru adalah agen perubahan,  sebagai contoh, suri tauladan, uswatun hasanah. Guru memiliki gaya yang berbeda yang dengan gayanya mengubah peradaban. Oleh karenanya para guru biasakan dan budayakan: perencanaan dan evaluasi dengan menerapkan SMART dan kolaborasi. 
Para guru diundang untuk menunjukkan kinerja terbaik. Cara yang digunakan leluasa. Capaian tertinggi 10, teknisnya boleh 9+1, boleh 5+4. 

Pesan: hadirkan hati dalam setiap kegiatan,  pandang bahwa setiap orang punya kelebihan. 

Saran: pada saat pembagian rapor, jika murid ada 28, maka ada 28 penghargaan. Buat agar setiap murid merasa dihargai.  

9.13
Sambutan ditutup dengan ucapan basmalah penanda Lokakarya 2 dibuka.

Pada Lokakarya 2, saya bertemu lbu Sri, Koordinator FSP  tahun pertama. Difotokan oleh Bapak Dede, temannya lbu Sri. 

Grup PS, KS, Guru. 
Pada  foto di atas, PS SLB, Bunda Nani tertangkap kamera dan senyum manisnya terabadikan. Di belakang beliau, Ibu Neneng Fitri, Kepala SLB CGP; Ibu Euis, Kepala SLB Wartawan. Kedua kepala sekolah ini tanpa sengaja memakai kerudung dengan warna senada 'kuning'.

9.30 
Lokakarya di kelas, di lantai 2. Hal pertama yang dicari toilet. And, voila, toilet ada di 'luruuuus lewat kelas, belok kiri, ads tulisan UKS, belok lahlgi, turun, turun, belok kiri, nah di sana ada toilet'.

Pada saat Lokakarya akan dimulai,  tetiba sekelompok guru masuk. Mereka menyatakan bahwa Fasilitatornya berhalangan hadir sehingga harus bergabung dengan Fasilitator Badriah. Saya terheran-heran karena tidak ada pemberitahuan sebelumnya. Namun, ya sudahlah, saya harus menjadi individu yang siap dengan segala ketidakjelasan.  Mereka yang masuk kelas  bukan karena kemauannya. Saya harus menjadi bagian dari solusi. 

Materi pertama adalah PMO.
Hal yang masih perlu dikuatkan dari PMO adalah pada bagian pendokumentasian pemilihan topik, sub topik. Saya menemukan bahwa sekolah yang saya dampingi telah melaporkan PMO pada LMS. Dan tentu saja, ini hal yang menggembirakan.  Artinya secara sistem  sekolah yang saya dampingi telah memenuhi syarat ketepatan waktu pelaporan. Mengenai ketepatan waktu, menjadi tanggung jawab Fasilitator dalam hal mengingatkan sekolah dampingan agar dapat membuat laporan tepat waktu.

Hal kedua, adalah merefleksikan apa yang telah dilakukan pada Pra PMO, Saat PMO.
Secara umum, saya simpulkan bahwa sekolah yang didampingi telah membuat rencana kegiatan sesuai hasil identifikasi masalah yang mereka buat. 


Pada saat Lokakarya,  SLB Ngamprah Raya tidak dapat bergabung karena sedang ada visitasi.  Kepala SLBN Cicendo tidak dapat hadir karena sedang ada persiapan UKK. 

16.04
Saya pulang dengan menumpang ke mobil lbu Neneng, kepala SLB CGP.  Sangat beruntung sekali bagi saya. Ya diizinkan menumpang,  ya diajak menikmati Bakso So'un Mie Lodaya Bandung dan mencicipi es krim duren. 
Segera setelah menikmati Bakso, kami berangkat menuju Cianjur.  Ini menjadi malam Minggu pertama bersama Bu Neneng. 

19.40
Went to Yogya Ciranjang with Bu Neneng. This is my first time visit Yogya. Well, Yogya just Yogya. Anywhere it is, it has the same pattern. 
What You don't see every day: mothers bring their kids to Yogya to kill enjoy Saturday night.  And they spend their time by sitting at the stairs of Yogya Store. The kids entertain themselves by watching people who are busy going  here and there.  Meanwhile,  the moms absorb with their gadgets. 
Saya sangat beruntung sekali hari ini. Pasalnya, saya diajak menunggu jemputan dari rumah Bu Neneng. Semula saya akan menunggu dijemput suami, di Yogya. Kebayang jika saya menunggu di Yogya, jam 9 lebih, suami saya baru bisa tiba di Cianjur.  


Kendala pada saat kegiatan:
1. Mike suaranya putus-sambung sehingga mengurangi kenyamanan menyimak. 
2. Tetiba mendapatkan peserta tambahan 4 SD, tanpa pemberitahuan sebelumnya.  Idealnya ada konfirmasi dulu, tidak suddenly a flock of teachers burst into and invade my classroom









No comments:

Post a Comment