Pages

Friday, August 9, 2024

рапат динас

Hasil rapat
1. Tanggal 9 Agustus ada pertemuan untuk menerima surat tugas melaksanakan verifikasi ke sekolah-sekolah yang telah dikelompokkan.
2. Pada tanggal yang sama juga menerima materi berupa konversi angka SKP ke Pak.


Katingali: 
Bu Sri ngomongkeun cenah pa Rahmat diprotes perkara mere materi di Bekasi. Oh hartina, manehna aya intensi hayang ngomongkeun perkara "kapasitas apa" 
oh dibeja-beja atuh lamun kitu mah.

Pa ltang tina paromanna meni katempo pisan. Babalieuran, teu nanya. 
Oh kitu, baiklah.

AHS api-api nanya.  Baiklah.

Diberi kalung oleh  Bu Sri
"Hate mah rujad".
Tah eta pernah karandapan ku nu jadi anak. Boa-boa naon anu dipilampah ku anak,  eta asal muasalna tina genetik. Mun enya kitu teh, deudeuh anaking. Hampura meureun indung nurunkeun genetik goreng. 

Nepi ka imah awak asa nahnay. Cape lahir batin. Sacara lahir, kurang sare.  Sacara batin mikiran geus pasti irisan naon kapasitas mah teu aya nu mangnutupankeun. Malah sabalikna, eta digolongkeun kana kagorengan. 

Saya tidak paham dengan cara para pikir pengawas yang sempit. Tadi salah satu pengawas berbicara kepada saya mengenai ada satu pengawas sekolah yang marah-marah kepada pengawas lain karena memberikan materi in house training di sekolah yang dia Bina. Tentu saja Ini aneh bagi saya. Seharusnya dia malah berterima kasih karena sekolah tersebut berinisiatif melakukan pengembangan diri guru ataupun yang lainnya dari berbagai sumber. Karena si pengawas yang datang ke sekolah tersebut tentu saja perannya bukan sebagai pengawas melainkan sebagai narasumber yang diundang oleh sekolah tersebut. Lantas apa bedanya dengan sekolah tersebut mengundang narasumber y misalnya dari Universitas, atau mengundang narasumber Z dari LSM atau mengundang narasumber m dari anggota DPR misalnya untuk memberikan materi kepada guru-guru dan kepala sekolah di sana. Pengawas tersebut kan Tidak bisa marah-marah. tapi kenapa kalau yang memberikan materinya pengawas, dia marah-marah.  padahal sebagai manusia biasa kan dia bukan toko swalayan yang semuanya dia punya dan dia mampu. tentu ada hal-hal yang harus dibantu oleh pihak luar, dan kalau ada pihak luar yang diundang oleh sekolah dia kan tidak harus marah. Terus kalau sekolah misalnya mewajibkan para gurunya belajar kepada pihak lain, misalnya YouTube, webinar, atau apa saja yang kebetulan pemateri di YouTubenya itu juga pengawas, atau di webinar juga itu pengawas yang bukan pengawas pembinanya, Apakah itu juga harus marah-marah si pengawas pembinanya? 
Aneh 
Sekolah yang mengundang berbagai narasumber dari berbagai kalangan, sebaiknya disyukuri oleh pengawas bukan dianggap sebagai pengawas tersebut telah mengambil lahan di wilayahnya.

No comments:

Post a Comment