Pages

Saturday, April 19, 2025

Status

Dina WA ada fitur status. 
Misalnya ini 
Ох, саяа джади тахч kalau si ini begini, si itu begitu, si ini di sini, si anu lagi nganu. 
Tapi semuanya hanya jadi sekadar tahu saja. 
Hati saya sekarang ada perubahan dalam melihat atau menanggapi sesuatu.
Sebagai contoh, ada yang mengatakan bahwa salah satu anggota keluarga kami kena santet. Mulanya saya secara spontan langsung berkata bahwa saya tidak percaya. Setelah agak beberapa saat saya tersadarkan. Bisa saja perkataannya benar. Masalahnya adalah sudut pandang.
Contohnya saya sedang duduk di meja menulis sesuatu pada laptop. Dari sudut pandang saya, saya melihat layar laptop yang menyala dan ada tulisannya. Tapi dari sudut pandang orang yang berhadapan dengan saya, dia akan berkata  bahwa dia melihat laptop bagian atas, ada tulisan Asus. 
Dari perbedaan ini, kedua sudut pandang itu benar karena keduanya menyampaikan fakta yang benar-benar sedang dilihatnya.
Dari kondisi ini saya berpikir mungkin persepsi dan cara pandang itulah yang membuat manusia jadi berseteru, bersahabat, gontok-gontokan, bergrup. Kalau satu cara pandang akan menjadi satu grup dan bersahabat.  Kalau beda cara pandang akan berseteru dan gontok-gontokan. Padahal keduanya benar. Namun menjadi tidak benar jika fixed mind set, keukeuh,  tidak mau mencoba melihat dari sisi lain. 
Seperti agama. Sudut pandang Islam memandang hidup harus begini,  beribadahnya begini. Sudut pandang Kristen memandang hidup harus begini,  beribadahnya begini. Demikian juga agama lainnya. 
Yang menjadi masalah ketika agama menjadi identitas, pembeda, menyebutnya kita beda keyakinan. Padahal hakikatnya agama itu untuk tuntunan hidup. Semua agama mengarahkan supaya berperilaku baik agar hidup menjadi bermakna. 
Sama seperti tulang belulang dalam tubuh manusia, semua sama, warnanya putih. Ketika daging dan kulit menempel padanya, muncullah kita beda. Aku perempuan, situ laki. Aku Indonesia,  situ Maluku. Padahal hakikat di dalamnya sama: tukang berulang. 
Status,  hakikatnya sama "mau ngasih tahu", isinya bisa apa saja. Ngasih tahu apapun tidak dilarang. Yang menjadi masalah adalah ketika yang buka status menjadi emosi sendiri ketika melihat status orang. Seharusnya cukup bilang "si ini lagi di sini, si itu makan itu". Selesai. 

No comments:

Post a Comment