Waktu: 08.00-12.00, Kamis, 11 September 2025
Tempat: Kantor KCD 6, Jalan Haurwangi Cianjur
Peserta: 6 orang pengawas dan sekolah-sekolah yang belum akreditasi (SMA Kadupandak, Pasundan 1, Al Mamoen, Mande, Pacet, Cilaku, Warkon, Kanaan, Al mashum, SMK Pasirkuda, Pacet, Haurwangi, Cipanas, Leles, Cipatat, Cugenang, Bojongpicung, Cidaun, PP Cianjur, Cilaku, 2 Leles,)
Materi kegiatan:
1. Sambutan Pa Iim
Perpustakaan sebagai sarana pendukung peningkatan literasi, mulai dari perpustakaan fisik sampai perpustakaan digital sehingga akses lebih luas. Namun, keberadaan perpustakaan baik fisik ataupun digital belum mengubah kebiasaan berjam-jam menikmati Tiktiok menjadi membaca. Minat baca guru dan siswa masih perlu ditingkatkan. Kebiasaan membaca itu menular, jika gurunya kurang minat membaca, muridnya pun akan meniru hal yang sama. Pengawas sekolah diharapkan menjadi penggerak literasi di sekolah dampingannya. Harapan ke depan ada penambahan referensi berupa buku ataupun ebook.
2. Sambutan dari Pustakawan, Bapak Dr Hadadi
Yang memiliki kewenangan melakukan akreditasi adalah perpusnas, kami hanya melakukan asistensi.
Kami meminta para pengawas untuk memberikan pembinaan dan bimbingan dan cek perpustakaannya. Cek ada atau tidak perpuistakaanya jangan sampai dijadikan gudang yang berisi buku-buku paket pembelajaran.
Berdasarkan sejarah perpustakaan pertama ada di Bagdad. Para khalifah mengumpulkan semua buku dari seluruh dunia, cinderamata berupa buku. Sekarang buku tidak djadikan sesuatu yang istimewa, ini menjadi distorsi perpustkaan, dianggap cukup dengan membaca tik tok, facebook, dan WA. Baca artikel, cape. HP tidak dijadikan alat untuk mengakses ke bacaan, ebook tidak diakses. Seluruh pelaku pendidikan harus melakukan pembenahan, mulai dari perpustakaan. Kami ingin menghidupkan kembali perpustakaan sekolah, perpustakaan harus menjadi sumber inspirasi.
SMAN 2 Banten menjuarai tingkat provinsi perpustakannya. Upaya yang dilakukannya berupa inovasi dan memasukkan kreativitas, sehingga bisa menjadi pusat pembelajaran selain kelas. perpustakaan menjadi ruang belajar, siswa senang belajar di sana, guru juga antri masuk ke perpustakaan, perpus lebih dari sekadar menyimpan buku, tetapi tempat diskusi. Siswa datang ke sekolah dengan mengagendakan berkunjung ke perpustakaan untuk bertemu inspirator dan guru dari buku. Gunakan sebgaian anggaran sekolah untuk perpustakaan, paling tidak 5% dari seluruh anggaran. Lihat di RKAS adakah anggaran untuk perpustakaan.
(The rest of the talk is about politics which not in my interest)
3. Paparan Materi, oleh Ibu Ika, Tim Akreditasi
Semoga sekolah-sekolah ini bisa terakreditasi di tahun 2026, 30 September 2025 sudah tutup. Ada instrumen baru yang ditandatangani bulan Juli 2025, dan ini menjadi pengenalan instrumen dengan komponen ada 6.
Standarisasi akrediatsi perpustakaan berdasarkan pasal 9 UU nomor 43 tahun 2007 tantang perpistakaan.
Keuntungan akreditasi adalah:
- Akreditasi perpustakaan ke depannya menjadi syarat akreditasi sekolah
- Akreditasi perpustakaan menjadi tolak ukur kinerja lembaga
- Persyaratan lomba pustakawan dan lomba pustakawan
- Persyaratan diklat P, khususnya diklat KPS dan Diklat manajemen
- Prioritas pemberian bantuan perpusnas
- Kepala Perpustakaan wajib mengikuti diklat manajemen Perpustakaan
Akreditasi Perpustakaan merupakan proses pengakuan formal oleh Perpusnas yang menyatakan lembaga P telah memenuhi persyaratan untuk melakukan kegiatan pengelolaan P. Jika terakreditasi memiliki sertifikat A, B, C. Masa berlaku sertifikat akreditasi A-91-100-5 tahun, B76-90- 4 tahun C6—75- 3 tahun, BT belum akred. Permintaan reakreditasi lebih dari masa berlaku sertifikat. Akreditasi P sekolah tidak berbayar, siapkan saja eviden dari setiap eviden.
Perpustakaan ditempatkan di tengah sehingga mudah diakses dari manapun. Atau bisa juga jadi ruang pertama yang dilihat adalah ruang perpustakaan. Pembelajaran sesekali pindah ke perpustakaan dijadwal dari senin sampai Jumat. Hindari menyimpan perpustakaan di tempat yang menjolok jauh, lembab, di lantai atas, sehingga tidak strategis.
Langkah menuju akreditasi: pembinaan oleh dinas perpustakan provinsi, persiapan secara lengkap bukti fisik sesuai instrumen 6 komponen-42 indikator, penilaian borang oleh LAP-N, nominati untuk visitasi dan pengaturan jadwal visitasi, visitasi offline/online paling lambat 2 bulan setelah pendaftaran, rapat pleno penilaian hasil visitasi, pemberian sertifikat akre paling lambat satu bulan setelah visitasi.
Buku paket di kelas, di perpus hanya buku pengayaan. Akred hanya 1 hari sekitar 5 jam.
Sejak tahun 2011 jumlah yang terakreditasi di jawa barat baru 1.080 dari 5 ribu sekian.
Masalah: petugas p merangkap mulai dari sasapu sampai laporan, buku tidak bervariasi, rendah pemahaman arti dan manfaat penerapan SNP P, laju perkembangan teknologi dan produknya, minimnya SDM tenaga Perpustakaan, pengetatan anggaran yang belum 5%, minimnya koleksi,
Aspek yang diakreditasi: koleksi perpustakaan, sarana dan prasarana Perpustakaan, pelayanan perpustakaan, tenaga Perpustakaan, Penyelenggaraan, pengelolaan Perpustakaan.
Otomasi perpustakaan nasional.
SMAN 1 Warungkondang: sarana dan prasarana, jumlah ruang kelas sedikit, peserta didik bertambah, P digunakna jadi ruang kelas, lab juga jadi kelas. SDM kurang. Saran: sosialisasi juga kepada KS karena jadi motornya.
Menyiasati ruang P yang kurang: minimum 72 M persegi, teras baca aya bukuan, ruang BK aya bukuan, mesjid aya bukuan, (ruang bisa diklaim sebagai perpustakaan), lobi simpan buku. Perluasan ruang perpus.
Menyiasati kurang SDM, tempatkan guru, atau TU di perpus
Kep .159.no
1. Isi identitas P (perpustakaan harus punya nama Perpustakaan Titian Ilmu SMA X)
2. NPP, nomor pokok perpustakaan jika pernah akreditasi
3. C 1.000 judul, A, 1.500 judul
4. Persentase penyediaan koleksi fisik dan elektronik 25%
5. Cakupan koleksi:kelas 00 umum, 100 200 300 pendidikan 400 bahasa 500 ilmu murni, 600 ilmu terapan, 700 seni, 800 sastra, 900 geografi
6. Ada kegaitan wakaf buku, buku silang, pembelian
7. Cacah ulang: dihitung ualng stok opnam.
8. Penyiangan; diambil buku yang rusak.
9. Survei kebutuhan setiap semester, triwulan, kuesioner (ggogle form)
10. Buku yang rusak diperbaiki. Jangan pakai solatif karena menambah keasaman kelembaban
11. Mneyimpan buku mepet ke tembok tidak bagus karena tembok bisa lembab atau panas.
12. Kalau memiih A skor 5, B 4, C 3, d 2
No comments:
Post a Comment