Dugaan saya benar ada salah satu pendamping lain dengan penuh dedikasi menjawab dengan menggunakan logika yang saya pakai di atas. "Jika belum dinilai, peserta tidak bisa pindah modul".
Dia menulis "Terpantau di aplikasi belum dinilai".
Lebih paginya lagi dibuka dengan keluhan tidak dapat mengikuti induksi karena sakit, perut sebelah kanan disentuh saja sakit [t.i.n.a]
Saya sampaikan agar fokus pada kesehatan, Modul bisa diselesaikan nanti setelah sehat. Yang saya katakan bukan lip service tapi benar-benar dari hati. Kalau sakit, jangankan ngisi modul, mungkin ngisi perut saja yang sifatnya kebutuhan dasar, tidak mau. Terus, apapun yang dikerjakan, diraih, atau dikejar, semuanya jadi sia-sia kalau sakit.
Satu lagi lapor, tanggal 5 Mei akan diperiksa jantung [r.os.m.a.l.a]
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Masih pagi juga, saya mendaftarkan diri mengikuti penggunaan AI untuk pembelajaran berbasis teks dari Prof Emi, UPI. Saya tawarkan ke grup Guru, yang ikut Bu Aroh dari SMAN 1 Pacet dan Milma dari SMA IT BI. Pelatihan daring luring, 2 di Méi, masing-masing 1 di Juni dan Juli.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Pagi ini, pagi yang sama, saya mendapatkan WA dari Dr Hamka yang memberikan 2 file dokumen tulisan santri dengan jumlah halaman 340 dan 400an.
Kebetulan kata saya, saya sedang mengumpulkan bahan bacaan untuk sekolah yang saya dampingi yang membutuhkan bahan bacaan non teks pelajaran. Maka saya minta izin untuk menggunakan kedua file tadi bagi para murid. Entah apa jawaban Dr Hamka. Kalau harus bayar, saya akan membatalkan penggunaan buku tersebut. Saya tidak punya uang untuk bayarnya.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Luka sudah semakin kering. Tinggal menunggu sembuh total.
Kadang sebagai orangtua hanya bisa membayangkan dan ber-oh. Oh mungkin dulu lbu saya merasakan hal yang saya rasakan sekarang dari anak saya. Walaupun dalam konteks dan waktu yang berbeda, tapi ésénsinya sama.
Oh mungkin dulu ibu saya menahan lelah untuk melayani anaknya dan itu saya rasakan sekarang. Saya pandang itu bukan sebagai karma atau hukuman. Itu adalah siklus kehidupan. Setiap orangtua melakukan yang dia mampu untuk anaknya sesuai batas kemampuannya saat itu.
Saya sekarang menjadi orangtua, sayapun melakukan yang terbaik yang saya mampu untuk anak saya.
Kelak, anak saya akan melakukan hal yang sama kepada anaknya.
Pada setiap hati telah ada "ide" kalau kata filsuf Socrates, untuk menjaga anak.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Menjelang saat nikmat untuk berjemur, saya membuat nasi goreng untuk anak ditambah sayur segenggam bayam segar dari belakang. Saya sendiri makan dengan segenggam seledri yang dipetik dadakan dari depan. Ada daun yang terlihat jatuh, mungkin terpapar hujan.
Dan dari belakang, saya memetik buah jambu hadiah dari alam yang tidak pernah saya minta namun selalu saja setia memberi.
Mungkin sama seperti GoTube yang secara tidak diminta menawarkan lagu Ismail Marzuki. Saya sendiri pun tidak mendapatkan informasi siapa itu Ismail Marzuki hanya pernah mendengar beliau membuat lagu nasional.
Kondisi tahun 70, 80an tidak memungkinkan guru seni budaya mengenalkan lagu-lagu masa Indonesia di zaman perjuangan. Kini, tersedia gratis untuk bisa disimak.
Saya menyimak lagu-lagu lama, sensasi yang diterima adalah rasa tenang, damai, santai, santun.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Kontradisi
Ada seorang guru yang menanyakan kepada pengawas pertanyaannya adalah ini kegiatan apa Dan kalau tidak ikut apa pengaruhnya kemudian apa manfaatnya
Kenapa para guru alergi mengikuti kegiatan pengembangan diri yang berkelanjutan yang disediakan oleh pemerintah? Ini membuat saya terheran-heran. Karena dalam pandangan saya, setiap guru, atau setiap pegawai, di manapun dia bekerja, harus melakukan kegiatan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan di mana Dia bekerja. Atau pembelajaran yang disebut Life long education yaitu pembelajaran yang benar-benar dipelajari karena sesuai dengan kebutuhan bekerja. Tetapi ketika ada pertanyaan Seperti di atas untuk apa ikut kegiatan ini, seolah mengisyaratkan bahwa dirinya tidak butuh belajar.
berlawanan dengan yang saya alami. Ketika saya menemukan ada tawaran pelatihan mandiri untuk peningkatan kemampuan terkait dengan pekerjaan, saya cepat-cepat mendaftar. namun kemudian saya menyadari bahwa ada semacam diskriminasi untuk di Indonesia. Ketika seseorang usianya di atas 50 maka dia tidak berhak mengikuti pelatihan-pelatihan. termasuk yang di atas menunjukkan bahwa saya ditolak karena usia saya sudah 57 tahun agak aneh tentu saja penolakannya karena umur dianggap hambatan bagi seseorang untuk belajar. Padahal dari yang saya lihat, semakin dekat seseorang ke pensiun semakin enggan Dia belajar, semakin turun dedikasi dia terhadap pekerjaan karena dia ketinggalan pengetahuan mengenai bagaimana dengan bekerjanya. tetapi kemudian ketika saya menawarkan diri untuk terus belajar, ditolak karena mungkin dianggap tidak bermanfaat.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
Saya masih berkudat merapikan baju-baju yang ada di kamar. Baju-baju tersebut mau saya simpan ke dalam kantong plastik, kemudian akan disumbangkan, kalau ada yang membutuhkan. tetapi kemudian saya menyadari bahwa sekarang ini, mungkin orang tidak butuh lagi pakaian-pakaian lungsuran. Kalau pada zaman saya dulu lungsuran itu atau baju yang pernah dipakai kemudian diberikan kepada orang lain, sangat ditunggu. karena pada saya masa kecil pakaian itu merupakan barang mewah. malah ada istilah hanya pada saat berlebaranlah kita beli baju. di luar itu artinya kita tidak membeli baju karena ketersediaannya sedikit, juga mahal.
Pada masa kini, baju-baju yang datang dari impor harganya sangatlah murah dengan model-model yang kekinian. Apalagi sekarang Dengan hadirnya shopee, tempat belanja online, terdapat baju-baju yang harganya tidak masuk akal. Umpamanya harganya hanya Rp2.000, 5000, 10.000, harga yang terjangkau hampir oleh siapapun. Dan kelebihannya adalah baju tersebut diantar ke rumah kita tinggal menunggu saja. Jadi untuk baju-baju lungsuran, Saya sendiri merasa bingung harus dibagaimanakan. mungkin harus dihancurkan, diubah kembali menjadi benang. Tetapi kan saya tidak punya alat itu. Kalau misalnya dibakar cuma saya merusak alam melalui pembakaran. jadi untuk sementara saya simpan di plastik kalau dibutuhkan oleh orang lain maka akan saya berikan.
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇°•○○•°◇
°•○○•°◇