Mengejar berangkat pukul 2 pagi. berangkat bersama salah satu orang Direktorat Mas Febi.
Ya setelah perjalanan yang begitu panjang dan sangat ngantuk, Akhirnya bisa naik ke pesawat. Duduk di di pangku 12f dengan batik air.
Perjalanan dalam pesawat tidak begitu menyenangkan, saya kebagian duduk di tempat yang dekat dengan tempat jendela untuk keluar jika ada kecelakaan. Jadi sebelum berangkat saya ditanya, Apakah bersedia buka jendela kalau terjadi kecelakaan. Pertanyaan yang terdengar menakutkan, karena betul-betul ditanya bersedia atau nggak jika ada sesuatu terjadi. saya jawab iya.
Kami mendarat di Bandara Haluoleo Kendari. saya langsung ke toilet Karena perut terasa ramai mungkin karena itu waktunya untuk melakukan setor alam.
Saya menunggu sedikit agak lama, untuk Mas Febi mendapatkan bagasinya. bagasi menjadi memperlama perjalanan, kata Mas Febi ketika berangkat dia perlu waktu 1 jam untuk bisa menyerahkan bagasi, hal ini terjadi karena bagasi penuh oleh titipan dari umroh. Kelihatannya umroh sudah mulai rame lagi, setelah 2 tahun ini vakum karena pandemi. satu pesawat penuh oleh para haji umroh.
Tiba di bandara, disambut oleh Kepala SMA N 1 Kendari Bapak Ruslan. langsung dibawa makan Coto Kendari. Saya agak bingung bingung sedikit Coto itu seperti apa, ternyata Coto itu adalah sop yang menggunakan air santan kental, di dalamnya ada potongan potongan jeroan. Di rumah makan coto Jene yang kami singgahi, khusus untuk ketupat gratis. Makan berapapun, gratis ketupatnya.
Karena waktu masih pukul 8 pagi, sementara untuk masuk ke hotel itu 12.00. Maka kami dibawa keliling-keliling oleh Bapak Ruslan. pertama kami diajak ke Masjid Terapung masjid Al Alam.
Masjid yang dibuat dari impian seorang Gubernur yang ingin menyediakan sebuah tempat wisata berbau agama. laut Dia uruki kemudian dijadikan tempat yang begitu indah yang pusatnya adalah masjid. Terdapat jembatan yang mengelilingi masjid tersebut. jembatan yang belum rampung. belum lagi masa jabatannya selesai, pembangunan belum selesai. namun kemudian gubernur sekarang tidak melanjutkan program pembuatan masjid tersebut. Gubernur yang sekarang fokusnya pada pembuatan rumah sakit dan perpustakaan, begitu kata Bapa Ruslan.
Kemudian kami dibawa juga ke SMA N 1 Kendari. sekolah yang berada di pusat kota lama. di depan sekolah tersebut adalah gedung gedung seperti gedung DPR gedung Bank karena pertumbuhan kota berpindah ke arah atas, gedung DPR pun akhirnya diserahkan kepada sekolah. Ruang rapat DPR, yang kedap suara, sekarang menjadi Aula sekolah. ruang untuk Bupati, sekarang menjadi ruangnya kepala sekolah.
Di tengah perjalanan menuju ke sekolah, bapak Ruslan menawarkan Apakah kami mau memakan buah langsat. Saya menjawab iya. Menurut saya langsat itu sama dengan bencoy.
Waktu menunjukkan pukul 10.22 kami kembali ke hotel. Hotelnya bernama Zahra. Sebuah hotel muslim. Hotel yang penuh lalu lalang orang karena ada pernikahan. Saya mendapatkan ruang 101 yang persis paling ujung dan saya coba masuk ke dalam kamar berisiknya luar biasa. Oleh karena saya minta agar kemarin ubah ke pojok supaya tidak Berisik. Setelah masuk kamar langsung tidur.
Sambil menunggu ngantuk tiba,
saya membuka HP. Dan di-wa menemukan permintaan dari ibu Dyah SMA Cilaku 2 untuk menerbitkan bukunya. Terdapat 2 judul buku. saya lihat naskahnya ternyata masih banyak salah di penulisan tanda petiknya. Kemudian saya minta dia untuk memperbaiki dulu tulisannya. Dan dia mengirimkan contoh untuk cover bukunya.Cover yang dibuat muridnya katanya.
Saya juga membaca WA dari Juli, dia menawarkan mencetak buku. Harga cetak dan edit 650 ribu untuk 5 eksemplar buku.
Malam.
Pukul 7 makan malam di pinggir Teluk. Kami makan ikan bakar, cumi asam manis, dan sop ikan.
Sebelum dimakan Otak-otak dibakar terlebih dahulu.
No comments:
Post a Comment