Saat menerima undangan dari SMA Negeri 2 Lembang, Hal pertama yang saya lakukan adalah langsung search di Google mengenai apa dan bagaimana SMA 2 Lembang.
Dari Google ditemukan informasi bahwa Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Lembang yang sekarang adalah Ibu Lina, M.T. pikiran saya langsung mengatakan kalau gelarnya magister teknik berarti beliau merupakan orang sains.
Hal lain yang ditemukan dari Google adalah bahwa SMA Negeri 2 Lembang merupakan SMA yang termasuk belum lama berdiri, baru meluluskan sekitar tiga angkatan, berdiri tahun 2017. Tetapi secara bangunan sepertinya sekolah ini memiliki bangunan yang bagus. Berada di kota yang sejuk, lingkungannya yang tidak terlalu dekat ke Jalan Raya, artinya bukan tempat bising, sehingga para murid bisa belajar dengan tenang, dan mendengar suara guru dengan jelas. Informasi dari Google saya lengkapi dengan mencari di YouTube. Dari YouTube saya bisa bertemu wajah-wajah yang menjadi warga SMA Negeri 2 Lembang. Saya bisa bertemu dengan Ibu Lina dengan guru-guru lain juga kegiatan-kegiatan yang ditampilkan di YouTube.
Sambil berselancar untuk mengenal SMA Negeri 2 Lembang, saya berpikiran bahwa ternyata saat ini semua hal baik orang, barang, benda, bunga, atau apa saja memiliki biografi yang hidup.
Sebagai contoh misalnya SMA Negeri 2 Lembang Dia memiliki biografi yang dibuat sejarahnya oleh orang-orang yang memposting apapun yang terkait dengan SMA 2 lembang di media sosial. Misalnya di Instagram, saya bisa tahu cerita kehidupan SMA Negeri 2 Lembang berdasarkan kisah-kisah yang mereka kirimkan ke Instagram tersebut. Saya juga bisa melihat kehidupan SMA Negeri 2 Lembang dari YouTube, informasinya diperoleh dari kisah-kisah yang diunggah ke Youtube.
Berdasarkan hal tersebut saya merasa bahwa penting sekali bagi semua orang, termasuk diri saya sendiri untuk sangat hati-hati dalam membuat biografi yang berkembang, biografi hidup tentang diri kita. Yang mempostingnya baik oleh diri sendiri, harus sangat lebih hati-hati karena bisa saja apa yang kita posting sebetulnya memuat sejarah yang akan mencoreng diri kita sendiri. Jadi usahakan tidak memposting pada saat terlalu emosional. Misalnya terlalu sedih, terlalu marah, terlalu bahagia setiap kali ada emosi yang ada kata terlalunya, lebih baik tidak memposting apapun. Hal ini untuk menghindari supaya tidak terjadi biografi yang menunjukkan sisi lain dari diri kita yang sebetulnya tidak pantas atau malah menggambarkan Sisi yang sebetulnya tidak layak dilihat oleh orang lain.
Kembali ke SMA Negeri 2 Lembang, saya merasa diselamatkan oleh kalender yang dibuat oleh Google. Pada kalender Google saya selalu menuliskan kegiatan-kegiatan atau event yang akan saya laksanakan. dengan sendirinya si Google Kalender itu mencatat Apa yang harus saya lakukan setiap hari. Ketika saya melihat Google Kalender baru tersadar bahwa pada tanggal 3 saya harus ke SMA Negeri 2 Lembang Tentu saya menjadi sangat terburu-buru Karena pada hari itu saya tidak membayangkan merupakan hari yang saya janjikan untuk bertemu dengan para guru di SMA Negeri 2 Lembang.
Materi yang harus saya berikan terkait dengan modul ajar dan assessment pada kurikulum merdeka.
Sebagai bahan untuk menyajikan materi, saya menghubungi orang yang menghubungi saya Pak Ferdi namanya untuk menanyakan berapa lama saya harus memberikan materi, materi Apa yang harus saya berikan, Apakah sekolahnya sudah termasuk sekolah yang menerapkan kurikulum merdeka, dan hal-hal lain yang bisa membantu memahamkan diri saya sendiri mengenai siapa yang akan saya dampingi nanti.
Seperti biasa saya meminta kepada Pak Ferdi agar para guru menyediakan laptop, HP, atau kertas sehingga semua hal itu dapat membantu para guru pada saat praktik membuat modul ajar dan assessment.
Saya agak ragu-ragu dapat bisa memberikan dua materi sekaligus dalam waktu 2 jam. Kalau hanya sekadar menyajikan teorinya saja mungkin lebih dari cukup, Tetapi kalau membuat modul ajar, kemudian membuat asesment dalam waktu 1 jam, Saya kira tidak cukup. Apalagi assessment dan modul ajarnya berbasis kurikulum Merdeka sementara sekolah tersebut belum menerapkan kurikulum merdeka. Saya akan menyampaikan sesampainya saja, dalam arti paling tidak sampai modul ajar selesai.
Pada hari yang dijanjikan Saya berangkat ke SMA Negeri 2 Lembang pada pukul 05.00 pagi, Kemudian berangkatnya diantar oleh suami karena kalau untuk bepergian ke luar kota menyetir sendiri, Kondisi saya belum bisa memungkinkan: pertama kemampuan menyetir saya untuk keluar kota belum dipandang mencukupi oleh suami saya, kedua Saya sangat lelah untuk pagi-pagi menyetir, kemudian memberikan materi selanjutnya pulang menyetir lagi. sementara pada minggu-minggu ini saya betul-betul bekerja keras siang dan malam, memenuhi tugas-tugas perkuliahan yang semuanya menuntut membuat jurnal dan harus bisa tembus Shinta 3 atau 4 idealnya Sinta 1, 2 tetapi untuk pemula bisa saja katanya boleh Sinta 3 atau 4. Selain berjibaku dengan tugas-tugas kuliah, pada saat yang sama juga sedang mengerjakan laporan-laporan akhir tahun agar bisa memenuhi SKP. Yang salah satunya adalah harus membuat video untuk menutup iki kerja tahunan.
Tiba di sekolah sekitar pukul 08.30, saya disambut oleh ibu guru berpakaian kebaya merah. Tentu saja saya terkejut karena semua guru di sana menggunakan baju kebaya merah. Biasanya pada hari Rabu orang-orang menggunakan baju putih. saya semalaman memikirkan baju mana yang akan dipakai. sebelumnya Saya berencana mau memakai batik, tetapi jika dipikir-pikir, melanggar peraturan karena hari itu hari Rabu. Dan hari Rabu berdasarkan peraturan harus memakai baju putih. Walaupun dengan rasa sedikit enggan saya tetap memakai baju putih titik tetapi ternyata pada saat sampai di sana para guru memakai baju merah semuanya. Seolah-olah Hari itu hari Kamis karena sudah disepakati di Jawa Barat, pada hari Kamis menggunakan pakaian daerah.
Saya diterima Ibu Loli dan diajak masuk ke ruang Kepala Sekolah. Dari jauh terdengar suara ibu kepala sekolah lewat laut speaker, sedang memberikan mungkin pembinaan kepada para guru. Dan memang benar, ibu Loli menegaskan bahwa ibu kepala sekolah meminta waktu sampai pukul 09.00 untuk memberikan wejangan kepada para guru. Saya menunggu sampai pukul 09.15 baru ibu kepala sekolah datang dan berbincang sejenak. ibu kepala sekolah ada kepentingan lain sehingga saya tidak dapat banyak berbincang-bincang hanya saya meminta foto dulu sebentar bersama beliau tujuannya untuk sebagai bukti fisik bahwa saya telah berkoordinasi dengan ibu kepala sekolah.
saya masuk ke dalam ruangan iht sekitar pukul 10.00. Karena para guru meminta beristirahat setelah materi pertama dari ibu kepala sekolah. Saya membayangkan apakah mungkin menyajikan 2 materi sekaligus ditambah praktek padahal waktunya sudah terambil 1 jam, dan di jadwal tercatat bahwa materi itu hanya diberikan sampai pukul 11.30.
Langkah-langkah pelaksanaan IHT
A. Refleksi Pengalaman Pribadi
Kegiatan iht diawali dengan saya mengajak para guru untuk menuliskan gambar Apa pendapat mereka atau apa perasaan mereka pada saat menulis rencana pembelajaran dan assessmen. Gambar apapun dipersilahkan mereka buat dalam waktu 2 menit yang merepresentasikan perasaan atau pengalaman mereka pada saat membuat modul dan asesmen.
Setelah mereka menggambar, saya beritahukan bahwa waktu telah habis yang Saya tunjukkan melalui timer.
Para guru diminta untuk berhenti menulis mengangkat kertasnya dan diangkat, sehingga saya bisa melihat gambar-gambar yang telah mereka buat, dan secara cepat melihat apa saja representasi yang mereka buat. Ada yang membuat gambar ular, ada yang membuat gambar bunga matahari ada yang membuat gambar hutan diikuti Jalan Serta yang lain-lainnya.
Para guru tersenyum ketika mereka mengajukan gambar-gambar mereka, yang saya sebut sebagai Masterpiece gagasan yang dituangkan ke dalam gambar.
Kemudian beberapa guru secara random Saya minta agar mereka menjelaskan maksud dari gambar tersebut. Saya hanya menunjuk tiga orang saja, karena waktunya tidak cukup kalau untuk mendengarkan semua peserta menyampaikan hal tersebut. yang saya dengarkan adalah dari ibu Nani kemudian ibu sofa dan Pak maskun. untuk ibu sofa menyatakan bahwa menulis rencana pembelajaran dan assessment itu membuatnya stress, capek dan bete. ini dapat saya pahami karena hampir semua guru mengalami hal yang sama apalagi ketika diajak harus mencoba membuat modul ajar berbasis kurikulum merdeka. sedangkan Pak maskun mengatakan bahwa dalam menulis rencana pembelajaran seharusnya serius, fokus, dan bergerak. Akhirnya saya memadukan pendapat Ibu sofa dengan Pak maskun sebagai maskot belajar hari ini yaitu dari SCB menjadi SFB seperti di bawah ini.
B. Eksplorasi Konsep
Setelah para guru menuangkan apa perasaan gagasan serta pengalamannya pada saat menulis rencana pembelajaran dan assessmen saya mengajak para guru untuk menyimak. Untuk menyimak saya meminta pihak panitia agar memberikan lagi selembar kertas kepada para guru. Kertas tersebut saya minta agar dilipat menjadi 4 dan di tengahnya ditulis modul aja dan assessmen titik pada setiap bagiannya bagian kiri atas digunakan untuk menuliskan ciri-ciri dari rencana pembelajaran, pada bagian kiri bawah digunakan untuk menuliskan ciri-ciri assessment pada bagian kanan atas digunakan untuk menuliskan struktur modul aja dan pada bagian kanan bawah untuk menuliskan struktur assessment. Hal ini saya lakukan agar para guru memiliki Hands on sectivity, yang tidak melulu mendengarkan saya saja secara sepihak, sehingga mereka menjadi ngantuk atau bosan.
Pada saat kegiatan inti, Saya tidak menunjukkan PowerPoint yang banyak. PowerPoint yang saya buat hanyalah 4 selain saja. Pada malam hari saya tidak bisa membuat PPT yang banyak karena waktunya Tidak cukup dan saya merasa sangat lelah. Saya menunjukkan slide yang pertama yang berisi tulisan mengajar menyenangkan dengan membuat modul dan asesmen yang diadaptasi, dimodifikasi atau dibuat sendiri. Pada slide kedua Saya tunjukkan apa saja yang akan dipelajari yaitu mengenal assessment, mengenal modul dan langsung praktek. Pada slide ketiga langsung diajak untuk masuk ke Google site di mana saya menyimpan bahan-bahan yang akan mereka terima selama pelatihan. Sebagian guru mengalami kesulitan masuk ke Google said karena sinyalnya sama tetapi digunakan oleh banyak orang.
Tujuan saya menyimpan materi-materi ini di Google site agar kelak saya mudah mencari bahan-bahan ajar yang sejenis, ketika diminta oleh sekolah yang berbeda. sehingga saya tidak terlalu dari awal untuk membuat semuanya. Termasuk pada saat menyusun di padlet juga saya hanya membuat remake dari asesment yang sebelumnya, ditambah sedikit. oleh karenanya, saya tidak terlalu banyak mengandalkan kemampuan PPT.
Tindakan saya pada saat IHT menggunakan Google size dan menggunakan parlet adalah untuk menunjukkan kepada para guru bahwa di kurikulum Merdeka guru itu memanfaatkan segala fasilitas yang kontekstual dengan kehidupan para murid. Salah satunya adalah penggunaan gawai serta sekolah yang telah dilengkapi dengan wi-fi.
Saya langsung Menjelaskan ke peraturan Bagaimana membuat rencana pembelajaran yang diatur oleh Permendikbud Nomor 16 Tahun 2022 mengenai elemen minimal yang harus ada pada rencana pembelajaran. Setelah itu secara teknisnya saya meminta para guru untuk membuka panduan pembelajaran dan assessment. pada panduan ini dijelaskan Bagaimana dokumen rencana pembelajaran yang dapat dibuat oleh para guru.
Pada buku panduan dijelaskan terdapat tiga bentuk penyusunan rencana pembelajaran dengan nama yang berbeda-beda yaitu rencana pelaksanaan pembelajaran, modul ajar dan modul ajar versi lengkap.
Saya jelaskan satu persatu, dan pada saat yang sama para guru harus mencatat apa yang mereka paaham pada kertas yang telah disepakati yang tadi dilipat 4.
waktu sudah hampir satu jam untuk mempelajari modul. Kemudian para guru mengatakan Bu mau game. Mungkin untuk mengurangi lelah karena belajar cepat bersama saya. Untuk game kemudian saya meminta para guru berdiri, kemudian menyanyikan lagu satu-satu Aku Sayang Ibu yaitu kalau satu mengangkat telunjuk kiri, kalau dua tangan kanan memegang telunjuk kiri kalau tiga telunjuk kiri memegang telunjuk kanan dan seterusnya.
Hampir lupa, kegiatan ini dilakukan secara daring dan luring. Di kelas 11 para peserta melaksanakan secara daring, karena sekolah belum memiliki aula. Pada saat saya datang ke sana sekolah sedang membangun tiga atau empat ruangan kelas yang antar kelasnya dapat digunakan sebagai Aula titik menurut Bapak Edi, Ketua Komite sekolah, pembangunan untuk keempat ruang tersebut dibiayai dari komite sekolah.
Setelah mereka melakukan ice breaking, para guru kembali diajak untuk fokus membuat rencana pembelajaran. Untuk membuat rencana pembelajaran mereka diperbolehkan memilih satu dari tiga jenis RPP yang dapat mereka buat. Saya menjodohkan langsung di Google Docs. Kemudian saya katakan bahwa para guru harus bisa mengerjakan latihan di Google Docs karena biasanya di kurikulum Merdeka para guru dibekali dengan combo. Jadi dengan adanya chromebook mereka tidak menggunakan menulis memakai Microsoft Word. Ketika saya katakan bahwa mereka harus belajar Google Docs, mereka saling menatap.
Saya meminta kepada para guru untuk berlatih menulis rencana pembelajaran pada Google Docs dan dikumpulkan Sesuai dengan kesepakatan yang ditetapkan oleh wakil kurikulum. Sebelum saya tutup kemudian saya meminta para guru barangkali ada pertanyaan yang ingin disampaikan. pertanyaan yang pertama muncul dari Pak maskun yang terkait dengan apakah memungkinkan jika tidak ada remedial titik Bagaimana teknis jika tidak ada remedial. pertanyaan yang kedua dari Ibu Ani yang menanyakan bagaimana jika pada saat pertemuan 1 ada murid yang belum Tuntas di IPK pertemuan 1 Apakah mereka harus tetap diberikan layanan sampai mereka tuntas atau boleh pindah ke pertemuan dua dan melanjutkan ke IPK yang di pertemuan dua.
Respon untuk pertanyaan yang pertama adalah guru bisa saja tidak melakukan remedial dengan catatan dia menguatkan para murid pada saat proses pembelajaran. jadi assessment formatif betul-betul menjadi alat untuk mengumpulkan informasi perkembangan murid. Untuk Respon yang kedua saya sampaikan bahwa lihat dulu Berapa persen yang tidak lulus di IPK pertemuan 1. jika 75% tidak lulus maka harus dilakukan pengajaran ulang. artinya guru harus mengubah metode mengajarnya, karena bisa saja sampai 75% murid tidak paham diakibatkan oleh strategi atau teknik mengajar yang kurang tepat. Namun jika yang tidak lulusnya kurang dari 25% dapat dilakukan misalnya tutur sebaya. untuk tutor sebaya saya anjurkan agar yang menjadi tutor itu diberikan reward dalam bentuk misalnya sertifikat sebagai tutor.
Kegiatan ditutup dengan foto bersama. tapi sebelum foto bersama saya meminta para guru untuk memberikan refleksi terhadap pembelajaran yang mereka rasakan di hari ini.
Refleksi mereka buat sambil ditutup oleh Pak Ferdi karena waktu sudah menunjukkan pukul 12.35. ada yang menulis refleksinya di bagian foto ada yang nulisnya di kolom refleksi seperti terlihat di bawah ini.
Refleksi yang membuat saya merasa bahwa yang saya berikan dapat mereka praktikan tanpa harus langsung dibimbing oleh saya.
Saya bisa menyimpulkan bahwa kegiatan yang saya sampaikan untuk materi modul ajar tercapai 100%, sedangkan materi untuk assessment hanya tercapai sekitar 60%.
No comments:
Post a Comment