Pertanyaan itu berulang-ulang memenuhi pikiran Narima. Baginya, kesetiaan pada suami ditandai dengan pikiran lurus, baik dalam sadar ataupun tak sadar. Siang malam, pagi petang, terjaga tidur, pikiran, perasaan, dan hati hanya diperuntukkan dan dibagi hanya kepada suami. Tapi mimpi tadi malam mengubah semua keyakinan Nurima.
"Bukankah mimpi tidak dapat diundang atau ditolak?"
Begitu pikir Nurima.
Mimpi sebetulnya bukan hal baru bagi Nurima
No comments:
Post a Comment