Momen perang Palestina-Israel menjadi lahan bisnis penjualan Bendera Palestina. Kenapa tidak menjual bendera Israel juga? Jawabannya, saat ini, atas nama "saudara seiman" yaitu sesama umat lslam, penanda keimanan ditandai dengan membeli bendera Palestina. Apakah keimanan meningkat dengan memiliki bendera Palestina? Belum pasti begitu. Yang pasti, jumlah penjualan meningkat dengan semakin gencarnya doktrin "bela Palestin dengan mengibarkan benderanya".
Bagaimana jika ada yang memiliki ide "toh soal bendera, saya mau beli bendera Israel!"
Ide ini pasti mendapatkan kritik dan penentangan langsung bahkan personal. Anda akan ditanya, "Apakah anda pendukung lsrael? Pendukung lsrael tidak boleh dan tidak mendapat tempat di negeri ini."
Kembali ke bendera, dan mereka yang membeli bendera, serta menyerukan bela Palestin. Apakah mereka telah khatam membaca sejarah kisruh Israel Palestin? Apakah keputusan membela Palestin berdasarkan "semua orang bela Palestin, dan umumnya orang lslam bela Palestin". Atau berpijak pada pemahaman holistik dan fundamental bahwa pihak Palestinlah yang perlu dibela.
Pada sebuah seloroh, saya mengajukan kasus, "Andai, ada 2 anak kecil, keduanya terluka akibat perang, badannya penuh luka dan wajib segera ditolong. Masalahnya, satu anak berbangsa Palestin, dan satu anak berbangsa Israel. Mana yang akan anda tolong?"
Tegas sekali, yang ditanya menjawab, "Kita wajib menolong anak Palestin, dan biarkan anak lsrael mati."
Jika embel-embel bangsa, agama, negara ditanggalkan, kedua anak itu, dua jiwa yang harus diselamatkan. Maka, kedua anak itu wajib diperlakukan sama. Dari sisi kemanusiaan, keduanya adalah manusia yang berhak mendapatkan perlakuan yang sama.
Pikirkan kembali apakah membeli bendera Palestin, telah benar-benar mengurangi masalah konflik Israel-Palestin, atau menciptakan konflik baru di negeri ini?
No comments:
Post a Comment