Ini adalah monitoring yang kedua sebelumnya saya mau monitoring di SMA N 1 Sukanagara yang kondisinya pada waktu itu mengalami kendala di aplikasi. Di mana aplikasi pendaftaran tidak dapat diakses dan yang hanya bisa menghapus itu hanyalah untuk peserta dari p3ks saya lupa istilahnya yang jelas itu dari jalur keluarga tidak mampu.
Akibat dari rusaknya aplikasi atau tidak bisa diaksesnya aplikasi, banyak murid yang datang ke sekolah untuk memastikan Apakah pendaftarannya sudah selesai atau belum titik tetapi di SMA N 1 Kadupandak, para orang tua datang langsung ke sekolah karena memang mereka tidak bisa dan tidak paham cara Bagaimana mengisi data ke dalam akun. Hal ini bisa dipahami karena pendidikan para orang tua untuk siswa-siswa yang berada di daerah Kadupandak dan sekitarnya sedikit sekali yang paham mengenai bagaimana cara pendaftaran dengan menggunakan akun, di mana di dalamnya harus pula melibatkan kemampuan digital yang sedikit lebih baik Misalnya seperti mengunggah gambar, mengunggah PDF memfoto tapi hasilnya PDF yang tidak semua orang bisa melakukan itu titik sehingga panitia memberikan bantuan untuk melakukan pendaftaran titik tentu saja ini lama rata-rata untuk satu siswa dilayani 15 menit. Sebuah bentuk dedikasi yang luar biasa dari para guru SMA yang menjadi panitia spmb untuk dapat melayani orang tua dan peserta didik yang ingin mendaftar ke SMA tetapi mereka tidak tahu cara mengisi pendaftaran dengan menggunakan akun.
Permasalahan yang muncul pada saat pendaftaran adalah ada titik domisilinya itu yang tidak sesuai, misalnya siswanya berada di kadupanda, tapi ketika nomor KK itu ditelusuri malah berada di Bekasi titiknya dan masalah yang kedua dengan Kakak ini ada yang tidak valid, ketika dicek secara online nomor tersebut tidak ditemukan. Untuk masalah ini panitia meminta kepada orang tua untuk segera mendaftarkan kakaknya ke disdukcapil Kecamatan agar bisa diakses secara online.
Permasalahan-permasalahan lain terkait dengan kepemilikan akta kelahiran. Ada beberapa siswa yang tidak punya akta kelahiran, oleh panitia didorong untuk memiliki akta kelahiran dengan cara mendaftar ke Kecamatan.
Untuk kondisi saat ini, menurut informasi dari kepala sekolah, Ibu Ratih dewiana, bahwa camat Kecamatan Kadupandak adalah Irfan yang alumni dari SMAN 2 Cianjur sehingga lebih mudah berkoordinasi karena ada jejaring sebelumnya, sehingga untuk permasalahan-permasalahan pendaftaran diharapkan difasilitasi oleh bapak camat untuk kelancaran sesuai waktu yang ditetapkan untuk pendaftaran di tahap 1.
Masalah yang ketiga terkait dengan kemampuan orang tua dan murid untuk menggunakan akunnya sendiri untuk mendaftar. tidak sedikit para orang tua dan juga anaknya yang tidak bisa menggunakan akun untuk mendaftar. padahal untuk anak SMP kelas 3 seharusnya mereka sudah bisa mendaftarkan dirinya sendiri menggunakan akun karena mereka dipandang pengguna aktif dari handphone.
Di luar masalah spmb terdapat masalah yang perlu mendapatkan tindak bagi segera yaitu kurangnya guru fisika di SMAN 1 kadupandar titik sedangkan di kelas 11 dan 12 nya terdapat peserta didik yang melakukan pilihan fisika dan juga di kelas 10 ada mata pelajaran Fisika wajib. Guru fisika pindah ke sekolah lain karena dia diterima menjadi P3K demikian juga dengan guru ekonomi, dia juga Pindah karena lulus P3K. Untuk guru fisika pindahnya ke SMKN 1 cijati
Untuk PSAT, permasalahan masih terdengar klise, yaitu guru tidak mengembangkan indikator yang sesuai dengan kemampuan yang diuji titik misalnya kemampuan yang diujinya memahami X maka indikatornya juga memahami X padahal untuk memahami ketika diubah untuk pada indikator sebaiknya menjadi indikator uji yang bisa diukur.
Selanjutnya untuk soal literasi semuanya hanya menggunakan teks jadi ada semacam pandangan bahwa soal-soal yang memakai teks yang panjang itulah yang literasi. Padahal tidak seharusnya begitu.
No comments:
Post a Comment