Kamis, 26 Juli 2018
Mengajar jam terakhir pada kelas kelompok pembelajar lambat menguras pikiran bahkan sebelum mengajar itu dilaksanakan. Materi ajar yang harus diberikan adalah preposition dan prepositional phrase. Pada buku sumber tergambarkan bahwa para siswa akan mengantuk karena rangkaian kegiatan meminta mereka merespon secara tertulis terhadap setiap perintah yang disusun sedemikian rupa sehingga para siswa menguasai 25 macam kata depan (preposition) yang terkait dengan waktu dan tempat.
Saya merencanakan pada pertemuan kesatu difokuskan pada prepostion saja dan pada pertemuan beikutnya akan diberikan prepositional phrase. menyajikan prespositon tanpa konteks tentu saja sulit dilakukan. Biasanya aspek kebahasaan diajarkan pada teks sehingga terlihat konteks dan cara penggunaannya. Namun pada buku sumber kali ini, preposition diajarkan tanpa dikaitkan dengan teks apapun.
Satu-satunya cara yang saya pikir dapat membuat para siswa semangat mengenal proposition dengan rasa senang dan tidak mengantuk (dan merengek minta pulang) adalah dengan game. BINGO dengan jumlah kotak 25, itulah game yang ditetapkan dipilih. Hari ini game itu dilaksanakan dan berhasil.
Untuk melakukan permainan BINGO diawali dengan mengajak para siswa melakukan permaianan dalam kelompok dengan jumlah siswa empat orang. Setelah siswa duduk dalam kelompok. Saya meminta kepada mereka untuk menyiapkan 2 botol, 2 tempat pensil, 4 buku, 4 pulpen, satu hape. Keceriaan sudah nampak pada saat siswa kebingungan menerima instruksi yang diberikan dalam Bahasa Inggris. Kelompok lain saling menengok apa yang disiapkan kelompok tetangganya.
Segera setelah benda-benda yang diminta siap dan disimpan di salah satu sudut meja, saya berkata bahwa saya akan mengucapkan instruksi dua kali setelah itu, tanpa harus berkomentar harus melakukan apa yang saya perintahkan. Saya satupahamkan dulu bahwa kiri dan kanan diambil dari arah saya, bukan dari kiri-kanan siswa.
Secara berurutan saya memberikan perintah. Listen carefully, put one bottle on the left side and the other one on the right side. Para siswa saling menatap, dan tangan mereka dengan ragu memindahkan botoh ke sisi kiri dan kanan meja. Mereka menengok kiri-kanan, saling memastikan bahwa kelompok lain melakukan hal yang sama.
Saya lanjutkan dengan kalimat lainnya yang mengadung kata depan yang berbeda: Between the bottles is a pencil case. Para siswa memindahkan tempat pensil ke tengah-tengah diantara botol. Terlihat beberapa siswa yang bingung. Kemudian saya berkata lagi, There is a book under the pencil case. At the top of the pencil case is another book. And above the book there is a mobile phone. Para siswa mulai berebut benda mana harus berada di mana.
Setelah para siswa terlihat mulai merasa telah menempatkan benda sesuai dengan pendapatnya. Saya memberikan perintah lagi. Two pencils are before the right's bottle. Another two pencils you put inside the pencil case. Now, one book is under the left's side bottle. And the last one, there is a pencil case next to the book.
Saya persilakan setiap kelompok melihat posisi akhir setiap benda yang tadi diinstruksikan. Mereka tertawa gembira karena semuanya benar. Yang membingungkan mereka hanyalah kata 'before' yang setara dengan 'in front of'.
Saya memberikan sedikit penjelasan tentang preposisi yang terkait dengan waktu dan tempat. Terdapat 25 preposisi yang harus dikuasai oleh siswa. Saya meminta para siswa menulis nomor satu sampai 25 dan membuat kalimat (apapun) dengan menggunakan preposisi yang diberikan. Untuk mengerjakan ini, saya meminta agar siswa berkelompok menjadi tiga kelompok besar (satu kelompok besar berasal dari 3 kelompok kecil @ 4 orang). Saya sarankan agar masing-masing siswa membuat dua kalimat, misalnya 1 dengan 2, 3 dengan 4, kecuali nomor 25 dikerjakan bersama. Pertama-tama, setiap siswa menuliskan 2 kalimat pada bukunya masing-masing. Setelah selesai menulis 2 kalimat, buku catatan digilir sehingga setiap siswa menuliskan 2 kalimat tadi pada buku temannya, buku berhenti bergilir pada saat seluruh nomor terisi kalimat yang mengandung preposisi.
Pada saat siswa menulis kalimat, saya membuat kolom BINGO, ke sisi kiri 5, ke bawah 5, sehingga seluruh kotak ada 25. Saya menuliskan nomor 1 sampai 25 dengan acak pada kolom yang telah dibuat tadi. Saya tanyakan apakah para siswa telah selesai menulis kalimat.
Setelah semuanya selesai membuat kalimat, saya jelaskan bahwa saya akan menyebutkan nomor secara acak dan jika kelompok dapat membuat garis lurus secara vertikal, horizontal atau diagonal berdasarkan kalimat yang dibacakan maka mereka menang, BINGO. Saya tunjuk mana kelompok satu, dua dan tiga. Saya amanatkan untuk ingat nomor kalimat yang dibuat masing-masing, agar ketika nomor saya sebut, segera mengangkat tangan dan saya tunjuk untuk menyebutkan kalimat.
Saya mulai dengan menyebut angka 12, para siswa terlihat bingung. Kemudian tak lama ada dua siswa yang mengangkat tangan. Saya tunjuk kelompok 3 dan salah satu siswa membacakan kalimat nomor 12. Demikian seperti itu saya lakukan berulang, menyebut nomor dan mempersilakan siswa membacakan kalimat, jika kalimat yang dibuat salah, saya alihkan kesempatan pada kelompok lain. Para siswa mulai berebut angkat tangan. Mereka ingin segera membuat garis lurus agar bisa memenangkan game dan berteriak BINGO. Para siswa yang semula duduk, kini ada yang berdiri, dan berteriak ingin ditunjuk membacakan kalimat sesuai nomor.
Sekitar 30 menit BINGO selesai, kelompok 3 menjadi pemenang dan mereka bersorak gembira. Saya ikut senang karena tidak ada satu siswa pun yang ngantuk-ngantuk. Permainan BINGO ini memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk berpartisipasi. Mereka memiliki kesempatan yang sama karena semua nomor akan disebutkan oleh guru. Yang membuat mereka tidak sempat menyebutkan kalimat adalah karena mereka lupa nomor yang menjadi tanggung jawabnya karena terlalu asik memastikan angkat tangan duluan.
No comments:
Post a Comment