Dalam beberapa hari ini pengguna media sosial seperti Whatsapp, Telegram, Line, juga platform lainnya seolah sepakat saling meneruskan pesan yang berisi informasi pemberian kuota gratis senilai 250k.
Membaca kata gratis, jempol dengan otaknya sendiri, langsung menyalin pesan dan tanpa dicek terlebih dahulu langsung disebarkan dengan tujuan ingin berbagi kebahagiaan. Usai meneruskan pesan, jempol mengklik link yang diberikan dan berselancar mencari kuota yang dikabarkan gratis tadi. Ujung-ujungnya sudah dapat diduga, tidak ada kuota gratis. Sama halnya dengan tawaran sebelum-sebelumnya, semuanya palsu. Yang terbukti benar adalah jempol bekerja keras mencari kebenaran isi pesan sehingga menghabiskan waktu (dan kuota) tanpa guna.
Pepatah berbahasa Inggris mengatakan "curiosity kills the cat" yang arti bebasnya kurang lebih "jika anda tidak menahan diri, maka anda akan celaka". Itulah yang dialami jempol baik yang ikhlas meneruskan pesan tanpa diminta si penerima dan tanpa menanyakan apakah si penerima memerlukan pesan tersebut.
Kembali pada isu kuota gratis; berita adanya sesuatu yang gratis sudah pasti menggoda dan terlihat seksi. Muncullah rasa penasaran yang dibarengi barangkali. Sambil jempol menjelajah, pikiran logis diabaikan karena telah dikalahkan keseksian kata gratis. Secara alami manusia menyukai sesuatu yang gratisan atau diperoleh dengan tanpa ada usaha. Ketika ada kabar kuota gratis, secara naluriah langsung memasang harap "barangkali kali ini tidak hoax, atau barangkali kali ini benar".
Rasa penasaran (curiosity) bisa berdampak baik jika diikuti dengan pikiran logis. Dengan kata lain, rasa penasaran berakibat fatal jika mengikuti kata barangkali. Seperti pepatah berbahasa Inggris yang bermakna harfiah "kepenasaran bakal membunuh kucing". Penasaran membuktikan pesan kuota gratis, akan mengantarkan pelaku pada banyak kerugian diantaranya waktu, kuota, dan bisa saja berupa peretasan informasi personal.
Tuhan menciptakan dunia dan seisinya dengan aturannya sehingga semuanya telah ada kepastiannya. Sebagai contoh, semua yang hidup bakal mati. Contoh lain, jika anda berusaha maka anda akan mendapatkan hasil. Sekarang bagaimana jika tanpa usaha anda langsung mendapatkan kuota? Hal ini berlawanan dengan hukum sebab akibat yang telah diketshui bersama.
Barangkali bisa saja menjadi kata yang digunakan untuk menggantungkan harapan. Namun mengandalkan kata barangkali pada sesuatu yang jelas tidak benar, itu suatu kesia-siaan yang nyata.
No comments:
Post a Comment