Friday, May 28, 2021

Tentang Pohon Yang Mengayomi

 Pagi ini WA mengirimkan gambar dan tulisan di bawah ini dengan embel-embel tausiah Jumah.

Ada pohon yang tinggi, namun tidak bisa mengayomi.
Ada pohon yang rendah, namun bisa meneduhkan semua orang.
Manusia juga begitu.
Ada yang punya banyak prestasi, namun kebermanfaatan buat orang lain tidak ada.
Ada yang biasa2 aja, tapi dicintai semua orang karena ikhlas membagikan manfaat.
Semoga kita bisa jadi nomor 2, walau gak keren² amat...gak pinter² amat🤭
tapi bisa bermanfaat buat semua orang

Respon saya:

Mengibaratkan manusia sebagai pohon, mmmm... give me some time and I guess I totally disagree with the reason proposed above. 

Caption menyindir orang banyak prestasi namun kurang bermanfaat. Ini agak aneh bagi saya. Seseorang berprestasi, misalnya: 1)  dia memiliki prestasi sebagai penggerak pemanfaatan lereng hutan yang kosong  untuk menjadi lahan produktif dengan ditanami pohon kopi, 2) dia, seorang lelaki tanpa pamrih membacakan cerita dan meminjamkan buku kepada anak-anak, 3) dia, seorang perempuan yang mengajak para ibu rumah tangga untuk menjadi penjaga benih, kemanapun mereka pergi jika menemukan benih tanaman, dia memintanya dan kemudian menanamnya di pekarangan rumahnya, dan prestasi dalam bentuk penghargaan lainnya yang tidak dapat disebutkan satu persatu karena begitu banyaknya. Intinya prestasi pada umumnya memberikan manfaat. Kecuali prestasi dalam lomba, misalnya lomba lari, lomba menggambar, lomba panjat tebing. Prestasi melalui lomba seperti ini, tentu harus menyisihkan peserta lain. 
Menyamaratakan bahwa yang berprestasi tapi kebermanfaatan bagi orang lain tidak ada, menurut saya, itu terlalu kejam. 
Prestasi yang diraih melalui lomba, yang nota bene, menyisikan atau kasarnya mengalahkan orang lain, prestasi macam ini, ada manfaatnya, salah satunya bagi yang disisihkan. Yang disisihkan bisa belajar, bisa tahu posisi kemampuannya, bisa mengetahui bagaimana kinerja orang lain. Kekalahan pun memberikan manfaat. 

Ah rasanya, saya tidak tega membahas ini. Intinya, saya sarankan untuk berhati-hati kalau mau mengibaratkan manusia. Bagi yang setuju, silakan.
Tapi kalau saya yang menjadi pohon 1, saya akan sangat sedih. Kalau saya termasuk jenis pohon yang diambil manfaat dari tinggi dan besarnya kayu yang bisa saya berikan, bukan dari kerindangan. Saya menjadi pohon yang gagal. 

Jangan mengibaratkannya pada prestasi atuh, tapi kepada hal lain saja. 


Kabar Y.

Hari Kamis pontang panting. Mengantar istrinya ke tempat kerja, menjemput kopi yang katanya sudah tanggung dipetik. Terengah-engah meminjam uang pada istrinya dengan alasan PIN ATM terblokir. Dia kemudian menjemput istrinya pulang kerja. Tanpa lelah, dijejali dengan sebungkus mi yamin, segera berangkat menuju Bandung untuk bertemu seseorang yang dipandang dapat membuka bisnis perkopian.


Kabar Halodoc

Setelah 3 hari berturut-turut makan vitamin, kepala rasanya pusing, badan ga jelas rasanya. Tenggorokan terasa sangat kering. Waktu berbicara di SMA COkro, beberapa kali suara hilang karena tenggorokan terasa sangat kering.
Hari ini, dihentikan makan vitaminnya. 


No comments:

Post a Comment