Sunday, February 5, 2017

(Menuju) Cina (19 Januari 2017)

Informasi dan komunikasi ke Cina melalui WA menambah waktu menatap screen menjadi bertambah. Setiap pagi dan malam aku buka untuk memastikan bahwa aku tidak ketinggalan informasi kemudian kehilangan momen.

Hari ini, WA memuat tambahan anggota group oleh admin. Selain itu ada informasi yang mengejutkan. Admin mengunggah ini " Bapak Ibu jangan dikirim dulu ga... EO nya barusan nelpon saya. Persyaratannya nambah. Banyak banget. Sebentar saya lagi susun dulu."

Maksud dari jangan kirim dulu, adalah jangan mengirimkan berkas-berkas yang kemarin diminta. Persyaratan nambah dan banyak.
Teks ini muncul pagi hari. Aku tidak hirau. Aku harus bekerja dan coba-coba menyampaikan kabar kepada Kepala Sekolah tentang kabar apresiasi ke Cina sebagai pengganti apresiasi yang katanya ke Finlandia.

Kepala Sekolah mengiyakan dan mengizinkan. Aku sendiri merasa sedikit pesimis, jangan-jangan setelah mengirimkan berkas-berkas ada kabar apresiasi dibatalkan, tanpa penjelasan. (Kalau kepada guru, tidak memberi kabar, tidak memberi alasan: tidak apa-apa). Aku berkaca pada beberapa kali kejadian sebelumnya. Tiba-tiba dan terburu-buru harus menyerahkan berkas-berkas ini itu untuk persyaratan ini itu. Aku, buru-buru memenuhinya, setelah itu tidak ada kabar.
Untuk kali ini semoga tidak seperti itu.

Aku buka lagi WA dan muncullah yang tadi dibicarakan. Aku baca ini " Jadi selain persyaratan pembuatan visa ke Cina yang kemarin sudah kami kirimkan, ada lagi persyaratan untuk ke Setneg.
Ada beberapa, yang harus Bapak dan Ibu siapkan hanya ini saja: 1. CV
2. Foto berwarna latar belakang putih 4x6 (2 lembar) dan 3,5x4,5 (2 lembar)
Ada beberapa hal yang HARUS DIPERHATIKAN: 1. Nama di pasport  dan KTP harus sama jika berbeda harus ada surat keterangan dari kelurahan, dll, dst, dst.

Aku hanya memikirkan harus difoto. Aku rencanakan pulang kerja ke tukang foto.

Aku menuju tukang foto sambil mencoba memahami alur jalan kota kecilku yang sana sini ditutup. Dalam hati berkata mungkin inilah perwujudan jalan dibuat satu arah oleh Bupati baru. Aku hanya mengikuti kemana orang menuju. Tiba di tukang foto, langsung difoto setelah meyakinkan kepada tukang foto bahwa fotonya berlatar putih dan bukan untuk Umroh. Aku baru tahu bahwa foto latar putih selalu terkait langsung dengan Umroh.

Setelah menunggu 15 menit, fotonya jadi. Aku lihat, kacamatanya mantul. Aku bilang ke pegawai apa bisa dibuat tidak mantul kacamatanya. Dia bilang bisa. Aku bertanya-tanya selama ini berfoto dan dengan memakai kacamata tidak pernah mantul, tapi kali ini, beda sekali. Maka aku pulang, karena pihak toko bersedia mengurusi mantul jam 4 sore.

Pukul 4 sore aku ngurusi mantul. Ketika fotonya diterima, masih mantul !!!. Jadi sejak seharian, mantulnya diurus atau tidak? 
Aku berkata dalam kepalaku sendiri bahwa foto untuk ke Cina mah susah. Untuk penyelesaian mantul, aku print foto yang lama.
Jadi semua foto yang dibuatkan CDnya dan cetak banyak itu, tidak dapat dipakai. Andai tahu hasilnya mantul, kenapa susah-susah berfoto, nunggu sampai pukul 4 sore.

No comments:

Post a Comment