Lama telah ia pikirkan apakah akan memanfaatkan layanan BPJS yang setiap bulan diambil dari gajinya sebagai pegawai negeri. Selama ini, ia hampir tidak bersedia menggunakan layanan BPJS ini karena menurutnya tidak praktis, harus super sabar, dan harus tahu kapan jadwal sakit.
Alasan yang diajukannya bukan tanpa alasan. Sejak beberapa tahun silam, ia berlangganan masuk ke rumah sakit untuk mengobati kanker matanya. Layanan BPJS sangat menyulitkannya. Sebagai contoh, pada suatu ketika, ia temukan matanya berdarah, mengucur, dan tentu saja ia menganggung sakit yang tak terkira.
Dengan ringisan wakil rasa sakit, ia mendaftarkan namanya di loket BPJS. Sungguh ia terkejut karena tidak bisa begitu saja mendaftar ke rumah sakit. Harus dimulai dari prosedur terbawah. Mulailah mendaftar dari klinik, baru nanti ada rujukan ke rumah sakit. rujukan akan diberikan jika klinik dipandang tidak mampu menangani sakitnya.
Mendapatkan dirinya harus kembali ke Klinik, ia sangat terkejut sekaligus kecewa. Bagaimana ia harus kembali, matanya harus segera ditangani, bukan diurusi pendaftarannya. Atas nama penyelamatan matanya, maka ia tidak menggunakan layanan BPJS. Maka, dengan uangnya sendiri ia membayar layanan poli. Selesailah dengan mudahnya.
Poli yang tak ditanggung BPJS selalu dipilihnya karena efektif secara waktu dan emosi.
Kini, ketika berdasarkan pemeriksaan Eye Center Cirebon ia harus kembali ke RSCM, kembali dioperasi, maka permintaan itu jadi sangat sulit untuk dilaksanakan.
Sehari ini ia menghabiskan waktu hanya untuk di klinik saja. Waktu yang tersisa tak cukup untuk mendaftar ke RSUD. Katanya daftarlah sejak jam 6 pagi paling lambat pukul 7 karena jumlah pendaftar dibatasi. Setelah mendapatkan antrian daftar, baru bisa mendaftar ke loket, dan setelah itu tunggulah dipanggil. Mungkin perlu sehari untuk itu.
Nanti, lanjut pegawai rumah sakit yang tak mau menerima pendaftarnya melanjutkan, akan ditujuk ke RSHS karena itu adalah rumah sakit pusat untuk Jawa Barat. Tidak bisa ke Jakarta, RSCM. Harus ke Bandung.
Ia menerawang, perlu sehari lagi untuk ke Bandung. Perlu ekstra sabar jika layanan tidak seperti yang diharapkan. Semuanya memang memerlukan kesabaran karena ia miskin.
No comments:
Post a Comment