Aku bukan Siti Badriah yang bisa menggunakan kendaraan dengan kekhususan sebagai pengguna jalan. Seperti para artis lainnya, ketika datang ke suatu tempat, diarak-arak, diselfi-selfi, dilempari bunga, diteriak-teriakan namanya ketika melewati jalan umum. Kehadirannya mengakibatkan kemacetan, itu pasti. Kemacetan itu tentu ditunggu-tunggu karena mengakibatkan kesempatan melihat pemilik suara Syantik tertahan beberapa jenak.
Aku, tentu saja sering mendapatkan kemacetan, bukan menjadi penyebab kemacetan. Macet karena ada truk yang terbalik akibat mengangkut bawaan alat hiasan untuk hajatan yang melebihi kapasitasnya plus supirnya ngantuk. Konsekuensinya, aku yang berangkat sejak subuh buta mengejar tiba di Bandung pukul 7 pagi hanya bisa berdoa dan berharap. Membalikan mobil truk terlentang melintang memerlukan waktu lebih dari 2 jam. Sesuai takdirnya, aku tiba di tujuan pukul 9 pagi pada saat kegiatan yang hendak diikuti, telah berlangsung selama 2 jam.
Aku menemukan bahwa menjadi penyanyi dangdut dihargai lebih tinggi dari guru. Penyanyi dangdut boleh menyebabkan kemacetan, boleh juga mengosongkan jalan hanya untuk dirinya saja. Kisahnya begini.
Saat itu, ada dua orang kampung yang sama-sama mengikuti lomba. Yang satu, berusia belasan, siswa SMP berasal dari Cianjur Selatan berbatasan dengan laut Hindia Belanda. Satu lagi, berusia puluhan, guru SMA berasal dari Cianjur Selatan yang berbatasan dengan daerah terluar Cianjur, Jampang. Kedua orang ini sama-sama beradu kompetensi sesuai bidangnya. Semua tahapan dilalui, mulai tingkat terendah sampai tingkat nasional.
Si anak belasan tahun, yang siswi SMP, memiliki suara emas. Guru dan Kepala sekolahnya melihat ini sebagai anugerah yang harus digali dan dimanfaatkan sebagai dongkrak. Perlu dongkrak keuangan untuk mengubah gubuk menjadi rumah semen. Perlu dongkrak keuangan untuk berpenampilan trend. Perlu dongkrak untuk menjual nama sekolah yang berada nun jauh di pinggir Cianjur sana. Perlu dongkrak untuk mengangkat nama guru dan kepala sekolah di layar kaca.
Inobel smk dan slb
Naskah buku untuk dikmen dan inklusif untul semua jenjang pendidikan.
Karya produktif smk, lkg
Anugerahkonstitusi dikmen
Satyalencana pendidikan berdasarkan dedikasi, masa kerja, 30 tahun
Guru teladan, lihat ke sekolahnya, rumahnya, RTnya.
Hadeuh...kitu2 teuing atuh.
No comments:
Post a Comment