Saturday, December 8, 2018

Aku tak henti kagum dengan Borobudur

Aku sudah pasti bukan Siti Badriah. 

Siti Badriah mungkin tidak memimpikan berkunjung ke Borobudur berulang-ulang demi memahat keindahannya dalam benak, demi ingin menikmati kehalusan karya pada kasar batu yang berjejer pada tahap kamadatu, arupadatu, .... mungkin pula Siti Badriah tidak akan mengaitkan Borobudur dengan tulisan Ayu Utami yang membahas Borobudur dari sisi keluhungan hasil cipta manusia yang bisa dijelaskan secara sastra. Aku, Badriah, mencintai keangkuhan Borobudur dan misteri yang disimpannya.

Aku berkali-kali mengunjungi Borobudur atas nama kekaguman yang tidak pernah berkurang setiap kali kukunjungi situs sejarah ini. Puncak candinya yang menjulang ke langit seolah mengatakan bahwa dari sana siapapun bisa mengomunikasikan harapan kepada sang Hyang Widhi yang  bersemayam di langit.

Sebagai sebuah karya manusia dari zaman yang belum mengenal teknologi modern, Borobudur mengundang kekaguman. Salah satu yang tak pernah habis untuk dibahas, bagiku, Borobudur memiliki presisi yang tiada tara.

No comments:

Post a Comment