Dari 10 sekolah yang dibina permasalahan yang teridentifikasi di antaranya:
1. POS yang dibuat tidak serius, hanya menggunakan salin dekat, kemudian dikirim ke pengawas.
2. POS yang dibuat tidak menggambarkan kondisi pelaksanaan ujian sekolah titik sebagai contoh ujian sekolah dilaksanakan secara daring, tetapi pada peraturan peserta ujian, peraturan pengawas ruangan dan yang lainnya merupakan penjelasan untuk pelaksanaan secara tatap muka. Ini diasumsikan efek dari salin rekat dari post sebelumnya yang memang dilaksanakan secara tatap muka.
3. Lamban sekali dalam melakukan revisi. Langkah yang saya lakukan adalah dengan meminta kepada penyusun POS US untuk mengirimkan file POSnya. Setelah file POSnya diterima, saya perbaiki, revisi, review sehingga menggambarkan aktivitas ujian sekolah yang dilaksanakan di sekolah tersebut. Langkah selanjutnya adalah saya mengirimkan kembali file ke pihak sekolah agar memperbaiki bagian-bagian yang masih belum sesuai. Tetapi berhari-hari tidak dikembalikan.
4. Pengiriman file POS tanpa dilengkapi dengan lampiran-lampiran. Hal ini menyulitkan untuk memverifikasi. pada lampiran tertera hal-hal yang sangat spesifik sehingga memudahkan saya sebagai verifikator, untuk memastikan bahwa pelaksanaan sesuai atau tidak.
5. Kemampuan menyusun pos yang sesuai dengan kondisi nyata yang dilaksanakan di sekolah masih perlu peningkatan. kemampuan penulis Pos menunjukkan tingkat keterampilan menulis yang masih terbata-bata menulis, bisanya hanya salin rekat. Yang menyedihkan adalah saling melekat tanpa dicek kembali. saling terdekat tanpa dipastikan bahwa yang tertulis di sana sesuai dengan kebutuhan.
Data yang ditunjukkan |
Bisa dibayangkan bagaiamana memastikan sekolah mengirim data yang sesuai. COntoh file di atas, tidak ada pada instrumen, malah file itu yang dikirim.
Saya sendiri mulai menyimpan file di google drive. Tujuannya agar memiliki data yang mudah diakses dari mana saja dan kapan saja.
Saya sendiri mulai menyimpan file di google drive. Tujuannya agar memiliki data yang mudah diakses dari mana saja dan kapan saja.
Basic data harus dibuat. Ibarat seorang guru kelas, dia harus memiliki data pribadi murid. Maka Pengawas harus memiliki data pribadi sekolah. Dari mana data itu diperoleh? Sejauh ini dengan menelusuri sekolah kita, dapodik dll, belum bisa menghadirkan data yang akurat dan lengkap.
Alamat link untuk materi seminar perpustakaan: https://drive.google.com/drive/folders/1sHU8mCbD2mH9HE3NS5CG8NHVn27lBOyB?usp=sharing
Hari adalah hari kedua Rakor Perpusnas. Membahas meningkatkan SDG's desa melalui literasi, meningkatkan literasi dan numerasi (PISA) murid lewat pembelajaran. Dana dan beragam akitvitas dijejerkan. Masalah utama, "memiliki kebiasaan membaca belum terbangun, itu masalah pokoknnya."
No comments:
Post a Comment