Thursday, October 26, 2023

Parenting CGP dan Raker Dinkes

Hari ini ada dua kegiatan utama yang harus saya laksanakan.  yang pertama adalah kegiatan Parenting di SLB cahaya gemilang Pertiwi: dan yang kedua adalah menghadiri undangan usaha kesehatan sekolah yang diselenggarakan oleh dinas kesehatan. 

Pada kegiatan Parenting di slbcgp ini, diawali dengan pertemuan dengan kepala SLB, yaitu Ibu Neneng Fitri ekasari. Sambil menunggu waktu pukul 09.00, saya mau ngobrol terlebih dahulu dengan ibu kepala sekolah membahas mengenai sekolahnya yang sedang membangun, dan masalah apa yang menyebabkan sekolah ini membutuhkan adanya kegiatan Parenting.  untuk pertanyaan mengenai masalah saya rekam, karena tujuannya untuk nanti dibuat laporan pada pmm atau pada platform lain.
 pada foto di atas pada baju bagian kanan lengannya terlihat berbeda warnanya itu karena air yang nempel ke baju pada saat memarkirkan mobil. Parkir mobilnya jauh dari sekolah karena lapangan yang biasa saya gunakan untuk parkir mobil, sekarang sudah di tembok dan diberi pengganjal. Seolah-olah mengatakan mobil dilarang parkir di sini.

Setelah waktu menunjukkan pukul 09.00 saya ke bawah untuk bertemu dengan para orang tua.  ternyata para orang tua ditemani dengan anak-anaknya. Dalam pandangan saya, para orang tua ini tanpa ditemani anak-anaknya hanya orang tua saja, untuk mendapatkan wawasan baru mengenai pengelolaan anak tanpa sambil berbagi perhatian dengan anaknya. 
 materi yang saya sampaikan adalah mengenalkan mengenai perasaan kepada para orang tua. Perasaan dimulai seperti Perasaan penyangkalan perasaan tawar-menawar perasaan marah, perasaan menerima.
Selain itu juga saya menerangkan Bagaimana peran orang tua dalam membimbing anak titik sebetulnya mereka lebih tahu mengenai bagaimana mengurus anak-anak mereka sendiri titik tetapi harapan saya dengan mengenalkan mereka seperti terhadap perasaan-perasaan yang mereka alami, kemudian peran-peran yang selama ini telah mereka laksanakan, dan cara-cara mereka melakukan sesuatu kepada anaknya, mendapatkan penguatan atau mendapatkan pembanding. mereka harus tahu bahwa memiliki anak berkebutuhan khusus itu bukan merupakan beban, bukan merupakan sesuatu malapetaka.
Pertama-tama, saya ajak para orang tua untuk mengenali perasaan mereka sendiri dengan cara seperti apa sih gambaran mereka terhadap anak-anaknya. saya mereka saya meminta mereka untuk menggambar anaknya itu bagaikan apa kalau diibaratkan dalam gambar.
 pada orang tua masih terlihat canggung, kaku, merasa kelihatannya Ketika Harus berkomunikasi dengan orang luar. Tetapi ini mungkin karena ini hal baru. Tapi mudah-mudahan dengan saya menunjukkan bahwa saya pun Manusia Biasa dan bisa menjadi bagian dari kehidupan mereka memberikan gambaran bahwa Parenting itu penting untuk mereka.

Hampir lupa, Sebelum saya ke slbcgp saya mampir dulu ke kantor cabang dinas. Saya mengambil kain yang katanya sudah dibagikan untuk para pengawas.
Pukul 11.00 saya meninggalkan slbcgp dan langsung menuju ke hotel Yasmin untuk mengikuti kegiatan yang kedua. Saya tiba pas sedang Saatnya makan siang, maka saya langsung ikut makan siang.

Sambil menunggu acara dimulai Ibu Uti bertanya mengenai Apa syaratnya pembuatan visi pembuatan misi dan tujuan. Saya sampaikan apa yang saya tahu. Kalau pada kurikulum Merdeka pembuatan visi itu ada beberapa versi. Versi yang terpendek visi yang ada di Singapura Green and Clean, versi yang sependek itu telah mengubah wajah Singapore menjadi negara paling bersih sedunia sekolah pun bisa melakukan hal yang sama misalnya dia membuat visi Sakti. Saya sampaikan kepada Ibu Uti kalau ada sekolah yang buat visi sangat pendek Jangan dimarahi tetapi Dengarkan apa maksud dari visi tersebut. Jika visi tersebut memiliki misi serta tujuan yang jelas, tidak apa-apa difasilitasi saja. 
Saya juga menyampaikan kepada Ibu Uti sesuai pertanyaannya bahwa tidak harus mengganti visi. Karena mungkin tidak mudah untuk mengumpulkan semua orang dan membuat visi yang baru. yang saya sarankan adalah direview saja misi-misinya. Jika misi-misinya kurang relevan tinggal direvisi kemudian visinya tetap seperti itu titik kecuali kalau visinya melenceng misalnya membentuk SMK juara lahir batin. Dalam pandangan saya kita tidak bisa mengambil visi provinsi kemudian dipakai ulang menjadi visi sekolah.

Materi yang saya tangkap:
1. Aplikasi UKS/M
2. Skrining Anémia pada remaja putri,
Target 200 sekolah. 
Pelayanan kesehatan:TRIAS UKS: Penjaringan UKS berkala
Pola makan bisa membantu menghentikan anemia. Bekal makan yang dibawa ke sekolah turut menurunkan anemia.
Situasi anemia di Indonesia 3 dari 10 anak,menderita anemia. 
Sasaran 33.948 siswa
47 puskesmas 
Per kelompok 722 siswa
Penjelasan di https://bit.ly/RakerUKSM2023
Foto bersama
 dari paling kiri Egi, orang Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur kemudian Dedi Badriah, Rini, Tita, kasub Dinas Kesehatan, ibu Uti, pak Eden
Saya akan membahas khusus mengenai ibu Tita. ibu Tita menghubungi saya lewat nomor yang lama. Saya berpikir keras ya Pak ibu Tita. Saya menganggap bahwa ibu kita itu adalah ibu Tita dari Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur. Saya tidak bisa merekomendasi di dalam pikiran saya seperti siapa sosok ibu Tita. Tetapi saya diam saja titik tapi kemudian tadi saya baru tahu Oh ternyata ibu Tita itu orang cabang dinas wilayah 6.

○°○°●°○°○°○°○°○°●°●°○°○°○°°○○○
Pulangnya XL minta dibelikan sushi di pertigaan warujajar depan klinik CHK.

Di kota Cianjur yang kecil ini, sekarang merebak tokoh-toko makanan, yang brandnya dari luar negeri, tetapi bukan hanya brandnya, yang dijualnya pun sama seperti yang dijual di luar negeri. mungkin dari segi rasa diubah sedikit disesuaikan dengan selera orang Indonesia. 
Ini adalah salah satu contoh tempat jualan makanan yang berbau Jepang.
Tampilannya dihiasi dengan print print tulisan-tulisan huruf Jepang dan gambar-gambar Jepang. pada saat saya datang tidak ramai, si pedagangnya sedang asyik main HP.

Inilah tampilan sushi yang dipesan. seharga Rp50.000. Kelihatannya jumlahnya banyak, kalau kata XL itu bisa untuk 2 orang.

Keluar dari toko sushi tersebut, saya menelusuri jalan warujajar yang luar biasa padat dan penuh dengan jualan-jualan di setiap sisi kiri kanannya. Laundry, tempat cuci baju inilah yang menarik perhatian saya. Zaman dulu tidak ada orang yang menitipkan mencuci baju kepada orang kaya. Pada zaman saya kecil dulu orang-orang miskinlah yang datang kepada orang kaya untuk menjual tenaganya, untuk mencucikan baju, menyetrikakan baju. Tapi kini terbalik, orang-orang kaya menyediakan mesin-mesin dan menjual tenaga mesin untuk mencuci baju dengan hitungan per kilo.
Dari tempat laundry tersebut saya langsung menuju pulang. Perempatan toko Lili. Saya melewati tempat ini sebagai tempat yang paling saya tunggu. pada zaman saya kecil dulu tempat ini merupakan pusat kota. Apa-apa selalu patokannya toko Lily. tetapi kini toko Lili hanya toko biasa saja, Bahkan hampir tidak dikenal, tapi bagi orang-orang angkatan tahun 60-70-an, toko Lili adalah acuan perempatan. Seperti inilah pemandangan toko Lili saat ini.
Ketika masuk ke jalan raya dari belokan toko Lili, kini jalan-jalan dipenuhi setengahnya dengan mobil dan motor yang parkir. Jalan ini dibuat menjadi satu jalur karena setengah jalurnya digunakan untuk parkiran.
Ini adalah perempatan Shanghai, perempatan yang sama populernya dengan perempatan toko Lily tetapi kini siang hai dan toko Lili sudah mulai redup, lebih populer dengan tokoh-tokoh yang menjual alat-alat elektronik maka namanya menjadi toko Samsung, toko Oppo dan toko-toko lain yang berbau produk-produk elektronik.
Sampai di rumah dijemput Kiro.







No comments:

Post a Comment