Saya menjadi sibuk membantu orang lain, sedangkan pekerjaan sendiri jadi terlantar. Kadang harus bisa mengatakan tidak dengan tepat. Jika tidak, maka saya akan repot sendiri.
Permintaannya seperti enteng minta kirim "instrumen menilai kinerja guru". Tapi kan kudu nyari. Consume my time. Waktu menjadi komoditi yang mahal ketika setiap jamnya dihitung Sesuai dengan jadwal yang harus diselesaikan per jamnya.
Belum lagi selesai, tetiba ada tetangga yang hanya sekedar basa-basi menanyakan ini itu, memperburuk keadaan. Waktu yang tadi sudah sebagian terambil untuk mencari instrumen, sekarang harus habis lagi untuk berbasa-basi, sosialisasi, dan jaga perasaan orang lain. Disuruh pulang, ga enak, karena sudah tua. Gak diminta pulang, khawatir ngobrol ke sana ke sini, ga jelas. Parahnya lagi, dia ngomong bolak balik, nanya hal yang sama, saya curiga dia pikun.
No comments:
Post a Comment