Selain dari melakukan verifikasi terhadap ijazah Apakah ditahan atau tidak, juga dilakukan workshop analisis kualitatif soal dan soal literasi.
Untuk verifikasi berjalan lancar kecuali pada pengecekan absen real tanggal 19 Mei 2025 terdapat selisih jumlah peserta didik kelas 11 sebanyak 12 orang. Kepala sekolah mengakui bahwa ke-12 orang tersebut sering tidak hadir tetapi ada pada Dapodik. Alasan tidak dikeluarkan karena menunggu surat pengunduran diri dari orang tua. Saya sarankan bahwa orang tua mungkin tidak tahu bagaimana cara mengajukan surat pengunduran diri, oleh karenanya lebih baik sekolah membuatkan formatnya kemudian datangi orang tuanya dan tanya apakah dia akan melanjutkan atau tidak. Saya sarankan agar sampai Juni, akhir tahun ajaran 2024 2025 ini, semua siswa kelas 11 yang sebanyak 12 orang yang menggantung tersebut harus sudah jelas statusnya. Apakah mau melanjutkan atau tidak melanjutkan, jangan sampai terdapat selisih sebanyak 12 orang.
Selanjutnya untuk workshop analisis kualitatif peserta hanya terdiri dari 5 orang, 4 orang guru lainnya tidak dapat hadir karena atas nama Fitri sedang pergi ke kampus, ada lagi yang lain sakit sudah bertahun-tahun hampir lebih dari satu tahun ajaran, satu lagi sedang membuat SKCK untuk persiapan PPG, dan satu lagi sedang persiapan PPG.
Pada kegiatan ini hadir juga guru yang dari kelas jauh sebanyak 1 orang.
Kegiatan pelatihan diawali dengan meminta guru untuk membedakan Apa bedanya antara analisis kualitatif dengan kuantitatif karena tidak bisa menjawab maka saya jelaskan. yang paling aktif menjawab adalah kepala sekolah dengan penjelasan yang menggunakan kata-kata yang banyak, tetapi saya biarkan saja, untuk memberi waktu kepada saya supaya tidak lelah.
Pada materi soal literasi, saya memberikan variasi-variasi cara membuat soal literasi, diharapkan para guru mampu meniru atau mengadaptasi dari contoh yang diberikan. Saya meminta agar jika salah ada 40 soal maka 4 soal harus menggunakan soal literasi.
Refleksi saya sendiri terhadap kegiatan ini yang pertama adalah para guru aktif mengikuti pelatihan, Hanya mereka tidak menjawab ataupun Memberikan komentar ketika ditanya, sebaliknya yang banyak menjawab itu kepala sekolah.
Pada saat mencatat para guru ketinggalan mencatatnya, antara kecepatan menangkap dan menulis lambat.
Ini refleksi guru.
No comments:
Post a Comment