Prof Abdorakhman:
- PTK pada masa pendemi? Mau pandemi tidak pandemi, proses pembelajaran berlangsung, jadi bisa.
- Kesulitan literatur: Ketik judul di Google, di sana banyak.
- PTK, defnisi, tidak boleh ambil dari Wikipedia.
- Validasi PTK, mulai dari diri sendiri, baca buku Pranata, ada petunjuk cara menguji data. Anda guru profesional, mandiri saja, anda peneliti. Gak perlu ada tulisan dibimbing oleh.
- Sejarahnya dari Mentri Bambang Sudibyo, disarankan agar PTK. Karena untuk membantu memperbaiki mengajar. Bukan untuk menguji metoda. Yang dilihat apa bermanfaat tidak untuk kelas.
- Buku Antologi misanya penulis 50 orang, sekalian aja sekabupaten nulis. Kalau sifatnya mau gabungan, batasi, topiknya beda, kreditnya kecil, buku berlima, di PT, penulis 1 60%, sisanya, 4, 40%.
- Kalau di PT, dicek dulu jurnalnya. Cari Jurnal yang terindeks scopus, kalau mau terbit di LPMP, lihat selingkungnya, setiap jurnal, memiliki aturannya. misalnya kalau ISBN, ISSN, Scopus: Q2, Sinta. Arahkan menulis ke jurnal yang valid, bukan yang jurnal mendadak bikin untuk kebutuhan naik pangkat.
Dr. Reni
- PTK itu refleksi dari kelas sendiri, maka tidak perlu Tim, cukup pengamat saja. Misalnya melihat apakah skenario sudah sesuai atau belum,
- Kalau Tim, disimpan di perpustakan kreditnya 4, makin banyak jumlah tim, makin berkurang poinya.
- Kalau di satu sekolah ada beberapa melakukan PTK, guru A, B, C, D, jadi saling bergantian saling mengamati.
- Dari 4a ke 4b harus ada jurnalnya, PTK harus diseminarkan, seminar hasil, supaya ada masukan, untuk melengkapi dna menyempurnakan laporan. Untuk seminar tidak ada nilainya, sudah inklud ke PTK-nya. Harus ada berita acara dan daftar hadir.
- Dalam seminar hasil, maksimal 3 penyaji, ada 1 juga boleh, minimal perserta 15.
- Buku Antologi misanya penulis 50 orang: untuk angka kredit, ada maksimalnya, (2 orang, 60, 40), sebaiknya nulis sendiri saja.
- Jurnal yang bisa diterima itu untuk naik pangkat, misalnya cirinya bukan diterbitkan oleh asosiasi.
Presentasi
Tempat 4 sekolah nbinaan. 2 Siklus, masing-masing 2 kali pertemuan, teknik pengumpulan data, kulitatif: observasi, kuantitatif: pemahaman dengan tes tertulis, aspek kemampuan guru dengan insrumen monitoring kunjungan kelas
- Teori apa yang mendukung solusi?
- Berdasarkan latar belakang, pembelajaran apa yang bermakna yang dilakukan, seperti apa?
- Mohon dijelaskan Siklus 1 dan SIklus 2 itu dilakukan, dan bagaimana hasilnya?
- Tindakan apa yang diberikan kepada siswa dan bagaimana hasilnya. berapa siklus?
Tempat 4 sekolah nbinaan. 2 Siklus, masing-masing 2 kali pertemuan, teknik pengumpulan data, kulitatif: observasi, kuantitatif: pemahaman dengan tes tertulis, aspek kemampuan guru dengan insrumen monitoring kunjungan kelas
Analisis data: skor peroleh dibagi 15 kali 100. Amat baik 91-100. Kalau sudah mencapai baik, maka penelitian dihentikan.
Temuan: deskripsi penelitian
Mengapa memilih supervisi klinis dan diskusi sebagai solusi, tindakannya seperti apa pada waktu siklus 1 dan 2?
Guru sudah melakukan yang seharusnya, tetapi belum optimal. Kalau supervisi kelas dan klinis, memang standar, tapi tiba-tiba subyek dalam penelitian masih memiliki kesulitan dan tidak sesuai harapan. Maka pada pertemuan1, dilakukan observasi, rekfleksi. Pada pertemuan 2 dilakukan diskusi, refleksi, dan evaluasi. Hal yang sama dilakukan di siklus kedua. Karena harus tahu apa hasilnya, untuk aspek pemahaman K13 dengan instrumen tes tulis, menggunakan instrumen kunjungan kelas.
Pertemuan 1, kunjugnan kelas (supervisi biasa) dan hasilnya dianalisis, diikuti diskusi.
Pertemuan 1, kunjugnan kelas (supervisi biasa) dan hasilnya dianalisis, diikuti diskusi.
No comments:
Post a Comment