Sengaja datang awal, dengan harapan kegiatan dapat dimulai lebih awal.
Doesn't work. It went as l presumed. Late.
Dari sekian banyak obrolan dengan ustad Husni dan juga para guru, ternyata sekolah ini berharap dapat mengantarkan para muridnya menuju ke perguruan tinggi negeri. Gurunya mengaku siap bahwa mereka itu mengantarkan sebanyak 50% para muridnya ke perguruan tinggi negeri.
Di satu sisi saya merasa sangat bangga dengan kesiapan dari para guru Untuk mengantarkan lulusannya masuk ke perguruan tinggi negeri.
Artinya mereka telah memiliki cara dan trik tersendiri sehingga para muridnya bisa masuk ke perguruan tinggi negeri yang diharapkan.
Tapi di sisi lain untuk bisa mengantarkan para murid ke perguruan tinggi negeri itu, bukanlah hal yang mudah.
Apalagi dengan kondisi anak-anak yang tidak diperkenankan mengikuti kegiatan-kegiatan yang sifatnya bercampur antara laki-laki dan perempuan. Maksud saya bukan hal bercampur laki-laki dan perempuannya, tetapi keterbatasan kegiatan yang ada di luar sekolah yang menyebabkan para anak-anak ini tidak mudah untuk menunjukkan keahlian.
Di luar sekolah, tidak ada kegiatan yang hanya diperuntukkan untuk perempuan saja. di Indonesia ini menganut kegiatan yang bercampur antara laki-laki dan perempuan.
Untuk hal ini saya belum memahami Sisi atau alasan yang melarang mereka berkegiatan yang sifatnya campur laki-laki dengan perempuan. karena ketika mereka kuliah nanti, tidak ada kampus yang hanya menyediakan pesertanya itu perempuan saja. Atau kalau dia mau masuk ke hotel, tidak ada hotel yang khusus untuk perempuan saja. Atau kalau dia mau bekerja, tidak ada tempat pekerjaan yang khusus perempuan saja. Apakah ini kemajuan, ataukah kemunduran, saya tidak bisa mencerna dengan baik untuk hal ini.
Hal yang dapat mengasah kemampuan mereka hanya diperkenankan secara online saja. Saya menantang mereka agar dapat melaksanakan kegiatan online-online yang levelnya tingkat Asia. Dengan begitu mereka bisa masuk ke perguruan tinggi melalui jalur prestasi. Tapi kata mereka kemampuan bahasa Inggris para muridnya juga tidak begitu mumpuni hal ini sangat kontradiksi dengan keberanian para guru Untuk mengantarkan 50% para muridnya ke perguruan tinggi negeri.
Yang menarik adalah mereka juga sepertinya sedikit over confidence untuk bisa mengatakan mampu mengantarkan 50% keperguruan tinggi dengan kondisi pembelajaran yang gurunya masih kurang kegiatan belajar akademiknya terbatas, dan dominan kegiatan itu hanya untuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya keagamaan.
Waktu menunjukkan pukul 10.00 saya meninggalkan sekolah Al bahjah untuk menuju ke SMAN 1 Ciranjang. Sebelum menuju ke SMAN 1 Ciranjang saya mampir di rumah makan Padang untuk menikmati sarapan pagi yang kesiangan.
Sambil menikmati sarapan pagi saya merasakan serangan sakit kepala yang sangat luar biasa. Sakit dan pusing sekali. sehingga mata saya berair mungkin respon terhadap rasa sakit yang tidak tertahankan. karena sangat sakit maka saya tidak mampu menyelesaikan makan. Makanya jadinya hanya setengah saja
Sekitar pukul 11.00 lebih saya sampai di SMA N 1 Ciranjang, dan langsung masuk ke ruang BK. Ternyata di ruang tersebut ada satu ruangan tersembunyi yang dapat digunakan oleh kepala sekolah dan saya juga guru-guru lainnya untuk melakukan penilaian kinerja kepala sekolah mengenai visi dan misi sekolah.
Kepala sekolah memaparkan situasi sekolah diikuti dengan tantangan ditutup dengan keberhasilan-keberhasilan yang diperoleh oleh sekolah. Dan ada juga video yang menunjukkan kondisi sebelum dan setelah setelah sekolah tersebut mengikuti sekolah penggerak.
Perwujudan yang muncul seperti keberhasilan-keberhasilan mulai dari prestasi, kenyamanan sekolah dan lain-lain sebetulnya perwujudan dari misi.
Harapan saya yang dimunculkan oleh Kepala Sekolah itu dari sudut posisi kepala sekolah sebagai seorang manajer. Misalnya dia memaparkan Mengapa sampai sekolah tersebut memiliki prestasi, bagaimana dia melakukan pengelolaan SDM pengelolaan murid pengaturan pembelajaran yang berpusat kepada murid sehingga menghasilkan anak-anak yang berprestasi. Dengan kata lain, yang ingin saya lihat itu adalah peran Kepala Sekolahnya dalam mewujudkan visi misi, keterlibatan dia dari aspek perencanaannya Seperti apa dari aspek pelaksanaan, dari aspek monitoring dan evaluasinya sehingga saya sebagai orang luar bisa memberikan masukan atau memberikan mengukur sejauh mana keberhasilan ke manajerialan dia dikaitkan dengan visi misi. Kemudian para guru yang hadir di sana juga bisa memberikan masukan dan memberikan kritikan kritikan terhadap mulai dari perencanaan pelaksanaan sampai dengan monitoring yang telah dilakukannya.
ini adalah foto tindak lanjut setelah melakukan observasi terhadap paparan visi misi yang dilakukan oleh Kepala Sekolah.
Selesai dari SMA 1 Ciranjang, saya buru-buru membuka laptop untuk memfasilitasi SLB cahaya gemilang Pertiwi melakukan kegiatan komunitas belajar
Pesertanya Alhamdulillah banyak, tercatat kata Ibu Neneng, kepala slbcgp, ada 118 orang yang mendaftar, kemudian saya lihat ada 100 yang hadir, tetapi kata Pak Igustriana yang hadir itu 102 orang.
Sambil saya mengalihkan peran meeting house kepada guru-guru SLB cahaya gemilang Pertiwi, saya melanjutkan perjalanan pulang. Pada pukul 15.00 saya punya janji dengan kepala SMAN 2 Cianjur untuk melakukan diskusi awal pengisian e-kinerja yang akan diobservasi pada tanggal 29, hari rabu. Kepala sekolah meminta agar saya memeriksanya pada hari Rabu pada pukul 07.00. Saya iyakan.
Saya mengucapkan rasa syukur yang tiada terhingga, Karena pada hari ini saya mendapatkan rezeki dari SMAN 1 Ciranjang, yang dapat saya tambahkan untuk biaya hidup anak-anak saya yang sekarang sedang bersekolah.
No comments:
Post a Comment