Pemateri: Pak Anim,
SMA Rujukan 650
SMA Kewirausahaan 204
Aplikasi supervisi
1. Log in untuk mengetahui sekolah yang disupervisi
2. Aplikasi berbasis web dan real time
3. Username dan password disimpan dengan baik jangan diberikan kepada sekolah
4. Instrumen selalu berkembang agar mampu memotret sekolah rujukan.
Observasi lapangan, dokumen (pastikan buatan guru), cross check,
Pak lsmuji.
1. Alamat web ...
2. Disediakan grup WA
3. Username dan password diberikan
4.
RYXH
423680
Pak Eko
Pak Suprananto
Evaluasi implementasi K-13
Bekerja di bidang penilaian, baru2 ini di puskurbuk.
1. Kebijakan umum, belum ada perubahan.
2. Jika ada hal2 prinsip yang useless, atau tidak aplikebel, bisa dibantu Pa Suprananto untuk ditinjau ulang.
3. Measurement: process of assigning qualitative or quantitative
....
4. Apa yang dievaluasi? Kebijakan apakah implementable? sosialisasi, implementasi
5. Evaluasi tingkat satdik dan kelas
Kesiapan guru, ks, pengawas
Kesiapan bahan ajar
Keselarasan kurikulum, proses pembelajaran
6. Hasil evaluasi: hasil review, telaah dokumen
7. Teknik evaluasi
Studi kebijakan
Monitoring implementasi
Penelitian dan kajian ( Fgd, observasi, kuesioner, wawancara)
8. Instrumen
Panduan monitoring
Panduan observasi
Panduan wawancara
Kuesioner/ angket
9. Stakeholder/responden
Pakar pendidikan
Dinas pend kab dan kota
Ks, pengawas, guru, siswa
Catatan
Tujuan untuk menggali potensi peserta didik, apapun kurikulumnya.
Penilaian untuk perbaikan pembelajaran
Monev untuk menjamin bahwa implementasi sudah sesuai dengan harapan atau rencana, kata kuncinya "obyektivitas atau apa adanya " bukan untuk labeling.
Tanya jawab
1. Jhon Abdi
Buku revisi tidak sinkron dengan permendikbud 24.
2. Asnawi
- Supervisi ibarat cek up kesehatan. Jadi sebuah kebutuhan bukan beban.
- Apakah instrumen diberikan terlebih dahulu atau mendadak?
3. Heri
Tindak lanjut dari supervisi tidak dilakukan oleh sekolah misalnya diskusi, konsultasi, iht.
Respon
1. Buku masih ada yang lolos tanpa revisi hanya ganti jilid. Penerbit nakal melakukan hal itu
Guru harus mengajar sesuai KD, bukan berdasarkan buku. Kalau pun buku tak ada, guru harus menyusun bahan ajar sendiri.
2. Mind set: ingin mendapatkan label, pergi ke cek up untuk lolos cpns, ya diakali.
3. Prinsip assessment, supervisi, evaluasi sama yakni harus ada tindak lanjut
Wrong labeling, misalnya sekolah bagus jika un nya bagus, jika lulusannya banyak (single indicator , dianggap satu2nya penskalaan)
Guru bagus, ukg bagus
Finger print dulu, tunjangan aman.
Prestasi bagus, jika guru hadir terus, iadi melakukan apapun untuk presensi.
Sekolah bagus, akreditasi a
Ganti dengan school profile, port folio.
Sesi 2
1. Solihin
Buku menjadi pedoman karena afa buku guru, buku siswa yang seolah bisa menjadi satu2nya sumber.
- Sekolah tidak mengikuti mekanisme, ngeyel,
- akreditasi mengantarkan pada impian karena ada iming2.
2. Firman
Ada pendapat berbeda terhadap implementasi K-13: ribet, sulit,
3. Sekolah telah melakukan supervisi oleh tpk sekolah, ditemukan masih banyak guru yang belum paham membuat ipk, memilih metode pembelajaran, dan penilaian. Mungkin sumber yang terus berkurang, bisa juga karena guru tidak menambah dengan membaca sendiri.
- guru diberi waktu untuk revisi,
Respon
1. Buku bukan hanya fisik, siswa sudah tidak bergantung banyak pada buku paper.
2.
No comments:
Post a Comment