Saya telepon KSnya, Pak Yayat, jawabannya menggembirakan, kami akan coba utak atik. Saya minta berhasil atau tidak, saya dikabari. Apapun hasilnya akan dikabarkan ke Pa Purba di SMAN 1 Karangtengah.
Mengajukan KMob untuk pembinaa untuk sekolah: SLB Al Azami, SMKN 1 Cianjur, tapi ga tahu jadi atau tidak. Kalau tidak, saya akan ke Bandung, ke UPI, SMAN 2 Cianjur pendampingan pengimbasan. SMAN 1 Ciranjang, tapi duka jadi duka henteu.
Secara hati, saya sudah sangat malas untuk ke sekolah. Apalagi setelah ada perranyaan kapasitas apa, saya merasa enggan untuk mendampingi sekolah. Khawatir salah langkah.
Perasaan seperti ini dulu muncul pada saat di SMAN 2 Cianjur. Ketika saya banyak bekerja di direktorat, tapi di sekolah dibenci karena dianggap malas ngajar. Jadi muncul kontradiksi. Bekerja di direktorat hasilnya sama, yaitu mencerdaskan bangsa. Tapi perasaan dibenci, dicaci di dalam sekolah sendiri, membuat saya tidak nyaman.
Kini, rasa itu muncul lagi, semoga ada solusi yang membuat saya berada pada posisi lebih tinggi secara derajat keilmuan dan derajat pembimbingan. Saya menjadi pengawas artinya memungkinkan menjadi lebih tinggi dari struktur manapun bagi yang bekerja di sekolah.
Ebe mengabarkan perihal aplikasi yang dipake Kang Ayi untuk mendapatkan keuntungan secara online.
Kang Ayi menelepon gergajian kelapa tidak jadi dibawa malam ini.
Kabar duka: lbunya Pa Hadyan, wafat.
Kabar Yiki: Mang Ipin ka Pangalengan neang anu 20 ton. Ipin might cheat.
Cetak buku Farha, tos beres
No comments:
Post a Comment