Tidak terasa, saya
telah tiba pada hari Kamis di minggu pertama Agustus. Berbicara Kamis, ada hal
khas yang hanya di Cianjur.
Kamis menjadi hari
istimewa bagi sebagian masyarakat Cianjur. Pada hari Kamis ada
pengajian, atau belajar mengkaji Al-Qu'ran. Terdapat satu pengajian yang
sangat populer sehingga menghadirkan manfaat ekonomi dari kegiatan tersebut,
selain dari manfaat utama yaitu meningkatnya pengetahuan keagamaan.
Pengajian tersebut berada di Bojongherang, maka terkenal dengan sebutan
Pengajian Bojongherang. Pengajian tersebut dipimpin seorang kyai besar dengan
penyimak dalam satu kali datang hampir seribu.
Fenomena pengajian
yang mendatangkan keuntungan secara ekonomi menjadi keunikan tersendiri untuk
kota Cianjur. Banyaknya pengunjung ke pengajian, mengundang hadirnya pedagang
tidak tetap, atau pedagang dadakan. Mereka berjualan berjubel memenuhi jalan
raya Bojongherang. Kegiatan pengajian dimulai pada pukul 7, diawali dengan
hadiah. Acara selanjutnya nadoman dan membahas kajian tentang isi Al-Qu'ran.
Acara berakhir sekitar pukul 11 siang.
Acara pengajian yang
dimulai pukul 7 dengan hadiah. Hadiah ditujukan kepada yang telah meninggal
baik dari kaum cendekia alim ulama ataupun dari jamaah pengajian yang telah
berpulang. Pada pengajian ini, para jamaah memiliki kartu anggota. Andai suatu
saat ada jamaah meninggal, dia dihadiahi doa pada awal kegiatan pengajian.
Biasanya jamaah membawa air pada botol. Mereka menyimpan botol dekat podium
tempat pimpinan pembawa doa berharap mendapatkan berkah dari do'a yang
dipanjatkan ribuan jamaah.
Selesai hadiah, acara
dilanjutkan dengan nadoman. Nadoman adalah membacakan kisah Nabi yang
dilantunkan dalam nada naik turun seolah bernyanyi. Nadoman disampaikan dalam
bahasa Arab yang mungkin artinya telah dikuasai oleh para jamaah. Namun bagi
mereka yang belum tahu tentang isi nadoman, barangkali dia hanya mendengar
nyanyian saja.
Acara pokok adalah
mempelajari isi Al-Qu'ran yabg dipimpin Kyai sepuh. Semua jamaah menyimak, ada
yang duduk di dalam ruangan mesjid, bagi yang tidak mendapatkan tempat duduk
diatas tikar atau koran di luar mesjid sampai ke jalan-jalan.
Pengajian Bojongherang
dapat menjadi wisata unik bernuansa agamis. Secara wisata, disepanjang jalan
raya yang mendadak menjadi pasar, dijual segala hal yang mungkin tidak dapat
ditemukan di tempat lain. Makanan tradisional dari luar kota seperti Sukabumi
dan Tasik, bisa ditemukan di pasar dadakan ini. Menurut seorang penyuka Opak
ketan, dia menyebutkan bahwa Opak ketan Sukabumi kualitasnya di bawah
Opak Ketan Tasik. Opakketan dari Tasik terasa lebih berisi, dia menggunakan
kata 'hampos' untuk menggambarkan opak ketan yang kurang berisi.
Seusai pengajian,
pengunjung dapat menikmati jajanan tradisional yang mungkin sudah tidak mudah
ditemukan. Bermacam makanan tradisional yang dapat kembali dinikmati
diantaranya: leupeut kacang, kupat, rangginang, dodongkal, talem, apem,
mentok, putri noong, urab jagong, kulit, noga, geco, maranggi. Bagi mereka yang
membutuhkan peralatan rumah tangga mulai dari cocolek (sodet) sampai coét
(ulekan) semua ada. Atau, yang menyukai fashion, berjejer baju-baju
muslimah dilapak-lapak yang ditutup terpal plastik yang didirikan pada badan jalan.
Kekhasan pengajian
Kamis Bojongherang Cianjur memberikannya priviledge pada setiap hari Kamis
jalan menuju tempat pengajian ditutup dan berubah jadi pasar. Fenomena
ini hanya milik pengajian Bojongherang saja.
Magnit kesohoran pengajian Bojongherang mendatangkan banyak keuntungan bagi berbagai kalangan. Untuk pecinta belajar agama, mereka akan menemukan praktik belajar agama dengan metode ceramah. Bagi mereka yang menyukai kuliner, dapat menemukan makanan-makanan unik. Bagi kaum opportunis mereka datang, dan menjadi copet. Merekalah yang mengotori kesakralan pengajian karena nafsu ingin kerja enteng tapi hasilnya banyak.
Magnit kesohoran pengajian Bojongherang mendatangkan banyak keuntungan bagi berbagai kalangan. Untuk pecinta belajar agama, mereka akan menemukan praktik belajar agama dengan metode ceramah. Bagi mereka yang menyukai kuliner, dapat menemukan makanan-makanan unik. Bagi kaum opportunis mereka datang, dan menjadi copet. Merekalah yang mengotori kesakralan pengajian karena nafsu ingin kerja enteng tapi hasilnya banyak.
Pengajian Bojongherang perlu dilestarikan untuk mengenalkan sistem pengajian jenis 'bandung kuping' atau menyimak.
Baru tau mis ada pengajian disitu�� nanti kesana ahh, tiap kamis ya mis?
ReplyDelete