Menulis soal HOTS menjadi tantangan tersendiri bagi para guru, termasuk guru SMAN 2 Cianjur. Ada beberapa masalah yang membuat hal itu terjadi. Permasalahan pokok adalah sulitnya menentukan kata kerja operasional yang mewakili kompetensi yang akan diuji. Sebagai contoh apakah kata kerja operasional "menentukan" sudah termasuk HOTS, sudah termasuk menguji penalaran atau jangan-jangan malah menguji tingkat kemampuan aplikasi (C3).
Permasalahan lainnya adalah pembuatan kisi-kisi soal yang dipandang sulit sehingga dihindari. Alasan penghindarannya diantaranya bahwa tanpa membuat kisi-kisipun soal bisa dibuat. Atau lebih ekstrim lagi, soal dibuat tanpa mengacu pada kisi-kisi.
Mengantisipasi hal di atas, SMAN 2 Cianjur mengadakan latihan penulisan soal HOTS. Pada kegiatan ini para guru diberikan praktik mengenal lingkup materi, materi dan kekhasan level kognitif yang disediakan pada blue print USBN.
Pada praktik ini para guru mampu melihat linieritas secara horizontal dan vertikal bahwa materi ajar dalam tiga tahun tidak serumit yang sudah tersaji pada buku siswa. Sedangkan pada level kognitif, guru dapat menarik kesimpulan bahwa telah disediakan kata kerja yang bisa membantu guru pada saat pembuatan indikator soal. Kelebihannya, bisa dicek apakah kompetensi yang diuji, secara kata kerjanya diuji dengan kata kerja yang sesuai atau tidak. Sebagai contoh peserta didik mampu mengidentifikasi X, tidak bisa diuji dengan peserta didik mampu membuat kesimpulan.
Selanjutnya, dipraktikan cara membust indikator soal yang bisa dibuatkan soalnya. Sebagai jembatan, latihan ini membuat para guru melihat bagaimana satu materi dapat diuji dalam tiga level kognitif yang berbeda.
Setelah memahami bagaimana menguji keterampilan dengan kata kerja yang benar-benar mengujinya, para guru diarahkan untuk bisa menguji KD.
Teknis yang digunakan adalah dengan mengasosiasikan kompetensi yang diuji diganti dengan kompetensi dasar. Setelah itu mencari kata kerja operasional yang menguji KD secara penalaran sehingga menjadi soal HOTS.
Pada praktik ini para guru menemukan sedikit kemudahan. Dengan mengenal kata kerja penguji kelompok penalaran, secara tidak langsung terarahkan untuk membuat soal HOTS.
Praktik pembuatan soal HOTS menjadi tantangan yang dapat dilalui. Dengan teknik asosiasi dari membuat soal USBN, para guru membuat kisi-kisi dan soal dengan relatif lebih mudah.
No comments:
Post a Comment