Saturday, August 15, 2020

Daring yang garing

Agustus minggu kedua mengantarkan pembelajaran daring selama empat minggu.  Satu bulan yang dilalui dengan penuh perjuangan. Guru dan siswa sama-sama menemukan pelajaran dari daring.

Melalui kuesioner diketahui bahwa para Siswa lebih banyak berada pada posisi yang kurang diuntungkan dalam pembelajaran daring.

Siswa yang hanya dibekali kuota pas-pasan sering mengalami tidak terkoneksi dengan guru yang mengajar dengan menggunakan pertemuan secara virtual.

Untuk memenuhinya para siswa meminta kepada orang tua untuk di tambah kuota, namun ini bukan solusi. Pembelajaran tetap tidak mudah untuk diikuti karena sinyal tidak stabil.

Sebagian besar siswa mengaku berat dengan pembelajaran daring. Pembelajaran yaitu sendiri tidak menjadi masalah, yang menjadi masalah adalah tugas. para guru memberikan tugas sebagai bukti bahwa telah ada pembelajaran. seorang siswa mengeluhkan bahwa dalam satu minggu mereka mendapatkan 15 tugas dari 15 mata pelajaran yang mereka ikuti dalam satu minggu. Jika tugas minggu ini tidak selesai, maka berikutnya mereka akan mendapatkan 15 tugas yang baru. berarti kalau mereka belajar selama 4 Minggu artinya Akan terdapat 60 tugas yang harus diselesaikan. Tidak kaget jika siswa menganggap bahwa pembelajaran daring itu adalah bukan belajar tetapi mendapatkan tugas.

Jika melihat keaktifan, pembelajaran daring dan tatap muka biasa tidak ada pengaruhnya bagi siswa yang aktif. Mereka yang biasa aktif di pembelajaran tatap muka, tetap aktif Muladi kegiatan dari titik sedangkan siswa yang tidak aktif di pelajaran tatap muka, sama, tetap tidak aktif. Kesimpulan yang yang tidak dapat diandalkan validitasnya bisa mengatakan bahwa pembelajaran daring ataupun tatap muka tidak ada pengaruhnya. yang biasa aktif tetap aktif. Yang biasa tidak aktif tetap tidak aktif. Bagi para Guru Pembelajaran daring menjadi pelajaran Baru. Ternyata mengajar dengan dari lebih berat ketimbang tatap muka. ketika pelajaran tatap muka bisa hanya menenteng buku ke kelas, kemudian menyuruh ini itu, kemudian meninggalkan kelas dan para siswa akan sibuk dengan tugas yang diberikan di dalam kelas. Namun dengan daring tidak bisa seperti itu. guru tidak bisa menenteng buku ke depan Google classroom. 
Daring bagi beberapa guru yang memang mengajar, terasa dalam persiapan dan pembelajaran juga penilaian lebih berat. Pembelajaran yang biasanya hanya dibatasi dalam waktu Sesuai dengan jadwal, tetapi dengan pelajaran yang disajikan sejarah secara daring, guru mengajar selama 24 jam. Ada siswa yang mengaku baru bisa membeli kuota 2 hari kemudian setelah pembelajaran itu berlalu tetapi dengan kelapangan dada guru harus siap menerima keadaan tersebut.

No comments:

Post a Comment