Emotikon muncul untuk mewakili suasana hati atau emosi. Beragam ekspresi perasaan digambarkan dengan emotikon yang lucu-lucu. Tak heran jika banyak orang jatuh suka dan menggunakannya sebagai wakil perasaan.
Berbicara perasaan yang diwakilkan melalui emotikon memerlukan kehati-hatian dalam penggunaannya. Sebagai contoh emotikon suka like sebagai penanda suka menjadi sangat tidak bisa diterima jika digunakan sebagai wakil rasa duka cita. Misalnya seseorang mengunggah berita duka di Facebook, seseorang yang turut berduka cita mengklik tanda emotikon like. Ini bisa jadi kacau. Maksud pemberi emotikon ingin menyampaikan turut berdukacita, tapi emotikon like artinya saya senang atau saya suka (atas kematian yang anda beritakan).
Demikian pula dengan emotikon tertawa. Sesuai gambarnya, tertawa maksudnya untuk menyatakan gembira. Namun memberikan makna sebaliknya pada saat seseorang menjelaskan sesuatu yang sangat penting dan formal, tiba-tiba memberikan emotikon tertawa sebagai respon. Kiriman emotikon tersebut bisa diartikan menertawakan. Efeknya bisa membuat pemberi penjelasan merasa ditikam dan dilecehkan. Apakah saat mengetahui si pemberi emotikon itu siapa. Huru hara emosi bisa bergemuruh atas rasa terhinakan dengan kiriman emotikon yang dipandang melecehkan.
No comments:
Post a Comment