Penulis: Asrul Sani.
Kumpulan Cerpen
Buku ini membawa pikiran pembaca ke masa di mana nasionalisme diuji oleh kesetiaan pada negeri yang penduduknya memilih proletar. Pada cerpen Cordiaz, Asrul Sani menggambarkan gamangnya rasa nasionalisme bangsa Indonesia akibat hidupnya yang serba susah. Bangsa Indonesia bergaya Belanda, Eropa, Singapura. Cordiaz adalah lelaki malang terhimpit hidup dalam usahanya mencari kemerdekaan sebagai seorang insan merdeka.
Pada cerpen lain, dikisahkan seorang lelaki yang cinta-berat pada bola lampu. Pijarnya membuatnya merasa hidup. Namun ibarat kisah cinta pada umumnya, cinta pada bola lampunya berakhir geram, pahit, bahkan memalukan.
Cerpen-cerpen karya Asrul Sani yang mengangkat masalah keseharian dalam hidup seperti susah mendapatkan pekerjaan, kehidupan suami istri yang unik dan hanya dipahami oleh mereka sendiri, pergi ke dukun, idealisnya pemikiran mahasiswa seolah menggambarkan bahwa urusan manusia dari zaman ke zaman tidaklah berubah. Yang berbeda adalah pelakunya, waktu kejadiannya dan cara menyelesaikan persoalannya.
Bahasa yang digunakan mengajak pembaca untuk berpikir keras menemukan makna berdasarkan konteks kalimat. Terdapat kata-kata yang pada saat ini sudah tidak lagi lazim dipakai.
No comments:
Post a Comment