8.00
Prof Ace dan Dr Sardin: Teori dan Aplikasi PenMas
Note in Padlet here
UNesco mengajukan pendidikan (yang akan membuat manusia INdonesia produktif yang berkarakter melalui):
- pendidikan yang adil (equity) dan merata (equality) --> Kurikulumnya literasi dan numerasi, agar pada saat mereka melanjutkan nanti memiliki dasar
- pendidikan vokasi dan profesi yang relevan
- pendidikan tinggi yang unggul
Permasalahan dalam pendidikan Indonesia: 1) ada kecenderungan pendidikan kita menghargai anak-anak pintar, bukan menghargai anak-anak berani dan kreatif. Pintar itu di-design, supaya hafal, anak hafalan, anak itu knowledge receiver. 2) Membentuk mental pegawai: memberi teori, prosedur, hafal.
Solusi: hijrah ke mental merdeka, mandiri, sehat dan produktif
Tantangan peningkatan mutu Pendidikan di Indonesia.
Sejarah pendidikan Indonesia berubah semenjak hadirnya Covid-19. Kondisi yang membawa pada kegawatdaruratan tidak hanya di bidang kesehatan tetapi juga pada bidang lain seperti pendidikan. PISA mencatat kondisi pendidikan Indonesia berada pada posisi yang menunjukkan "Indonesian students do not know how stupid they are (Caroline...).
Berdasarkan hasil survei ditemukan bahwa 95% anak-anak Indonesia merasa bahagia di sekolah, jauh lebih bahagia dari anak SHanghai (85%) dan Korea Selatan (60%). Tidak ada salahnya anak berbahagia, namun apakah anak menyadari bahwa mereka disekolahkan dengan kurikulum ... dengan guru ... (hampir tidak pernah diberi pelatihan oleh pemerintah)
Anak Indonesia yang merasa bahagia di sekolah, berdasarkan hasil penelitian PISA, 1) kemampuan Matematikanya 45% tidak dapat memecahkan soal matematika yang termudah sekalipun, 2) 75% tidak dapat mencapai level 2: kemampuan menafsirkan data dalam bentuk grafik. dst ..
Terjadi kekeliruan mind set tentang anak yang mengakibatkan pendidikan Indonesia tidak baik-baik saja. Para pengambil keputusan harus memiliki mind set yang benar tentang pendidikan. Fixed mind set vs growth mind set (Reynald Kasali). Fixed memandang: 1) kemampuan yang dimiliki anak adalah mutlak dan tidak dapat diubah, 2) ada anak pinter, anak bodoh yang diukur hanya kemampuan akademik, 3) kecerdasan diturunkan secara genetik, 4) prestasi disimbolkan dengan angka (grade). Growth mind set: 1) setiap orang mempunyai kapasitas potensial, 2) selalu bisa dikembangkan melalui berpikir kritis dan kreatif terhadap permasalahan yang nyata, 4) didukung life long learning capacity (salah satunya adalah mampu menyerap informasi sebanyak-banyaknya agar bisa memahaminya melalui membaca dan menyimak, maka latihkan secara intensif dari membaca-kenalkan speed reading, wpm (word per minute) negara maju 800 sampai 1000. average nation 300-500).
Pertanyaan
1. Haruman: UU menggratiskan sekolah untuk dikdasmen, untuk negeri. Ini tidak adil, Negeri dan swasta sama-sama mendapatkan BOS, BPMU. Khusus untuk negeri masih ada guru honorer, di swasta mendapatkan sertifikasi. Swasta dimanjakan, sedangkan honorer di negeri tidak mendapatkan sertifikasi, P3K dari negeri tidak dapat masuk. Dampaknya muncul sekolah swasta untuk berbisnis. Swasta bebas memungut dengan dukungan guru sertifikasi.
Respon: Berdasarkan penelitian di Banten dan Garut, ada SD yang PNSnya hanya KSnya saja. Gaji guru honorer dari BOS. Ini manifestasi untuk dilakukan perubahan dalam bentuk perubahan. Masalahnya adalah Angel and Evil yang memanfaatkan kondisi yang saat ini sedang berlangsung. Kebijakan yang dikeluarkan tidak bisa menyelesaikan masalah yang akut selama ini terjadi. Amerika sebagai negara liberal, sudah meninggalkan sekolah swasta, mulai mengubah menjadi sekolah negeri atau publik. Mulai dari TK sampai SMA satu KS, satu bangunan. Ini memastikan bahwa anak yang belajar di sana gratis. Di Amerika, guru itu bukan pegawai negara, tetapi pegawai sekolah. Karena sekolahlah yang tahu persis butuh berapa guru, guru mana yang sustain. Pengontrolan guru secara nasional tidak bagus. Maka, salah satu solusi untuk Indonesia, negerikan seluruh sekolah. Tapi agama (Kemenag) tidak mau. Kedua, guru jangan PNS, buat saja kontrak dengan sekolah. Samakan sertifikasi untuk semua guru, baik negeri ataupun swasta.
2. Ibu Nenden: Sistem kebijakan zonasi merupakan tantangan pada saat PPDB ada ketidakkonsistenan konversi nilai. Perubahan ini muncul ketidakadilan. Orangtua memandang masuk negeri itu prestise karena seolah mudah untuk masuk ke PTN. Ranking menjadi sebuah penilaian. Tahun ini tidak ada ranking, dialihkan menjadi ke angka rapor. Sekolah swasta memberikan nilai fantastis sehingga mengalahkan angka siswa yang benar-benar penilaiannya menggambarkan kemampuan anak.
Respon: hal-hal praktis akan hilang sendiri.
3. Pak Jakaria: Lulusan SMA, 25% kuliah, 50% kerja, 25% tidak jelas. Apakah ada program pemerintah untuk yang 25% yang tidak jelas ini?
Respon: Sekarang masih pasti bentuknya penganggur. Secara aturan, sudah dibagi habis di pendidikan dasar, tapi belajarnya learning tools, seperti membaca, memirsa, menulis, numerasi, literasi, literasi digital yang memberikan bekal untuk pendidikan selanjutnya. selanjutnya di pendidikan menengah, vokasi jangan bentuk sekolah formal, yang menjamin siap bekerja. Sertifikasi harus independent, lakukan oleh pihak luar, jangan di sekolah, kalau di sekolah akan lulus semua. Contoh ToeFL sebagai sertifikasi, itu berlaku di manapun.
4. Bu Siti Maspupah: Berkeadilan, dan standar, semuanya sama: di Korea dari TK-SMA gratis, ada makan di sekolah, full day school. Mimpi besar jika Indonesia seperti itu. SMK di Indonesia memiliki peluang untuk ke PT dengan porsi yang sangat kecil. Lapangan kerja tidak banyak, perundungan bahwa SMK dianggap penyumbang pengangguran terbesar. Banyak siswa SMK masuk ke pabrik, toko swalayan.
Respon: SMA rasa SMK. Di Australia, SMA menawarkan paket-paket pelatihan yang mendukung kelulusan, sifatnya elektif, dengan cara ini walaupun tidak melanjutkan tetapi bisa bekerja. Sifatnya pelatihan dengan sertifikat sendiri, penguji sendiri.
dipaisnya sudah ada (bahasa sunda: dipais vs bahasa Inggris device)
10.31
Filsafat Ilmu. Prof. Oong
Manfaat Filsafat Ilmu:
- Mengubah pengetahuan menjadi ilmu, salah satunya melalui disertasi. Contoh: Bagaimana mantan mantan napiter tidak lagi menjadi teroris, menurut si peneliti A harus diberikan pelatihan entrepreneurship. Menurut peneliti B: harus dibimbing, dilatih, didampingi. Menurut Peneliti c, setelah dibimbing, dan diubah ideologinya. Menurut filsafat ilmu menulis disertasi syaratnya harus menempuh prosedur kaidah ilmiah: masalah, rumuskan masalah, ..., ..., ..... Mengubah dari subjektif menjadi objektif.
- Khazanah ilmu
- Etika Ilmu
- Disiplin Ilmu
- Pola Pikir
No comments:
Post a Comment