Wednesday, November 4, 2020

Penilaian masa normal vs masa khusus

 

Sajian materi tambahan: Penilaian 

Beragam pertanyaan muncul terkait penilaian pada masa khusus (pandemi), di antaranya:

  1. Apakah penilaian hasil belajar yang digunakan sama ataukah berbeda?
  2. Apakah tujuan penialaian hasil belajarnya masih sama?
  3. Apakah ruang lingkupnya sama?
  4. Apakah prinsipnya sama?
  5. Apakah bentuk atau teknik yang digunakan sama?
  6. Apakah mekanisme penilaiannya sama?
  7. Apakah mengolan dan melaporkannya sama?
Pandemi Covid-19 memengaruhi prngajaran. OECD (2020) memberikan tawaran sustain education on pandemic melalui: 1) assess students need (akademik, emosi, sosial, kesiapan), 2) strengthen leaning ecosystem (ragam belajar, lingkungan belajar, ekosistem, blended learning), 3) recover learning loss (defisit kompetensi, hilang waktu belajar, assesmen diagnostik), dan 4) rebalance the curriculum (kompetensi esensial).

Bagaimana perkembangan pelaksanaan penilaian selama BDR? Berdasarkan hasil surve penilaian dominan menggunakan WA (media sosial) 88%, online (Google classroom) 61%, kuis 39%, LMS 23%, email 10%, kirim paket 4%.

Di sisi lain, teknik penilaian yang telah tercatat dapat digunakan sangatlah beragam untuk mengumpulkan informasi sikap, pengetahuan dan keterampilan siswa.Apakah bisa dilakukan penilaian seperti masa normal. Untuk kebutuhan itu dibutuhkan kajian terhadap tuntutan kompetensi esensial yang harus dikuasai murid. 

Penilaian selama BDR menggunakan formatif. 

Tugas guru mengajak siswa untuk melakukan penilaian diri sehingga siswa menyadari: 

  1. Saya tahu jika saya tahu
  2. Saya  tahu jika saya tidak tahu
  3. Saya  tidak tahu jika saya tahu
  4. Saya  tidak tahu jika saya tidak tahu
Kesimpulannya: penilaian pada masa normal dan masa khusus secara esensi sama, namun berbeda teknik dan cara yang digunakannya. Penilaian kondisi khusus dumulai dari rancangan: kisi-kisi, instrumen, soal, pelaksanaan penilaian, laporan.  


No comments:

Post a Comment