Saturday, October 1, 2022

Tidak semua anak harus sekolah formal

Prof ACE

Pendidikan dipandang sebagai alat yang paling powerful untuk mensejahterakan masyarakat. Saat ini terjadi pergeseran struktur jabatan di era learning society (from credentialism toward proffesionalism).

Sebelumnya kita menganut pandangan kredensialisme: Tamatan pendidikan/ijazah (kredensial: status berdasarkan ijazah) menentukan nasib.  Sekarang profesionalisme: harus belajar untuk mendapatkan posisi tertentu. Dimulai dari kredensial dilanjutkan dengan first grade profesional, pendidikan dapat diperoleh dengan cara kursus, pelatihan, belajar sendiri, diuji, naik ke second grade profesional, profesional worker, terakhir chief profesional.

Bisa saja yang tidak sekolah pun menjadi tenaga profesional. Tidak sedikit yang tidak mendukung sekolah formal. Berikut contoh yang dapat diajukan: 1) Menteri Susi (2016) menyatakan muak dengan sistem sekolah yang terus menyuapi saya. 2) Muhamad Yunus (2006): sekolah saat ini cenderung membentuk profesor mini, 3) Muhamad Yunus (2008) pelatihan telah gagal sebagai alat pemberdayaan untuk membentuk kreativitas, pelatihan mungkin hanya penting untuk persiapan pelaksanaan pekerjaan khusus untuk memberdayakan. Tidak perlu pelatihan, biarkan peserta didik melakukan sendiri, 4) Muhamad Yunus (2008) job us the artificially imposed concept (konsep dipaksakan) into human beings to become job seekers. The tru concept is that each of the individuals is by himself or herself entrepreneur to be a job giver, 5) Muhamad Yunus (2008) poverty is not inherent in the person(kemiskinan tidak dilahirkan/diwariskan), it is imposed by the unjust system that we have built, 6 Malala (2016) I’m thankful to my father for not clipping my wing to let me play ....

Jalan untuk menuju produktifitas dan welfare of mankind adalah dengan cara pembelajaran sepanjang hayat dengan cara belajar mandiri, belajar dari pengajian, belajar di tempat kerja, belajar dari pengalaman, belajar di sekolah.  Dengan belajar sepanjang hayat maka akan melahirkan manusia produktif. Teknisnya: seseorang kerja, dia ambil mata kuliah yang sesuai dengan bidang kerjanya. Universitas harus membuka diri untuk mahasiswa jenis ini.

Sekolah, tidak menjanjikan pengentasan kemiskinan. Konsep pendekatan lifelong learning memadukan semua jalur pendidikan (Ace Suryadi, 2014). Ciptakan orang-orang yang bisa belajar sepanjang hayat.

Model ini menawarkan lulusan Pendidikan menengah: 1) mengikuti pendidikan vokasi/profesi, income generating education, ambil sertifikasi, terus kerja, 2) masuk ke continuing education (kursus, pelatihan, pengalaman, belajar mandiri, dsb, ambil sertifikasi, terus bisa kerja. Di Tempat kerja juga ada pembelajaran, sehingga

Tingkat pendidikan menengah tidak perlu SMK. Lulus SMP, ikut placement test, kalau akademiknya bagus, masuk ke SMA, kalau tidak bagus, masuk ke PNF.




Tugas:
Memerangi kemiskinan melalui pengembangan kemampuan belajar sepanjang hayat: Kajian teori dan aplikasi pendidikan masyarakat






Semua ASN diharuskan mengikuti upacara peringatan hari kesaktian Pancasila. 

No comments:

Post a Comment