Sesaat setelah dia pulang dari sekolah yang harus dia bina, Giras, pengawas sekolah yang pensiunnya tinggal menghitung tahun, pikirannya tidak lepas dari sekolah dampingannya. Sekolah binaan baru yang harus dikenali dan diberikan bantuan sehingga menjadi sekolah kembali berperan seperti di masa silam "menjadi solusi yang menggantikan peran pendidikan keluarga-para orang tua menyerahkan anaknya ke sekolah untuk dididik, dan percaya sekolah bisa melakukan hal itu".
Beberapa masalah yang ditangkap di antaranya ada beberapa siswa yang malas sekolah, siswa yang ingin langsung perpisahan segera setelah lebaran padahal pengumuman kelulusan belum lagi dikirimkan. Ada yang mencuri tanaman kebun sekolah, entah siapa pencurinya, padahal yang dicuri bukan tanaman mewah, tapi bawang daun dan sayuran.
Giras menyodorkan tawaran membuat Keresek Cengek. Sebuah program perbaikan hubungan keluarga, penerapan program 7 kebiasaan anak hebat Indonesia, perbaikan ekonomi keluarga, menangkal agar tidak ada pencuri sayuran.
Seluruh siswa, katakan ada 155 orang, semuanya harus menanam pohon Cengek, satu siswa 3 pohon. Kenapa 3? jaga-jaga barangkali ada yang mati, per siswa punya 2 pohon. Pahamkan pada siswa bahwa tugas mereka menjaga tanaman cengek tumbuh subur dan berbuah. Buahnya minimal untuk dirinya sendiri, jika ada lebih, dijual. Dari dua pohon, mana bisa dijual? Bisa, yang menanam 155 siswa, siswa yang terus menanam hanya 100, karena 55 orang lulus. 100 pohon kali 2, terdapat 200 pohon cengek. satu pohon menghasilkan satu ons, maka akan ada 20 Kg cengek setiap kali panen. Per kilo dihargai Rp10.000, maka akan ada 200.000. Bisa panen 5 kali saja, sudah ada Rp.1.000.000. Uang yang bisa membantu memajukan sekolah.
Untuk memastikan bahwa siswa merawat pohon cengek, sekolah mengundang Kades dan RT setempat untuk menjadi pendamping para siswa yang sedang menanam cengek. Mereka wajib menengok, dan melaporkan tengokkannya ke grup WA Group Cengek. Siswa setiap hari wajib melaporkan perkembangan pohon cengeknya. Pagi sebelum berangkat, foto, siram jika perlu, beri pupuk, jika sudah waktunya.
Sadarkan masyarakat bahwa menanam cengek adalah tugas dari sekolah yang mendorong agar anak-orangtua punya kerja bareng, gotong royong memastikan tanaman titipan tumbuh subur.
Program ini membuka pintu bagi Girang untuk bertemu masyarakat. Girang bisa berpromosi bahwa dirinya adalah anak dari Kades yang dulu jaya. Namanya akan dikenal kembali di desa yang dulu ditinggalkannya. Terpikirkan, usai pensiun, dia jadi kepala desa, Kepala desa yang mengajak masyarakatnya nanam cengek, maka jadilah viral Kades Cengek.
No comments:
Post a Comment