Beragam kegiatan tersuguhkan. Ada yang jadi pembicara gratisan menulis, pemberi sambutan Edufest sekolah, sedang memotong bakso isi kuning kayak tai, selfi. Ada yang tidak ingin aku buka statusnya. Khawatir melukai hati atau menjengkelkan pikiran misalnya ngaku kesulitan keuangan, minta dibantu, tapi di statusnya penuh dengan sharing tik tok yang dibuat orang lain yang isinya versi dia mungkin diangggap lucu. Lah ... tik tokan kan menyerap banyak pulsa internet. Katanya ga ada duit.
Pukul 09.00 kurang seperempat baru bisa berangkat. berangkat menuju ke tempat pernikahan saudara yang undangannya dikirimkan karena aku berujar merasa tidak Diundang. Untuk baju dipilih yang berwarna ungu baju-baju lain sudah tidak muat lagi. Dengan baju berwarna ungu lengkap dengan roknya juga yang berwarna ungu saya berdoa agar kerudungnya bisa ditemukan. akhirnya setelah lengkap Saya berangkat dengan kondisi merasa terlilit dengan baju yang begitu ketat, sulit bernafas. Sepanjang perjalanan disuguhi lagu-lagu berbahasa Jepang yang disetel anakku. kemudian terpikirkan Bagaimana kalau berkunjung ke SMA Darul Ulum sampai sekalian datang ke sana.
Kegamangan muncul apakah lebih baik yang diundang dengan SMA PGRI aduh panda, atau hanya Darul Ulum saja. Keuntungannya kalau mengundang dua sekolah, saya tidak harus memikirkan menjelaskan hal yang sama kepada sekolah lain maksud saya, kalau dijelaskan secara langsung, akan lebih mudah dipahami ketimbang dijelaskan lewat Google Meet.
Saya putuskan satu sekolah saja. Saya bisa memanfaatkan waktu mulai pukul 12.30 sampai dengan pukul 02.30. Waktu yang dipandang cukup untuk mengarahkan dan memberikan acuan pelaksanaan program gerakan 7 kebiasaan anak Indosiar hebat, Smartfren dan penilaian sematif akhir jenjang.
Maka mulailah saya berdoa dengan kepala sekolah barangkali ada yang tahu siapakah ks SMA Darul Ulum. tetapi kemudian tidak populer kepala sekolahnya bernama Lisna. Kemudian saya bisa menghubungi dan saya sampaikan bahwa saya akan datang. Pemilik yayasan Pak Nanang segera merespon dengan mengiyakan dan mengizinkan saya datang.
Komunikasi dengan sekolah dianggap selesai sehingga mulai hilang-hilang titik kemudian saya tiba di tempat pernikahan ia kurang lebih pukul 11.00-an. Apa Ketika saya tiba terlihat keluarga sudah datang di sana sedang menikmati makan siang. Saya memberi makan 2 sendok mie dan 1 sendok kentang goreng kering ditambah perkedel 1 dan sedikit kuah air sop. Saya disodori satu bungkus pepes ikan, tetapi saya tolak jadi saya masih trauma dengan tercucuk Duri di tenggorokan yang pernah saya alami waktu di Mekkah. Sakitnya luar biasa hampir 2 hari jadi saya agak takut untuk memakan pepes yang mungkin saja durinya tidak setajam Duri yang dulu Tetapi kengerian itu masih tetap membayang.
Usai makan saya minta izin untuk ke sekolah. Hal-hal yang menarik dari sekolah adalah yang pertama saya berkenalan dengan ibu Tiara, beliau wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Dia putranya Bapak uap yang kooperatif dalam mencoba melaksanakan program yang disodorkan. masalah yang dihadapi adalah salah satu guru ibu Susilo sedang gamang memikirkan apakah lebih baik Stay di SMP sebagai guru bahasa Arab atau pindah ke SMA sebagai guru bahasa Arab dan nanti dimunculkan pelajaran bahasa Arab.
Perpisahan akan dilakukan segera setelah hari lebaran, karena para murid akan bertebaran mencari kerja. Saya menyarankan ada pada perpisahan tersebut ada acara si murid itu mengucapkan terima kasih kepada seluruh orang tuanya, dan orang tuanya menerima ucapan terima kasih karena permintaan maaf dan doa dari anak-anaknya. Momen yang harus sangat mengharukan karena mereka telah memberikan dukungan kepada anaknya sekolah selama 12 tahun.
No comments:
Post a Comment