Baru-baru ini saya mendengar istilah intermittent, puasa yang bukan terkait dengan ibadah tapi terkait kesehatan.
Ada yang puasanya lewat sehari, ada yang buka puasanya pukul 9 pagi, ada yang begini, ada yang begitu, intinya memperbaiki pola makan dan asupan.
Saya sendiri pun, ingin melanjutkan puasa dengan puasa Daud, puasa selang sehari. Tapi sepertinya gak bakalan kesampaian. Saya agak GR sedikit. Biasanya kalau datang ke sekolah, selalu disediakan makan. Kalau tidak dimakan, ga enak.
Pikiran itu saya singkirkan sendiri dengan alasan puasa. Alasan puasa tidak bisa ditolak apalagi pada hari Senin Kamis, hari yang paling umum orang berpuasa sunah.
Puasa yang saya lakukan agak berbeda dengan intermittent dan puasa sunnah yang sudah populer. Saya ingin sekali mampu berpuasa untuk hari-hari kelahiran dalam keluarga saya: Selasa, Kamis, Minggu sebagai ucapan terima kasih saya pada Tuhan atas kehadiran mereka di dunia ini.
Maka, jadilah Senin, 8 April 2025 Selasa, hari pertama saya melakukan puasa. Semoga bisa melakukannya dengan baik.
Tantangan hari ini luar biasa. Sebagai hari pertama masuk kerja, Ibu Kacab dinas menyediakan makan siang Opor Ayam dilengkapi dengan kerupuk udang juga Buah-buahan.
Sebelum makan siang, hampir semua pengawas membawa oleh-oleh, ada pisang, rangginang, kerewel, dan lain-lain, saya tidak begitu memperhatikan.
Saya mengambil pisang 3. Itu saja.
Dengan puasa saya tidak memasukkan makan bergoreng-goreng. Kolesterol terjaga.
Puasa yang saya lakukan semoga menjadi tanda ketaatan saya pada keagunangan Tuhan yang mendatangkan anggota keluarga yang luar biasa dalam keluarga saya.
Saya mendapatkan hadiah dari Bu Sri yang pulang dari Jepang. Cermin Jepang.
No comments:
Post a Comment