Padahal lukanya di tangan kiri. Jadi teringat cerita mengharukan yang dialami seorang bapak-bapak yang diamputasi kaki kirinya padahal yang jadi masalah adalah jempol tangan kanannya. The story was so sad, but it might not a joke. As what happened to my son. The wound is in his hand, but reported as in his leg.
Perjalanan untuk mendapatkan layanan di rumah sakit umum, diaai sehari sebelumnya yang habis hanya untuk mendapatkan rujukan tok. Hari ini dengan menggunakan JKN terdaftar nomor antrian ke-16. Tiba di ruang pendaftaran pukul 11.00 sesuai amanat sehari sebelumnya, jawab penjaga mesin pendaftaran, balik lagi ke sini pukul 11.30, dokternya lagi operasi. So, we waited.
Pukul 11.30 kembali ke pendaftaran, dan mendapatkan nomor 360. Wah nomor yang menyiratkan menunggu lebih lama.
Dari pendaftaran, karena BPJS, harus datang ke informasi untuk membuat kronologi.
Maka, berkronologilah. Kata si pencatat kronologi segala kejadian akibat kecelakaan, pembegalan, akibat diri sendiri, itu tidak ditanggung BPJS. Saya hanya melongo saja. Kebayang orang kena bacok oleh begal, mana motornya melayang, BPJS tidak menanggung biaya pengobatan bacokannya. Bacokan yang menyakitkan ketika harus bayar jalur umum. Terima nasib sajalah, itu yang ada dalam pikiran saya.
Mungkin malaikat penyentuh rasa kasihan menepuk hati si penjaga informasi sehingga anak saya bisa ditanggung BPJS. Alhamdulillah, paling tidak ratusan ribu terselamatkan dan bisa digunakan untuk persiapan bayaran di RS Edelweis nanti sore.
No comments:
Post a Comment