Thursday, July 20, 2017

Hari Ke-3

Kesakralan dan keistimewaan angka 17.7.17 mulai terasa. Pada hari ke-3 tahun ajaran ini saya mendapatkan surat keputsan (SK) dari Kepala Sekolah sebagai Wali Kelas. Bagi saya tentu saja menjadi wali kelas merupakan sesuatu yang istimewa karena tidak setiap tahun saya berkesempatan menerima tanggung jawab ini. Barangkali, bagi mereka yang telah lama dan terbiasa menjadi wali kelas, ketika namanya tertera pada SK bisa saja mengeluarkan keluhan. Keluhan atas ketidaksenangan menerima kelas yang dalam tanda petik perlu perhatian khusus, atau telah merasa terlalu bosan menjadi wali kelas.

Selama ini, hampir tidak ada guru yang ketika menerima SK sebagai wali kelas menyambutnya dengan sukacita karena kelak dia memiliki kesempatan untuk berbagi ide, berbagi harapan, dan berbagi nilai-nilai kehidupan. Bagi yang telah terbiasa menjadi menjadi wali kelas, peran ini seolah rutinitas yang menjadi bagian dari statusnya sebagai guru.

Selama ini, tidak juga pernah terdengar ada wali kelas yang dengan bangga mengatakan bahwa dirinya menerima anugerah besar, yakni menjadi wali kelas. Kemudian pengalamannya menjadi wali kelas dijadikan bahan tulisan untuk kemudian disebarkan kepada dunia luar dalam bentuk buku. Buku yang nantinya dapat menjadi catatan otentik bagi para orang tua yang anaknya diwalikelasi. Mereka dapat mengetahui apa saja yang dilakukan ‘orang tua kedua di sekolah’ kepada anak-anak mereka. Buku tulisan wali kelas menjadi media yang menjelaskan bagaimana kontribusi orang tua kedua ini bagi kesuksesan anak-anaknya.

Saya mendapatkan tugas sebagai wali kelas 12 IPA 6. Saya merasakan adanya tantangan, selama ini saya tidak pernah bertemu dengan siswa kelas 11 IPA 6. Seperti apa mereka? Apakah mereka juga berpikiran yang sama, ‘seperti apa wali kelasku?’ Ketikdak-kenalan antara saya dengan 12 IPA 6 menarik untuk ditelusuri. Saya yakin, banyak yang dapat dipelajari dari setiap individu anggota kelas 12 IPA 6. Namun pertanyaan selanjutnya, ‘apakah mereka akan mendapatkan banyak pelajaran dari saya?’

Saya ingin mengetahui kehadiran saya bermanfaat ataukah mudharat pada diri mereka secara perorangan. Terbersit niat. Saya akan mengajak mereka untuk menuliskan apa perasaan, pandangan, pikiran, dan hal-hal lainnya selama mereka diwalikelasi saya.  Buku ini menggambarkan dari sisi guru, dan buku mereka menggambarkan dari sisi mereka sebagai siswa. Saya membayangkan akhir tahun, saya dan siswa-siswa saya bertukar buku dengan nama kami masing-masing di sampulnya.
Saya tidak sabar menunggu esok, ingin bertemu siswa 12 IPA 6 yang akan menjadi guru kehidupan yang akan mendewasakan ke-guru-an saya.

No comments:

Post a Comment