Wednesday, September 23, 2020

Eksplorasi Konsep - Pendidikan yang Memerdekakan Menggali Pemikiran para Tokoh

 

  • Pemikiran Ki Hadjar Dewantara mengenai konsep Pendidikan yang Memerdekakan mencakup kemandirian, kemerdekaan, kodrat alam, kodrat zaman, asas trikon, budi pekerti, dan patrap triloka.
  • Pemikiran dan praktik belajar mandiri menurut Maria Montessori, Friedrich Fröbel, Rabindranath Tagore sebagai referensi pemikiran KHD
  • Pemikiran John Dewey, John Holt, Homer Lane, dan Francisco Ferrer
  • Tambahan referensi lainnya
  1. Pemikiran apa  yang menurut Anda menarik?
  2. Siapa tokoh yang pemikirannya dapat menjadi referensi Anda?
  3. Apa  yang Anda pelajari  dari  tokoh-tokoh ini?
Ki Hajar Dewantara
Pendidikan adalah tuntunan hidup yang berhubungan dengan kodrat anak (dasarnya). 
kodrat (dasar) dan keadaan saling memengarahui disebut konvergensi. saling tarik menarik akhirnya menjadi satu. 

dasar-jiwa adalah keadaan jiwa yang asli sesuai kodratnya belum terkena pengaruh apapun. 
Ada yang memandang jiwa anak itu: 1)  ibarat sehelai kertas kosong, sehingga pendidik bisa mengisinya sesuai kehendaknya (terori rasa). 2) ibarat kertas yang sudah penuh sehingga pendidik tidak  bisa lagi mengisinya hanya bisa mengawasinya (teori negative), dan 3) sudah ada tulisan namun masih samar, sehingga pendidik bisa menegaskannya, menebalkannya (convergentie-theorie)

convergentie-theorie memandang bahwa watak manusia dibagi ke dalam dua bagian: 1) intellegible (berhubungan dengan intelektual, pikiran angan-angan) bisa diubah oleh pendidikan dan keadaan, dan 2) biologis yang tidak dapat diubah selama manusia itu hidup (misalnya rasa takut, ras malu, rasa kecewa, rasa iri, rasa egoisme, rasa sosial, rasa agama, rasa berani, dan sebagainya).

Menguasai diri adalah kunci agar tabiat biologis tidak menjadi negatif. Kecerdasan budi yang dimiliki orang yang menguasai diri sungguh baik, yaitu dapat mengadakan budi pekerti yang baik dan kokoh sehingga dapat mewujudkan kepribadian (persoonlikjkheid) dan karakter (jiwa yang berazas huhum kebatinan).
Oleh karenanya, menguasai diri adalah tujuan pendidikan dan maksud keadaban. Beschaving is zelfbeheersching’ (adab itu berarti dapat menguasai diri).

‘budi pekerti’atau ‘watak’  atau karakter diartikan sebagai bulatnya jiwa manusia, yaitu jiwa yang berazaz hukum kebatinan. Budi pekerti, watak, atau karakter merupakan hasil dari bersatunya gerak pikiran, perasaan, dan kehendak atau kemauan sehingga menimbulkan tenaga.

Jenis-Jenis Budi Pekerti
Pembagian budi pekerti menjadi beberapa jenis tesrbut berdasarkan pada sifat angan-angan, sidat perasaaan, dan sidat kemauan (analystis).

Prof. Dr. Heymans, berdasarkan hasrat seseorang
 1. Kekuasaan (machtsmensch), 2. Agama (religious mench), 3. Keindahan (kunstmensch), 4. Kegunaan atau faedah (nutsmensch atau econimisch mensch), 5. Pengetahuan atau kenyataan (wetenschaps) dan 6. Menolong mendermakan atau mengabdi (sociale mensch). 

Naluri Pendidikan
tiap-tiap orang terhadap anak-anak terbawa oleh adanya paedagogis instinct, yakni keinginan dan dan kecakapan tiap-tiap manusia untuk mendidik anak-anaknya agar selamat dan Bahagia. Naluri atau instinct disebabkan pula oleh adanya naluri yang pokok (oerinstinct), yang bertujuan agar terwujudnya keberlangsungan keturunan (ngudhi-tuwuh), behoud van de sort). 

Aturan forum diskusi:

  1. Diskusi ini bertujuan untuk mengembangkan pemahaman bersama tentang prinsip Pendidikan yang Memerdekakan.
  2. Sikap berpikiran terbuka (open-minded) dan saling menghormati menjadi nilai dasar dari proses diskusi ini.
  3. Calon pendamping saling memaparkan pandangan pribadi dan tanggapannya atas paparan calon pendamping lain.
  4. Moderator dalam diskusi ini adalah instruktur. Maka instruktur akan menentukan kesempatan bicara tiap calon pendamping. Ketika salah seorang calon pendamping sedang berbicara, maka calon pendamping lainnya menyimak dalam kondisi microphone dimatikan sesaat




Saya mengajar Bahasa Inggris pada siswa yang tidak menggunakan bahasa Inggris dan bahakan merasa tidak  butuh bahaa Inggris. 
Prinsip pendidikan yang saya yakini selama ini adalah bahwa setiap siswa dapat belajar Bahasa Inggris. Mereka dapat menguasai bahasa INggris dengan baik selama mereka memberikan kesempatan dirinya sendiri untuk berlatih, mencoba dan menggunakan bahasa asing tersebut dalam kesehariannya, 

Pemikiran baru yang saya dapatkan dari konsep adalah bahwa benar jika setiap siswa memiliki peluang yang sama untuk menguasai bahasa Inggris. Secara kodrat mereka memiliki bekal yang sama. Namun tinggal apakah watak inteligible (yang bisa diubah) atau biologis (yang tidal bisa diubah) yang dominan berkembang pada dirinya. dalam hal ini kodrat dasar manusia dan keadaan saling memengaruhi atau konvetgensi, tinggal lebh condong ke mana sehingga menjadi satu watak baru. 

Pemikiran baru ini  memengaruhi pemikiran saya saat ini baha tugas guru menjadi jelas bahwa dia harus menghormati siswanya sesuai kodratnya sehingga dia bisa mengoptimalkan apa yang ada pada dirinya, bukan memaksakan kehendak sehingga siswa menjadi orang lain.

Tantangan yang dihadapi terkait pemikiran baru ini adalah terkait memahamkan  dan menginsyafkan guru bahwa mengajar bukan untuk sekadar menguasai satu bahsa Inggris, lebih dari itu membantu siswa menguasai bahasa agar bisa menunjukkan bahwa dia menguasai dirinya ketika menyampaikan gagasan pada kondisi marah atau tertekan. Untuk mewujudkan itu, guru harus kembali mereflesikan cara emngajarnya, meninjau kembali bagaimana cara pandangnya terhadap pengajaran dan siswa. 

Saya sepakat dengan Pa Angga bahwa sekolah belum menjadi taman yang menyenangkan. Alasannya selama ini sekolah menjadi sebuah tempat dimana jiwa kompetisi dibangun begitu kuat. Par siswa berlomba-lomba menjadi yang nomor satu.  Siswa pandai mendapat posisi di atas dan mendapat priveledge tertentu. walaupun tanking dihilangkan, namun tetap siswa bernilai tinggi dipandang siswa berhasil. 
From 03_B1_42_LIZA ENZELLUTHFIYAH to Everyone:  03:01 PM
sepakat pa Angga. istilah taman siswa lebih menyenangkan dari pada sekolah mungkin. Makanya sekarang diterapkan sistem sekolah ramah anak, lebih melekat dengan istilah taman siswa

Setuju Pa Obing, prinsip pendidikan adalah untuk menggali dan potensi siswa. Alasannya itulah tujuan mulia pendidikan. Masalahnya setelah masuk sekolah, siswa menjadi mati kreatifitasnya. contoh tadi ada siswa yang mengerjakannya beda dengan cara guru, dianggap salah.  Pa Dadang, guru jangan berhenti belajar. Guru berkuasa: menyuruh, melarang. 
Pa Ade: Prinsip: Kemerdekaan. Beban mata pelajaran. Kurangnya keteladanan dari pendidik. 
PA Ali: keteladanan, guru, orangtua. bagiamana Bapa mengakak orangtua untuk menjadi teladan
Ibu Ade: Ilmu tidak berat
Arum: menemukan jati dirinya. Ukuran keberhasilan ditetapkan memalui instumen penilaian. 

No comments:

Post a Comment