Friday, September 25, 2020

PGP Hari ke-5

 

Kepemimpinan Menuju Transformasi Pendidikan

Transformasi pendidikan adalah suatu bentuk perubahan praktik-praktik baik dalam dunia pendidikan yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Adanya transformasi pendidikan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.

Dalam melakukan transformasi pendidikan yang berkelanjutan dibutuhkan setidak-tidaknya tiga elemen

  1. inisiatif pendidikan yang dilakukan, 
  2. pemimpin, dan 
  3. pengikut. 
Inisiatif yang dilakukan haruslah jelas, mudah dimengerti dan tentunya mudah untuk diikuti/ dilakukan, sehingga akan mempermudah semakin banyak orang yang mengikuti inisiatif tersebut. Kita dapat menggunakan model BAGJA Inkuiri Apresiatif untuk menentukan praktik baik pendidikan apa yang akan kita inisiasi di komunitas/daerah di sekitar kita.

“Jika kita tidak berubah, kita tidak bertumbuh. Jika kita tidak bertumbuh, maka kita tidak hidup.”

(Gail Sheehy)


Apa itu transformasi pendidikan dan Mengapa Kita Perlu Peduli?

Setiap saat, tatanan sosial dalam suatu entitas akan senantiasa mengalami perubahan, baik dalam skala mikro maupun makro. Demikian halnya ekosistem pendidikan di sekitar kita. Bisa dipastikan setiap ekosistem pendidikan di daerah-daerah mengalami dinamika dari waktu ke waktu.

Menurut Wilterdink, Profesor sosiologi di University of Amsterdam, perubahan sosial adalah mekanisme perubahan pada suatu tatanan struktur sosial yang ditandai dengan adanya perubahan simbol kebudayaan, peraturan perilaku, organisasi sosial dan sistem nilai (Encyclopaedia Britannica, 2019). Ada banyak faktor yang memengaruhi terjadinya perubahan sosial, salah satunya adalah transformasi pendidikan; sebuah inisiatif yang dilakukan oleh sekelompok orang atas dasar dan untuk mencapai tujuan tertentu.

Transformasi sosial dapat didefinisikan sebagai jejaring interaksi informal dalam keragaman individu, grup atau organisasi yang terkait dengan konflik kebudayaan maupun politik berdasarkan identitas kolektif yang dimiliki bersama-sama  (Diani, 1995). Berdasarkan definisi tersebut, maka segala bentuk daya upaya terstruktur maupun tidak terstruktur yang dilakukan dengan tujuan membuat perubahan positif dalam praktik-praktik pendidikan dalam suatu ekosistem yang dilakukan atas kesamaan identitas kolektif juga dapat dikategorikan sebagai transformasi pendidikan.

Transformasi pendidikan sangat diperlukan untuk mengubah suatu kondisi tatanan sosial kemasyarakatan menjadi lebih baik. Misalnya dalam konteks pendidikan, transformasi pendidikan diperlukan untuk mengubah praktik pendidikan yang kurang berpihak pada anak menjadi praktik pendidikan yang berpusat pada anak. Adanya transformasi pendidikan akan mempercepat proses transformasi pendidikan di berbagai daerah di Indonesia.

Apa itu transformasi pendidikan dan Mengapa Kita Perlu Peduli?

Banyak topik diskusi, seminar dan buku yang membahas tentang bagaimana menjadi seorang pemimpin dan membawa perubahan, mulai dari yang sifatnya teoritis hingga praktis. Ada banyak teori transformasi pendidikan yang dapat kita pelajari dari berbagai referensi. Namun dalam modul ini kita akan membahas transformasi pendidikan dari sisi implementasi praktis.

Ilustrasi kejadian yang ditampilkan dalam video pada aktivitas sebelumnya menggambarkan bagaimana inisiatif transformasi pendidikan dimulai, dijalankan dan dapat terus berjalan hingga menghasilkan sebuah gerakan yang diikuti oleh sebagian besar orang. Video tersebut dapat menjadi studi kasus yang sangat komprehensif dalam menggambarkan elemen-elemen penting dalam suatu transformasi pendidikan.


Dalam bukunya, Inkuiri Apresiatif: A Positive Revolution in Change, David Cooperrider mendefinisikan bahwa Inkuiri Apresiatif adalah suatu filosofi, suatu landasan berpikir yang berfokus pada upaya kooperatif menemukan hal positif dalam diri seseorang, dalam suatu organisasi dan dunia di sekitarnya baik di masa lalu, masa kini maupun masa depan.

Sebagai pendekatan berbasis potensi, Inkuiri Apresiatif dinilai sangatlah penting dalam pendidikan dan sangat berharga dalam mempromosikan nilai positif dalam suatu ekosistem pendidikan (Waters, L. & White, M., 2015).

Pendekatan ini dinilai lebih baik dibandingkan pendekatan berbasis kekurangan (deficit based thinking) yang justru akan mengarah pada ketidakpercayaan dan berkurangnya komitmen pemangku kepentingan di suatu ekosistem pendidikan. 

Ada 2 pertanyaan yang dapat Anda renungkan, dan dapat Anda jawab di akhir pembelajaran materi ini, yaitu:


  1. Apa tiga hal mendasar yang harus ada ketika kita akan melakukan transformasi pendidikan yang berkelanjutan?
  2. Bagaimana model BAGJA inkuiri apresiatif dapat membantu kita menentukan inisiatif transformasi pendidikan yang akan kita lakukan?

Setelah menyelesaikan modul ini, peserta diharapkan dapat menjadi pendamping guru penggerak yang mampu:

  1. Mendemonstrasikan pemahaman tentang elemen-elemen kunci dalam melakukan suatu transformasi pendidikan.
  2. Mendemonstrasikan kemampuan menentukan inisiatif pendidikan menggunakan pendekatan BAGJA Inkuiri Apresiatif.

  1. Saya memberikan pendampingan membaca dan menulis di SMAN 1 Cianjur kepada 168 siswa dan 25 orang guru dalam progam  unngulan literasi Smansa atau Geulis 161.
  2. Saya mencontohkan bagaiama speech to text pada hape dapat digunakan untuk memudahkan menulis.
  3. Saya menggabungkan para siswa dan guru yang ingin membaca dan menulis sebagai kontributor Blogger Geulis 161 dan Blogger Geulis 161.2
  4. Saya mencontohkan cara membuat kerangka tulisan fiksi dan non fiksi dan menjelaskan bagaimana mendagingi kerangaka tersebut.

Question #2

2

Response is required
Response is required

Kapan terakhir kali Anda mengajak orang lain untuk terlibat dalam inisiatif transformasi pendidikan yang Anda lakukan?

 Pekan lalu 
 Sekitar 1 bulan yang lalu  
 Lebih dari 1 bulan yang lalu  
 tidak pernah  
Question #3

3

Response is required
Response is required

  1. Saya ingin menularkan keberhasilan program Menulis 100 buku dalam 40 hari yang pernah saya lakukan di SMAN 2 Cianjur 
  2. SMAN 1 Cianjur ingin ada gebyar dies natalis ke 61 dengan pameran buku yang ditulis tunggal (bukan antologi atau kumpulan tulisan)  hasil karya guru dan siswa SMAN 1 Cianjur sejumlah 161 judul.
  3. Hal ini penting saya lakukan karena melatih membaca yang dilanjutkan dengan menulis membantu guru dan siswa memiliki keterampilan membaca dan menulis. 

Question #4

4

Response is required
Response is required

  1. Para guru dan siswa yang mengikuti program  bergerak untuk membaca sebagai syarat untuk bisa menulis
  2. Para guru dan siswa yang mengikuti programmulai menulis di Blogger Geulis 161 dan Blogger Geulis 161.2 secara rutin
  3. Para guru dan siswa yang mengikuti program memaksa diri mereka sendiri untuk menyisihkan waktunya untuk membaca dan menulis

Question #5

5

Response is required
Response is required

  1. Kegiatan berjalan lancar karena ada bantuan Kepala Sekolah
  2. Para guru dan siswa memiliki kebiasaan membaca dan mulai bersedia menulis 
Agar hal tersebut dapat ditingkatkan, sekolah menyediakan kegiatan ekstrakurikuler membaca dan menulis. Dengan demikian kegiatan membaca dan menulis di luar jam pelajaran  bukan sekadar kegiatan temporer untuk sedikit pamer bahwa sekolah telah berhasil menghasilkan buku yang ditulis oleh guru dan siswa.


5D ke BAGJA Define, Discover, Dream, Design, Deliver
Saya ingin menyenangkan dan bermakna. Buat spesifik, menyenangkan itu seperti apa? bermakna seperti apa?
Saya ingin siswa tidak menyontek saat menjawab soal matematika



Inquiry Apresiatif
Manajemen perubahan inquiry apresiatif diambil dari 5D menjadi BAGJA
1, Buat pertanyaan utama (mencari tahu apa fokus utama dari inquiry, apa yang mau dicapai). 
2. Ambil pelajaran (menemukan dan mengambil pelajaran berdsarkan hal yang telah dileawti, apa keunggulan, apa pengalaman baik yang bisa dipelajari, apa inisiatif yang telah dilakukan, sehingga bisa fokus pada kekuatan yang telah ada
3. Gali impian. Gali impian secar ideal dalam sebuah narasi, apa impian kita bersama, apa
4. Jabarkan rencana. Menjabarkan secara rinci yang akan akan dicapai. idektifikasi tindakan yang akan dilakakukan, siapa melakukan apa, apa langkah kecuil berurutan yang perlu dilakukan, apa langkah besar yang harus dilakukan agar perubahan semakin besar.
5. Atur eksekusi. 

  1. Bagaimana awal mula Anda melakukan inisiatif transformasi pendidikan di daerah/komunitas terdekat Anda?
  2. Sejauh ini elemen BAGJA manakah yang sudah Anda implementasikan dalam melakukan inisiatif transformasi pendidikan?
  3. Berdasarkan pengalaman yang sudah Anda miliki, menurut Anda bagaimana model BAGJA inkuiri ini dapat membantu Anda mengaktivasi inisiatif transformasi pendidikan di daerah Anda?


https://voca.ro/1mHKxLK4t46o 

1 comment: