Tuesday, September 29, 2020

SPMI LPMP dan PGP hari ke-7

 Hari Selasa, 29 September 2020

Dr. Budi Setiadi monev mutu di masa AKB

Dr. Budi penyaji zoom

Besok, on, berkunjung ke satuan pendidikan dengan membawa pengetahuan hari ini dan hari kemarin. Pedoman BDR dari Kemdikbud untuk kembali dibaca karena menjadi pedoman selama pelaksanaan monev. Konteks fokus supervisi mutu kali ini ke BDR yang berbeda dengan kondisi normal. 










Analisis





























gagasan untuk menulis jurnal:
Jaminan kualitas mutu sekolah melalui SPMI

gunakan rangkaian kegiatan supervisi SPMI sebagai bahan untuk menulis jurnal.

PGP
Modul Coaching ini dirancang untuk membekali Anda dengan kompetensi “Orientasi pada Peserta Didik” dan “Mengembangkan Orang Lain”.  Dua Kompetensi ini membekali Anda sehingga Anda akan dapat bermitra dengan Calon Guru Penggerak untuk mengoptimalkan potensi terbaik mereka.

Pemahaman Esensial

Pendamping guru penggerak dapat berperan sebagai seorang coach bagi guru penggerak dalam mengembangkan kompetensi mereka, di mana posisi pendamping terhadap guru penggerak adalah mitra, yang menndengarkan secara aktif dan mengajukan pertanyaan untuk memicu pemikiran, yang bertujuan untuk memaksimalkan potensi pribadi dan profesional guru penggerak.

  1. Definisi Coaching, Perbedaan dengan Pendekatan Lain, dan Pola Pikir Coach
  2. Alur Percakapan dan Kompetensi Coaching
  3. Menyusun Strategi dan Rencana Pengembangan Kompetensi
Evaluasi 360 derajat 
“Fungsi atau tujuan utama dari penilaian kelas adalah untuk memberikan umpan balik atas suatu aktivitas belajar terhadap peserta; dengan sasaran membantu peserta tersebut memperbaiki aktivitas belajarnya di masa depan" (Brookhart M., Susan, H. McMillan, James. 2019. Classroom Assessment and Educational Measurement. Routledge)
Sebagai penjelasan singkat, evaluasi 360 derajat adalah salah satu teknik atau metode evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai kinerja individu. Teknik atau metode tersebut biasanya digunakan dalam dunia pekerjaan, namun tidak menutup kemungkinan untuk dilakukan pada hal lainnya (Misalnya: dalam dunia pendidikan, pelaksanaan proyek, dsb). Dengan teknik atau metode 360 derajat, individu akan mengetahui penilaian terkait kinerja atau proyek yang sedang dilakukannya dari berbagai sudut pandang pengamatan yang berkaitan dengan proyek atau tugas yang sedang dilakukan. 

  1. Apa itu coaching?
  2. Apa bedanya coaching dengan training, mentoring, konseling, dan fasilitasi?
  3. Pola pikir apa yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
  4. Prinsip apa saja yang perlu dipegang oleh seorang coach?
  5. Bagaimana alur percakapan coaching?
  6. Kompetensi apa yang perlu dimiliki oleh seorang coach?
  7. Bagaimana menyusun rencana pendampingan dengan menggunakan pendekatan coaching?
  1. membedakan antara coaching, mentoring, konseling, dan fasilitasi;
  2. memahami bagaimana melakukan percakapan coaching;
  3. mengembangkan rencana pembelajaran untuk pengembangan diri.
Guru Penggerak yang mampu:
  1. menjelaskan apa yang dimaksud dengan coaching, mentoring, konseling, fasilitasi, dan prinsip-prinsipnya, serta perbedaannya;
  2. menjelaskan pola pikir apa yang harus dimiliki oleh seorang coach dan bagaimana mengembangkannya;
  3. memahami bagaimana melakukan percakapan dengan alur percakapan TIRTA;TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, TAnggung jawab).
  4. mengambil intisari informasi-informasi yang diperoleh dari proses mendengarkan, menggalinya dengan pertanyaan berbobot, dan menyajikannya kembali kepada coachee untuk memicu kesadaran baru;
  5. mengembangkan rencana pembelajaran untuk mengembangkan diri sendiri;
  6. mengembangkan rencana pendampingan untuk mengembangkan potensi calon guru penggerak dalam program dengan jangka waktu tertentu.
Mandiri
  1. Pendamping membaca bahan bacaan yang diberikan oleh instruktur dan yang didapat dari riset mandiri.
  2. Pendamping merekam hal-hal penting dari yang dibaca dan menambahkan contoh-contoh kejadian yang menggambarkan situasi coaching, mentoring, konseling, dan fasilitasi.
  3. Pendamping diperkenalkan dengan konsep percakapan coaching TIRTA (Tujuan, Identifikasi, Rencana aksi, TAnggung jawab).
  4. Pendamping mempelajari cara mendengarkan aktif dan bagaimana bisa melakukannya.
  5. Pendamping mempelajari bagaimana cara membangun struktur pertanyaan yang terbuka, memicu pemikiran, dan berasal dari mendengarkan.
  6. Pendamping menyusun draf strategi rencana untuk pengembangan diri dan CGP.
Forum Diskusi
  1. Pendamping mendiskusikan prinsip-prinsip yang harus dipegang seorang coach dan mengenali perbedaannya dengan pendekatan lain seperti, mentor, fasilitasi, dan konselor.
  2. Pendamping mendiskusikan pola pikir seperti apa yang harus dimiliki oleh seorang coach.
  3. Pendamping mendiskusikan bersama instruktur mengenai pemahaman mereka tentang konsep TIRTA, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot.
  4. Pendamping mencoba melakukan percakapan semata-mata berdasarkan alur TIRTA, sehingga diperoleh pengalaman sebagai coach dan coachee.
  5. Pendamping menyaksikan simulasi percakapan coaching oleh instruktur.
  6. Pendamping mempelajari bahan cara membuat rencana pendampingan.
  7. Pendamping mendapatkan umpan balik dari instruktur untuk draf rencana pendampingan yang sudah mereka susun.
  8. Pendamping mendokumentasi dan merekam umpan balik dari instruktur



No comments:

Post a Comment