Ketika wabah Corona menyerang, warung Mang Nana pindah tempat. Semula dari Pinggir Jalan Kartini bergeser menjadi di sebelah toko berbau Jepang, saya lupa namanya, Naiso?
Ketika pergi ke warung ada keraguan. keraguannya adalah apakah aman belanja ke warung. karena nanti akan bertemu dengan pembeli lainnya. Tapi karena kebutuhan mendesak Akhirnya saya pergi ke warung Mang Nana.
Pada saat wabah, warung Mang Nana tidak seramai hari-hari biasa. Pengunjung sedikit berkurang. Atau mungkin karena saya datangnya yang siang. Setahu saya warung mengena ramai di pagi hari.
Barang-barang yang dijualnya tidak seramai hari biasa.
Yang ramai dibicarakan adalah harganya. Harga barang-barangnya semakin mahal. Kabarnya para pedagang tidak mendapatkan pasokan dari para petani. Mungkin karena faktor pengiriman barang dari petani ke kota terhambat. Padahal saya dengar dari kakak saya yang tinggal di kampung, katanya beberapa petani menjerit karena barang-barang hasil panennya tidak ada yang membeli. Wabah mengakibatkan tidak bertemunya petani dengan agen-agen pembeli panen akibatnya para konsumen tidak mendapatkan barang-barang yang telah dipelihara petani.
No comments:
Post a Comment